Malam begitu cepat dan Lavisa sudah harus terbiasa dengan rutinitas pagi bahkan kesehariannya saat ini lebih tertata daripada sebelumnya. Di pagi hari ia harus bangun lebih pagi karena harus berolahraga bersama keluarganya, setelah itu mereka harus sarapan bersama sebelum menjalani pekerjaan masin-masing. Selain itu Lavisa juga harus mengikuti jam makan yang disediakan Jennie. Bukan hanya jam makan pagi, siang dan malam namun snack yang harus ia makan. Itu akan membuat gizi Lavisa akan terpenuhi.
Awalnya Lavisa tidak terbiasa dengan hal tersebut, namun karena ia diberikan vitamin yang membuatnya kelaparan. Membuat dirinya selalu nafsu ketika melihat makanan yang disediakan. Meskipun sayur masih menjadi musuh terbesar Lavisa. Tapi hal itu membuat Jennie semakin memikirkan cara-cara untuk Lavisa bisa memakan sayur tanpa ada drama. Seperti malam ini, keempatnya sudah berkumpul untuk makan bersama. Jennie sudah menyiapkan makanan untuk kakak serta adiknya. Dan seperti biasanya, si bungsu sudah menunjukkan wajah cemberutnya.
"Kenapa sih setiap makan, setiap hari harus makan sayur" ujar Lavisa yang tidak suka karena menu malam ini berisi sayur bayam, ayam, ikan, tempe dan juga tahu.
"Karena itu penting, supaya sehat dan tulang-tulang ini bisa keisi sama lemak dikit" jawab Jennie yang lagi-lagi membuat Rose tertawa
"Makanya jangan kurang gizi, jadi disuruh makan sayur terus" balas Rose yang membuat Lavisa kesal.
Akhir-akhir ini kakaknya yang satu itu sangat jahil dan iseng padanya. Padahal setelah orang tuanya meninggal, Rose menjadi salah satu yang sangat peduli dengan Lavisa. Namun akhir-akhir ini setelah peraturan itu ada, Rose menjadi sosok yang menyebalkan untuk sang adik. Celotehan yang dikeluarkan Rose pasti ledekkan yang membuat Lavisa kesal.
"Aku udah ga kurang gizi, ini udah ada lemaknya kok" Lavisa menunjuk perutnya yang memang sudah berisi daripada sebelumnya
"Ih gendut, nanti kalau udah sekolah gimana tuh. Nanti ga bisa lari-lari pas dikejar-kejar guru lagi gara-gara keberatan badan" Lavisa merasa serba salah karena badannya yang kurus akan mendapat ledekkan dari kakaknya sedangkan saat ini badannya yang sudah berisi tetap menjadi bahan ledekkan.
"Terus maunya gimana sih, aku kurus salah, aku berisi salah juga" Lavisa menggunakan nada kesalnya yang membuat Jennie serta Soya menggelengkan kepalanya secara bersamaan
"Gaada yang salah. Yang salah kalo kamu masih marah-marah dan ga makan sayurnya" kali ini suara Jennie yang menenangkan keduanya
"Osi, jangan diledekkin terus adiknya. Lanjutin makannya" Rose pun hanya tersenyum dan melanjutkan makannya.
Keempatnya meneruskan makannya secara tenang dan sekarang ini mereka sedang berada di ruang tamu. Karena besok adalah hari sabtu, maka mereka memutuskan untuk menonton film bersama sampai tengah malam. Karena besok Lavisa pun libur, jadi tidak masalah untuk hari ini tidur lebih dari yang dijadwalkan. Soya pun tidak masalah kalau si bungsu tidur lebih larut, asalkan Lavisa tidak keluar dari rumah dan masih bersama dengan keluarganya.
Di ruang tamu mereka sudah memegang snack dan juga makanan ringan yang disediakan Bi Ijah. Sudah lama ruang tamu tidak seperti ini, biasanya hanya Lavisa yang menonton film sendirian atau berdua bersama Bi Ijah. Saat ini, keempatnya sedang menikmati series Netflix terbaru yaitu The Brother Sun. Lavisa yang memang menyukai genre action pun sangat semangat di saat menonton series tersebut.
"La, kamu bukannya dulu pernah latihan boxing juga ya?" tanya Jennie di saat series tersebut sedang menampilkan beberapa orang berkelahi
"Iya, aku waktu itu boxing sama beberapa kali juga muay thai. Cuman sekarang ga aku lanjutin, kalo lagi pengen aja" jawab Lavisa yang masih berkonsentrasi untuk menonton

KAMU SEDANG MEMBACA
The Different
FanfictionKeluarga dianggap rumah untuk setiap manusia di bumi, dijadikan tempat untuk pulang dan beristirahat di saat lelah. Tapi berbeda dengan Lavisa yang menjadikan keluarganya sebagai tempat kost-kostan aja. Tempat untuk tidur, makan dan mandi saja tapi...