Setelah melewati malam hari yang begitu cepat. Keempat adik kakak tersebut pun langsung mengawali paginya dengan berolahraga. Badan Lavisa saat ini sudah terbiasa dengan olahraga pagi namun untuk bangun pagi di saat ia mengalami insom membuatnya kesusahan untuk meembangunkan dirinya dari tempat tidur. Untungnya Jennie dan Soya selalu membangunkannya untuk berolahraga. Jika keduanya yang membangunkannya, mana berani Lavisa menolaknya.
Selesai mereka berolahraga, Jennie langsung menyiapkan sarapan dan saudari-saudarinya bersiap-siap untuk membersihkan diri terlebih dulu. Biasanya Jennie akan bergabung dengan Bi Ijah terlebih dulu untuk memasak sarapan setelah itu ia akan membersihkan diri dan langsung kembali ke ruang makan. Jennie memang dari dulu sangat suka masak. Apalagi di saat ia sedang luang dari kesibukkan rumah sakit. Pasti ia gunakan untuk memasak. Jadi aktivitasnya saat ini sangat ia sukai dan ia tidak merasa repot menyiapkan makanan untuk kakak serta adik-adiknya.
Setengah jam pun berlalu, sekarang ini mereka ada di ruang tamu dengan Jennie yang sudah menyiapkan makanan di piring mereka masing-masing. Jennie sengaja memasaka nasi goreng namun dengan sayur serta protein di dalamnya agar Lavisa tidak bosan dengan makan sayur. Jika dilihat-lihat, Lavisa akan lebih semangat memakan nasi goreng daripada nasi putih dengan lauk.
Seperti dugaan Jennie, Lavisa memakannya dengan lahap bahkan ia tidak sadar kalau pipinya penuh serta menggembung. Yang membuat Jennie sangat senang karena melihat Lavisa yang terlihat menggemaskan.
"Makannya pelan-pelan. Gaada yang mau makan makanan kamu"Jennie membersihkan sudut bibir sang adik yang sedkit berantakkan
"Mwakanan kak Nwini swelalu wenak" ucapan Lavisa yang tidak jelas membuat ketiga kakaknya tertawa
"Kunyah dulu baru ngomong" ucapan Jennie hanya diangguki kepala oleh Lavisa dan ia tetap melanjutkan makanannya.
Seusai keempatnya makan, Lavisa ingin mempersiapkan diri utntuk meminta izin kepada ketiga kakaknya keluar rumah. Seperti obrolan semalam bersama teman-temannya. Ia sangat merinduka Bunda Rafa dan ingin bertemu sesekali dengan teman-temannya.
"Kak Chu, Kak Ni, Kak Osi" ketiganya serempak menatap mengarah ke Lavisa
"Aku mau izin keluar rumah apa boleh? Aku kangen sama bunda Rafa dan temen-temenku. Kemarin Rafa juga bilang kalau bunda nyariin aku. Cuman sebentar aja kok. Aku ga aneh-aneh beneran" Lavisa meminta izin sambil menundukkan wajahnya karena disaat ia bialng keluar rumah, ketiganya langsung mengeryitkan dahi serta menatap tajam
"Kapan?" Tanya Jennie dengan singkat
"Hari ini boleh?" jawab Lavisa sambil menatap kakaknya satu per satu
"Kakak mau izinin kalau nanti diantar supir dan ga boleh pulang dari jam 7 malam. Kamu makan malam bisa di sini. Gimana?" Lavisa sangat senang saat Soya mengizinkannya
"Kalau kak Chu izinin kakak bisa apa. Tapi inget jangan macam-macam" pernyataan Jennie diangguki kepalah oleh Rose karna ia bisa apa kalo kedua kakaknya berkata iya
"Makasih kakk. Janji ga aneh-aneh kok" ucapan Lavisa disambut senyuman oleh Soya.
Lavisa pun langsung ke kamarnya untuk bersiap-siap mengikuti homeschooling dan ketiga kakaknya secara diam-diam membicarakn dirinya di ruangan Soya.
"Kalian tenang aja, kakak udah minta bodyguard jaga Lavisa dari jauh. Jadi kalau dia aneh-aneh akan kakak hukum" pernyataan Soya disetujui oleh kedua adiknya
Mereka tahu kalau adiknya sudah berubah jika di rumah tapi tidak ada yang tahu saat di luar rumah apakah sifat Lavisa sama atau beruabha. Saat ini mereka berjaga-jaga agar tetap mengetahui tingkah laku Lavisa tanpa sepengetahuan si bungsu.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Different
Fiksi PenggemarKeluarga dianggap rumah untuk setiap manusia di bumi, dijadikan tempat untuk pulang dan beristirahat di saat lelah. Tapi berbeda dengan Lavisa yang menjadikan keluarganya sebagai tempat kost-kostan aja. Tempat untuk tidur, makan dan mandi saja tapi...