35 - Check Up

1.1K 166 20
                                        

Malam berakhir dengan cepat. Sekarang keempatnya sedang di ruangan rumah sakit Jessica untuk memeriksa mata Lavisa. Sesungguhnya Lavisa sangat takut dengan hasil pemeriksaannya. Ia takut kalau ternyata yang ia lakukan hari ini tidak berhasil dan ternyata makin parah. Sedari tadi Lavisa sudah menunjukkan wajahnya kalau ia sedang gugup.

"Kamu kenapa tanganya sedingin ini? Takut?" tanya Jennie sambil memegang tangan sang adik yang terasa dingin. Sesungguhnya Jennie sudah tahu kalau Lavisa sedaritadi sudah gugup karena wajah serta tangan yang ia peganng daritadi menunjukkan kalau si bungsu sedang gugup.

"Aku takut kalau ternyata mata aku makin parah" Lavisa menjawabnya dengan nada yang sedikit sedih

"Kenapa kamu ngomong kayak gitu? Apa akhir-akhir ini ada yang kamu rasa?" tanya Jessica dengan nada lembut.

Lavisa yang mendengar pertanyaan Jessica hanya bisa menunduk takut. Ia ingin jujur namun takut diomeli oleh ketiga kakaknya karena tidak jujur dengan apa yang ia rasakan.

"Jujur aja supaya dokter bisa tahu apa yang harus dilakukan La" timpal Soya dengan nada lembutnya

"Bukannya kata kamu kemarin pusingnya udah baikkan dan buramnya ga terlalu?" sambung Rose

"Iya bener, Lala ga bohong kalo masalah pusingnya udah baikkan tapi kadang Lala juga ngerasa pusing banget terus matanya kalau pake kacamata burem tapi kalau ga pake kacamata ga terlalu buram" Lavisa menjelaskan dengan nada seperti anak kecil yang sedang mengadu

"Dokter butuh periksa mata Lala lagi sekarang. Dari gejala yang Lala bilang, dokter udah tahu sebenarnya Lala kenapa tapi dokter mau pastiin lagi. Ayok keruangan sana lagi, kita periksa" Ajak dokter Jessica sambil tersenyum lebar.

Dengan patuh, Lavisa mengikuti Jessica dari belakang. Untungnya pemeriksaan kali ini tidak selama seperti awal pemeriksaan. Kali ini membutuhkan waktu 30 menit untuk pemeriksaan mata Lavisa. Bukan hanya Lavisa yang gugup. Namun ketiga kakak Lavisa pun juga. Mereka takutkalau ternyata usaha yang mereka lakukan tidak membuahkan hasil baik.

Lamunan ketiga kakak Lavisa terpecah saat pintu ruangan Jessica terbuka. Darisana terlihat Lavisa yang tidak memakan kacamata serta langsung duduk di tengah Soya serta Jennie dan menyenderkan kepalanya ke pundak Jennie.

"Kenapa kamu ga pakai kacamatanya?" tanya Rose dengan cepat karena melihat wajah sang adik yang sedkit sedih seperti menahan sakit

"Aku yang suruh untuk Lavisa lepas kacamatanya" jawab Jessica yang membuat ketiga kakak Lavisa memasang muka serius

"Apa angka keburamannya menaik kak?" tanya Jennie. Karena menurut dirinya ada dua kemungkinan Lavisa tidak memakai kacamata yang sama. Kemungkinan pertama keburaman adiknya menurun atau yang kedua, angka keburamannya menaik. Jadi dibutuhkan kacamata baru

"Ya mungkin dokter Jennie juga paham kenapa aku meminta Lavisa lepas kacamatanya. Dari gejala Lavisa, ada dua kemungkinan yaitu Lavisa angka keburamannya turun atau sebaliknya. Setelah diperiksa dan tadi ngobrol sama Lavisa mengenai kegiatannya akhir-akhir ini. Dugaan aku benar, angka keburaman Lavisa menurun 15%. Angkanya kembali seperti awal sebelum Lavisa terkena benturan yang kedua" penjelasan Jessica membuat keempatnya tersenyum

"Tapi, jangan terlalu senang dulu. Karena aku tetap mau Lavisa harus jaga pola hidup, makanan dan kegiatannya. Untuk obat akan aku kasih resep lagi tapi beda dosis sama nanti Lavisa akan dikasih kacamata baru" lanjut Jessica dengan penjelasannya

"Okay dok" Jawab Lavisa dengan semangat

"Rencana kita mau kasih Lavisa jam nonton. Kira-kira yang ideal berapa jam dan kapan aja kak?"tanya Jennie dengan nada yang serius

"Menurut aku selama pencahayaan bagus dan jaraknya tidak terlalu dekat. Boleh aja Lavisa nonton di malam hari. Lavisa bisa nonton di pagi, siang atau malam hari itu bebas tapi jangan sampai di atas jam 22.00 nanti matanya jadi capek. Untuk berapa jamnya bisa 3-5 jam untuk nonton atau main games. Tapi, jangan langsung nonton 5 jam ya, bisa dikasih waktu jeda untuk istirahat matanya" ketiga kakak Lavisa langsung menganggukkan kepalanya. Sedangkan Lavisa hanya bisa menyimak karena nantinya akan ada aturan baru dari ketiga kakaknya bukan dari dokter Jessica

"Denger ya La jangan nonton di atas jam 22.00. Itu waktunya tidur kan dok?" kata Rose yang membuat Jessica tersenyum

"Bener, anak kicil kayak kamu harus tidur sebelum jam 22.00" ucap Jessica dengan nada meledek

"Kenapa dokter sekarang suka ngeledek Lala juga sih?" Lavisa mengeluarkan nada sebalnya dan membuat Jessica langsung tertawa

"Jen, mending kamu bawa pulang anak ini sekarang. Sebelum aku cubit pipinya karena gemes banget tingkahnya sekarang" ucap Jessica yang membuat ketiga kakak Lavisa tertawa

"Kakak, ayok pulang. Lala takut dicubit" Lavisa sedikit berbisik serta memeluk Jennie dari samping

"Tuhkaan aakkk pengen banget aku cubit" lagi-lagi Jessica mengepalkan tangannya karena melihat Lavisa yang terlihat gemas

"Jangan dicubit kak Jes. Anaknya nanti nangis" timpalan Rose membuat sekluruh orang yang di ruangan tertawa kecuali Lavisa yang mencemberutkan wajahnya.

------------------------------------------------------------

Siapa yang rindu dengan si anak kicil menggemaskan ini

The DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang