Setelah kejadian Gulf pergi dari rumah tanpa berpamitan pada anak-anaknya, Nata tidak berhenti bicara gadis kecil itu masih kesal dengan Buna dan daddy nya, karna pergi tidak mengajaknya.
"Sayang! Ayo sarapan dulu,"
"Nda mau! Nata sedang marah dengan Buna dan daddy,"
"Marah kenapa sayang?"
"Karna Buna tidak mau ajak Nata pergi menjemput daddy,"
"Buna minta maaf ya, lain kali Buna janji akan mengajak Nata, jika daddy kerja keluar kota lagi,"
"Buna bohong,"
"Tidak!"
Gulf memasang wajah sedih dan bahkan ia pura-pura menangis, agar putri kecilnya tidak merajuk lagi padanya.
"Papa kenapa menangis?" Tanya Win yang baru datang.
"Hiksss! Papa sedang sedih karna ada salah satu anak Papa yang tidak sayang lagi dengan Papa,"
"Siapa orang nya Pa! Paw, Hana, atau Nata?"
"Phi! Nata sayang Buna, Nata hanya sedikit marah karna Buna nda ajak kemarin," Jawab Nata dengan cepat.
"Phi Win juga tidak di ajak, tapi Phi tidak marah dengan Papa, lihat Phi Paw dan Phi Hana pun tidak ada yang marah dengan Papa,"
Nata hanya diam sambil melihat kearah Buna nya, yang masih menampilkan wajah sedihnya membuat Nata merasa bersalah.
"Buna! Nata minta maaf, Nata sayang Buna,"
"Peluk Buna dulu, setelah itu Buna maafkan,"
Nata pun berlari kearah Gulf lalu memeluknya erat sambil menangis sedih, Mew dan Tuan Mario yang baru datang pun di buat bingung melihat kejadian yang ada di hadapannya.
"Ada apa ini?" Tanya Tuan Mario.
"Biasa kek, ada yang merajuk tidak di ajak pergi oleh Papa kemarin," Jawab Hana.
"Besok kita pergi jalan-jalan, Papa dan daddy kalian tidak perlu di ajak, bagaimana. Mau tidak?"
"Mau!" Ucap ketiga bocah itu dengan semangat, sedangkan Nata masih betah memeluk Buna nya.
"Nata tidak ingin ikut?" Ucap Gulf saat melihat Nata hanya diam saja.
"Mau! Tapi sama Buna perginya,"
"Kata kakek hanya kalian, daddy dan Buna tidak ikut,"
"Nata mau pergi ke kamar saja,"
"Kenapa? Kan belum sarapan,"
"Nata mau nenen,"
"Tidak boleh, Nata sudah besar, katanya sudah ingin sekolah?"
"Hiksss.. Daddy,"
Nata pun melepas pelukanya pada Gulf, lalu menghampiri Mew merentangkan tangannya, agar daddy nya menggendong nya.
"Daddy! Buna nya nakal, hiksss.."
"Sekarang daddy ingin bertanya, Nata sudah besar atau masih kecil?"
"Sudah besar!"
"Berarti tidak boleh apa?"
"Nenen lagi!"
"Anak daddy pintar,"
"Tapi Nata sering lihat, daddy masih nenen ke Buna kan daddy sudah besar, tapi kenapa Nata tidak boleh,"
Seketika semua mata melihat kearah Mew, membuat Mew merasa malu dan canggung tentu saja, apa lagi disana ada Ayah mertuanya.
"I-itu! Itu tidak benar sayang,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beda Kasta (END)
General FictionSebuah kasta harus menjadi penghalang mereka Lalu apa yang akan terjadi? Mereka akan hidup bersama atau akan tetap terpisah dengan keadaan?