"Kenapa malah melamun? Ayo kita tidur,"
Gulf menyandarkan kepalanya pada tubuh berotot itu, tubuh yang selalu bertelanjang Gulf sangat senang saat memainkan roti- roti itu terasa kenyal.
"Ada apa?"
"Mew! Apa aku sudah mengabaikan anak-anak, karna mengurus butik lagi?"
"Dari awal kau sendiri yang ingin kembali mengurus butik mu, jadi ya sudah nikmati saja, bukankah anak-anak pun mengerti,"
"Tapi aku merasa bersalah, bahkan Ayah menyalahkan ku karna kesibukan ku aku mengabaikan semua,"
"Sekarang kau maunya bagaimana? Kau mengurus butik atau di rumah saja, aku tidak akan memaksa, jika mengurus butik membuatmu senang lakukan,"
"Kenapa kau bicara seperti itu? Aku mengurus butik hanya untuk mengisi waktu kosong ku saat anak-anak berangkat sekolah, tapi jika harus di rumah seperti dulu lagi akan aku lakukan,"
"Sudah jangan kau pikirkan, lakukan apa yang membuatmu bahagia,"
"Maafkan aku!"
"Jadi!"
"Apa?"
"Aku ingin mengisi energi ku, ayo buka bajumu,"
"Tidak mau! Dasar mesum,"
"Sayang! Sudah hampir satu minggu kita tidak melakukannya, apa kau tega?"
"Baru satu minggu belum satu bulan,"
"Justru itu, jika satu bulan nanti kau akan kesakitan,"
"Mew! kenapa kau mesum sekali?"
"Ayo sayang! Lihat aku sudah bertelanjang,"
"Ihhh.. Dasar kau benar-benar mesum,"
Karna tidak sabar Mew pun langsung menindih istrinya agar tidak banyak bicara, Gulf pun tidak bisa memberontak saat dua tangannya Mew letakan di atas kepala, Gulf hanya mengumpat hingga akhirnya iya terdiam saat Mew membungkam mulutnya dengan ciuman panas.
Enghhh
Gulf mendesah saat Mew terus mencumbunya, lihatlah bahkan kini ia tidak ingin kalah dari Mew.
"Sayang! Kenapa kau begitu cantik?"
"Aku tau kau hanya mengombal,"
"Tidak! Kau benar-benar terlihat sangat cantik, apalagi dengan rambut panjang seperti ini,"
"Aku cantik hanya untukmu, ya hanya untukmu seorang,"
"Aku mencintaimu!"
"Akupun mencintaimu,"
Gulf membelai wajah tampan itu wajah yang terdapat pahatan sempurna, wajah tampan bak dewa Yunani.
"Tharn!"
Seketika wajah Mew berubah marah, saat istrinya menyebut nama Tharn dan ia pun pergi meninggalkan Gulf begitu saja.
"Mew! Jangan pergi aku mohon maafkan aku, hiksss,"
Mew tidak mau mendengar triakan Gulf, ia membanting pintu kamar mandi begitu keras membuat Gulf merasa bersalah.
Tidak lama Mew keluar dari kamar mandi dengan keadaan sudah rapih mengunakan pakaian tidur.
"Mew!"
Mew hanya diam ia tidur dengan membelakangi Gulf.
"Maafkan aku sungguh, tidak ada niatan aku menyakitimu, aku hanya mencintaimu, hiksss,"
Tidak di pungkiri Mew tidak tega melihat istrinya menangis, namun ia pun juga sakit hati saat mendengar nama yang istrinya sebut saat mereka sedang bercinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beda Kasta (END)
General FictionSebuah kasta harus menjadi penghalang mereka Lalu apa yang akan terjadi? Mereka akan hidup bersama atau akan tetap terpisah dengan keadaan?