Saat ini di rumah sakit sedang terjadi keteganggan Gulf yang akan menjalani operasi karna akan melahirkan, sedangkan di sisi lain mereka harus mengurus Mew yang tak sadarkan diri, Mew pingsan hingga beberapa kali karna tidak kuat berada di rumah sakit namun ia sangat ingin melihat Gulf melahiran calon anaknya.
"Bagaimana ini Paman?"
"Bawa ke mobil biar aku bawa pulang, dasar merepotkan saja, siapa yang mau melahirkan malah dia yang pingsan,"
Akhirnya Zee membawa Mew ke mobil dengan cara mendorongnya di kursi roda, tidak mungkin bukan Zee membopong Mew dalam keadaan pingsan yang ada dia akan sakit leher dan pinggang.
Setelah selesai mengurus Mew yang membuat semua orang pusing tujuh keliling, Zee kembali ke dalam dia menunggu di depan ruang operasi dengan harap-cemas, tidak lama terdengar suara tangisan bayi membuat Zee lega tentu saja.
"Tuan! Cucu anda kembar,"
"Benarkah dok,"
"Mereka sepasang, dan mereka semua sehat,"
Betapa senangnya hati Tuan Mario saat mendengar kabar bahagia itu, ia tidak pernah menyangka jika ia akan mendapatkan cucu kembar.
"Gulf!"
"Ayah!"
"Selamat sayang, anak mu kembar mereka sepasang,"
"Benarkah itu Ayah?"
"Iya sayang! Mereka semua sehat dan lucu-lucu,"
Gulf menangis saat mendengar berita ini, dia bahagia tentu saja dan ia tidak menyangka jika Win akan memiliki adik dua sekaligus.
"Jangan menangis dokter sedang menanganimu, sebentar lagi selesai dan kau bisa bertemu dengan anak-anak mu,"
"Ayah! Terimakasih karna sudah menemani Gulf, dan terimakasih atas do'anya maaf jika Gulf banyak salah pada Ayah,"
"Jangan bicara seperti itu, Ayah yang minta maaf karna pernah membuatmu menderita, semoga setelah ini rumah tangga mu dengan Mew langgeng dan bahagia terus, Ayah hanya ingin kau mencintai Mew sebagai Mew bukan karna dia mirip dengan Tharn,"
"Iya Ayah! Aku mengerti,"
Betapa sayangnya Tuan Mario dengan putra semata wayangnya, ia berjanji jika ia akan selalu menjaga putra nya, dan tidak akan pernah menyakitinya lagi.
Setelah hampir satu jam kini Gulf sudah di pindahkan ke ruang rawat inap dan dia pun kini tengah beristirahat, dan sejak tadi Zee dan Win tidak berhenti bicara dan mereka berebut untuk bermain dengan siapa.
"Kalian berdua kenapa berisik, biarkan mereka tidur,"
"Kakek lihat, mereka sangat lucu dan mengesankan,"
"Mereka sepertimu saat bayi dulu,"
"Apa benar seperti itu? Jika sudah besar nanti Win ingin mengajak Nong bermain bola,"
"Tapi ingat, Phi harus sayang keduanya, tidak boleh pilih kasih,"
"Tentu saja Win tidak akan membedakan, hingga Win besar nanti,"
"Cucu Kakek pintar sekali,"
Setiap kali melihat senyuman Win membuat hati Tuan Mario sakit, dan dia pun tidak ingin senyuman itu hilang dari wajah polos itu.
"Kakek kapan Papa siuman?"
"Mungkin sebentar lagi, tadi Papa mu sengaja di beri obat tidur agar Papa mu beristirahat,"
"Win sangat menyayangi Papa, Win akan selalu menjaga Papa dan akan selalu ada untuk Papa,"
"Itu harus sayang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beda Kasta (END)
General FictionSebuah kasta harus menjadi penghalang mereka Lalu apa yang akan terjadi? Mereka akan hidup bersama atau akan tetap terpisah dengan keadaan?