part 45

1K 155 8
                                    

"Apa kau masih ingin membenci Papa mu! Setelah mendengar apa yang uncle cerita kan tadi?"

Win hanya terdiam saat mendengar pertanyaan Zee.

"Uncle tau bagaimana perasaanmu, tapi kau tidak boleh membenci Papa mu, karna ini takdir Tuhan dan tidak ada untung nya bukan kau membenci Papa mu dan semua orang, kau sangat beruntung memiliki Papa dan Daddy yang sangat menyanyangimu, Mew memang bukan Daddy kandung mu namun dia menyanyangimu lebih dari segalanya, dan bahkan dia hidup karna jantung dan hati dari Daddy mu,"

"Maksud uncle apa?"

"Ketahuilah jika Daddy mu sudah mendonorkan jantung dan hatinya untuk Mew, jika tidak kau tidak akan pernah merasakan bagaimana kasih sayang seorang Ayah,"

"Ja-jadi Daddy sudah mendonorkan jantung dan hatinya untuk Daddy Mew?"

"Kau benar, pada saat dimana mereka berdua di pertemukan di rumah sakit mereka sama-sama dalam kondisi tidak baik-baik saja, di satu sisi Mew tengah berjuang hidup dan mati nya sedangkan Tharn pun sama, namun Tuhan berkata lain dia lebih menyanyangi Daddy mu dan membuat salah satu dari mereka harus bertahan dan melengkapi hidupmu,"

Tak pernah terbayangkan untuk Win jika kisah hidupnya serumit ini, namun bukankah harusnya ia bersyukur dengan semua yang sudah Tuhan berikan padanya, seorang Papa dan Daddy yang  menyanyangi dirinya.

"Uncle! Win ingin bertemu Papa Win ingin meminta maaf karna sudah mengatakan hal buruk dan menyakiti Papa,"

Zee merasa senang akhirnya ia berhasil membujuk Win, dan sebelum mereka kembali ke Mansion mereka akan mengunjungi makam Tharn terlebih dulu.


Di lain tempat..

Setelah membuat sarapan untuk semua orang Gulf kembali ke kamarnya, karna ia merasa pusing sejak kemarin makan tidak teratur menjadi penyebabnya.

"Papa!"

"Iya sayang ada apa?"

"Paw ingin makan ice cream boleh?"

"Boleh! Tapi tidak terlalu banyak karna ini masih pagi, jangan lupa minta tolong kakek,"

"Iya Pa!"

Setelah mendapat persetujuan Papa nya bocah kecil itupun berlari lagi keluar kamar, ia sudah tidak sabar untuk memakan ice cream.

"Kenapa kepala ku sakit sekali? Rasanya seperti mau pecah saja, Win Papa rindu sayang pulanglah,"

Gulf berinisiatif untuk keluar kamar dia ingin melihat anak-anak nya, karna ia tidak ingin bertengkar dengan Mew seperti kemarin hanya karna masalah sepele.

"Selamat pagi Papa," Sapa Gulf saat melihat Tuan Max sedang meminum teh.

"Pagi juga, apa kau baik-baik saja?"

"Seperti yang Papa lihat, Gulf baik-baik saja,"

"Tapi kenapa wajahmu terlihat pucat? Sepertinya kau sedang sakit?"

"Tidak Pa! Gulf baik-baik saja mungkin Gulf hanya kurang istirahat, jika Papa tidak keberatan Gulf titip mereka berdua Gulf ingin istirahat sebentar saja,"

"Tidurlah di kamar, jangan disini,"

"Tidak apa-apa Pa,"

'Dimana Mew?"

"Dia sedang mandi,"

Setelah itu tidak ada percakapan lagi Gulf benar-benar tidur karna dia merasa tubuhnya tidak bertenaga.

Tidak lama Mew turun dengan keadaan sudah rapih, dan ia pun mencari dimana istrinya.

"Kau mencari siapa?"

"Gulf! Dimana dia apa dia pergi lagi?"

"Dia sedang tidur,"

'Tidur? Dimana?"

"Itu didepan mu, jangan kau gangu sepertinya dia sedang tidak enak badan,"

Mew pun menghampiri Gulf dan saat melihat wajah istrinya dia pun merasa sedih, bagaimana bisa dia tega melarang Gulf pergi menemui Win padahal ia sangat tau bagaimana istrinya itu merindukan putra nya.

"Kau mau bawa kemana dia Mew?"

"Mew akan memindahkannya di kamar, agar dia tidur dengan nyaman,"

Mew pun membawa Gulf ke kamar tentu saja ia tidak tega melihat Gulf seperti ini, saat sudah sampai di kamar Gulf terbangun karna tidurnya merasa terganggu.

"Kau mau kemana?"

"Maaf Mew tadi aku ketiduran saat sedang menjaga Pawat dan Hana, aku akan kembali kesana dan aku akan menjaga mereka dengan baik,"

"Tetaplah disini, dan beristirahatlah,"

"Aku tidak apa-apa, kau tidak perlu hawatir,"

"Gulf! Maafkan aku jika sikapku sudah keterlaluan,"

"Kau tidak perlu meminta maaf, disini aku yang salah,"

"Tidak sayang! Aku yang harusnya mengerti tentang perasaan mu maafkan aku,"

"Sudah ku katakan kau tidak perlu meminta maaf, jika kau butuh sesuatu katakan saja aku akan melayanimu,"

lebih baik Mew melihat Gulf menangis dan bersikap seperti biasanya, daripada ia harus melihat Gulf yang seperti ini bahkan sepertinya ia sudah engan untuk menangis membuat Mew semakin sedih melihatnya.

"Jangan seperti ini sayang, aku tidak akan melarang mu pergi lagi, jika perlu aku akan mengantarmu,"

Gulf membelai wajah suaminya dengan sayang lalu ia mengecup pipi itu, Gulf pun merasa bersalah wajar saja jika suaminya itu merasa terabaikan dan kesal lalu melarang nya pergi.

"Jangan kau pikirkan lagi, aku akan mengikuti apa yang kau katakan, jika kau melarang ku aku akan mematuhinya karna kau suamiku,"

Sejak kemarin Gulf memang tidak pergi menemui Win lagi, dia akan hanya menghubungi Zee lewat ponsel untuk menanyakan keadaan Win.

"Aku ingin pergi ke supermarket membeli bahan untuk memasak, itupun jika kau izinkan,"

"Aku akan mengantarmu,"

Sebelum berangkat ke supermarket Gulf pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya agar terlihat lebih segar.

"Papa dan Daddy mau pergi kemana?"

"Ke supermarket, apa kalian mau ikut?"

"Mau!" Jawab Paw dan juga Hana secara bersama.

"Pamit dulu pada kakek, nanti takut kakek mencari kalian,"

"Kakek, kami pamit pergi sebentar,"

"Tidak boleh seperti itu sayang, ayo hampiri kakek nya,"

"Iya Pa!"

Anak-anak akan tetap menjadi anak-anak bahkan mereka pun tidak sabar untuk pergi apalagi ketempat yang mereka sukai.

Setelah itu mereka pun berangkat dengan si kembar yang tidak berhenti tertawa, Gulf yang melihat itupun merasa senang saat melihat anak-anak nya tertawa lepas namun tetap saja ada kurang.

"Buna! Hana mau beli ini boleh nda?"

"Ambil sayang!"

"Paw juga mau Pa,"

"Kalian boleh ambil apapun yang kalian mau,"

"Ayo Phi! Kita pergi kesana kita juga harus mencari makanan kesukaan Phi Win,"

"Kau benar Nong, karna Phi hari ini akan pulang,"

"Hana sudah tidak sabar ingin peluk Phi Win, dan nanti Hana juga ingin tidur bersama Phi,"

"Kata Papa! Anak perempuan tidak boleh tidur dengan laki-laki,"

"Itu kan jika bukan saudara, sedangkan kami saudara jadi tidak apa-apa,"

"Terserah kau sajalah Nong,"

Begitulah percakapan yang Mew dan Gulf dengar dari anak-anak nya, jika mereka pun merindukan Phi nya bahkan mereka sangat yakin jika Phi nya hari ini akan pulang untuk menemui mereka.




Bersambung..

❤️❤️

Beda Kasta (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang