Enam bulan sudah berlalu kandungan Gulf kini sudah memasuki usia sembilan bulan dimana usia kehamilan yang sudah sangat rawan, sejak satu minggu yang lalu Mew sudah mulai mengambil cuti kerja dia akan stay di rumah karna dia tidak ingin terjadi sesuatu pada Gulf.
"Mew! Dimana Win?"
"Dia ada di kamarnya, apa kau ingin bicara dengannya?"
"Hhmmm!"
"Tunggu sebentar, aku panggilkan dulu,"
Mew keluar kamar dan akan memanggil Win, tidak lama Win pun datang namun iya sendiri.
"Papa!"
"Sini sayang! Daddy mu mana?"
"Daddy pergi ke dapur, katanya ingin mengupas buah untuk Papa,"
"Sini peluk Papa dulu,"
"Kenapa! Apa baby menyakiti Papa?"
"Tidak! Papa hanya ingin memeluk Phi saja,"
"Jika Papa butuh sesuatu! katakan pada Win saja,"
"Iya sayang! Win sayang Papa tidak?"
"Sayang dong, Win akan sayang dengan Papa sampai Win besar nanti,"
"Jika Papa mempunyai kesalahan, apa Win mau memaafkan Papa?"
"Tergantung! Tapi Win tidak mungkin marah dengan Papa karna Win sangat menyanyangi Papa,"
Gulf hanya bisa tersenyum saat mendengar apa yang Putra nya ucapkan, apa ia akan tega melihat senyuman itu hilang dari wajah polos itu.
"Sayang!" Mew datang dengan membawa banyak buah.
"Apa itu Mew?"
"Ini buah untukmu dan Win, ayo dimakan,"
"Terimakasih Daddy!"
"Makan yang banyak, kau juga sayang harus makan yang banyak,"
Ahhhh...
"Ada apa?"
"Perutku sakit Mew,"
"Apa kita harus ke dokter?"
"Nanti saja, mungkin karna baby terlalu kencang menendang jadi perutku sakit,"
"Sini biar aku usap,"
Win memperhatikan Daddy nya saat Daddy nya mengusap perut besar Papa nya, iya menjadi bertanya-tanya apakah saat di perut dulu Daddy nya juga melakukan hal yang sama, karna setau dia saat itu Daddy nya tidak ada bersama Papa nya karna sedang bekerja di tempat yang sangat jauh.
"Pa!"
"Iya sayang!"
"Dulu saat Win di perut apa Win nakal seperti baby? Dan uncle Zee akan mengusap perut Papa seperti ini juga?"
Hati Gulf bagai tertusuk duri saat Win menanyakan hal seperti ini, bagaimana dia akan menjelaskan pada putra nya, sekuat hati Gulf menahan tangisannya tentu saja ia tidak ingin menangis di depan putra nya, Mew yang melihat Gulf menahan tangisannya pun mengusap punggung rapuh itu Mew mencoba menenangkan istrinya.
"Tentu saja uncle melakukan hal yang sama, uncle Zee akan selalu mengusap perut Papa mu saat kau bergerak aktif,"
"Apa benar seperti itu?"
"Iya sayang!" Jawab Gulf sambil mengusap kepala Win.
"Halo baby! Kau tidak boleh nakal dan kau tidak boleh membuat Papa kesakitan, mengerti?"
Tentu saja mereka hanya bisa berbohong, walaupun tidak tega saat melihat wajah bahagia Win namun tidak ada pilihan lain.
"Sekarang sudah malam lebih baik kita istirahat, Phi mau tidur disini atau di kamar sendiri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beda Kasta (END)
General FictionSebuah kasta harus menjadi penghalang mereka Lalu apa yang akan terjadi? Mereka akan hidup bersama atau akan tetap terpisah dengan keadaan?