Pagi ini Gulf sudah mulai sibuk seperti biasanya menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya dan Ayah nya, namun Mew harus merasa kecewa karna istrinya itu masih marah dengannya.
"Buna! Hari ini kita akan pergi kemana?"
"Memangnya Hana ingin pergi kemana?"
"Hana ingin pergi ke toko buku Bun, ada buku yang ingin Hana cari,"
"Kau bisa pergi dengan Daddy mu, Buna sedang malas,"
"Tapi nanti Nata pasti ikut Bun,"
"Biarkan saja, ada Daddy mu yang menjaganya,"
"Pasti nanti dia membuat kesal, Hana malas,"
"Kenapa Phi bicara seperti itu? Nata janji tidak akan membuat rusuh,"
"Phi tidak jadi perginya,"
"Sudah jangan ribut, lebih baik kalian makan," Memotong pembicaraan itu akan jauh lebih baik untuk Gulf, jika tidak Nata tidak akan mau diam.
Tidak lama Win datang dengan keadaan sudah rapih.
"Sayang! Tumben kau sudah rapih mau pergi kemana?"
"Win mau pergi ke kampus sebentar Pa,"
"Tapi ini hari libur sayang,"
"Win hanya sebentar,"
"Sudah biar Ayah saja yang mengantar, kau urus anak-anak mu yang lain, ayo sayang kita berangkat,"
"Sarapan dulu Yah,"
"Nanti saja, ayo Win kita berangkat,"
"Phi! Nata ikut," Ucap Nata.
"Untuk apa?"
"Nata ingin bertemu dengan teman Phi, boleh ya,"
"Tidak! Lagipula dia sedang pergi dan kau tidak akan menemuinya disana,"
"Tapi Phi!"
"Nata! Phi mau ke kampus ada tugas bukan bermain," Jawab Gulf dengan tegas.
"Iya Bun maaf!"
"Sudah cepat habiskan sarapan mu,"
Terkadang sikap anak-anaknya membuat Gulf kesal dan sakit kepala, dulu mungkin saat Zee belum menikah beban Gulf sedikit ringan karna Zee selalu punya cara untuk menenangkan mereka, namun tentu saja Gulf tidak boleh bergantung pada Zee karna bagaimanapun Zee memiliki kehidupan sendiri.
"Pa! Dimana Daddy?" Tanya Paw yang sejak tadi tidak melihat Daddy nya di antara mereka.
"Ada di kamar!"
"Daddy tidak ikut sarapan?"
"Biarkan saja, mungkin masih tidur,"
Saat tau Daddy nya tidak ada Nata berinisiatif menghampiri Daddy di kamar.
"Kau mau kemana?"
"Mau memanggil Daddy Bun, untuk sarapan,"
Gulf sangat mengerti dengan putri kecilnya itu, karna dia sangat dekat dengan Daddy nya.
"Daddy Dad!"
"Ada apa Tuan putri?"
"Daddy ayo sarapan,"
"Dimana Buna mu?"
"Buna ada di bawah, tadi Buna marah sama Nata,"
"Marah kenapa?"
"Marah, karna Nata ingin ikut Phi Win ke kampus,"
"Sini peluk Daddy dulu,"
"Daddy! Tadi Phi Hana ingin pergi ke Mal, tapi tidak jadi,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beda Kasta (END)
General FictionSebuah kasta harus menjadi penghalang mereka Lalu apa yang akan terjadi? Mereka akan hidup bersama atau akan tetap terpisah dengan keadaan?