"Daddy!"
"Nata!"
"Hiksss.. Sakit dad,"
Mew semakin panik saat tau ternyata putrinya yang tertembak, rasanya ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat sedangkan Mark tersenyum senang, tidak lama Zee datang dan tanpa ampun langsung membabi buta menembakkan pistolnya kearah Mark dan salah satu anak buahnya.
"Mew Tolong aku, hiksss.." Ucap Gulf dengan memeluk tubuh telanjangnya.
Jelas saja Mew menjadi frustasi, di satu sisi Nata yang tidak baik-baik saja di lain sisi Mew tidak tega saat melihat istrinya yang begitu tersiksa.
"Mew! Lebih baik kau bawa Nata kerumah sakit," Ucap Tuan Mario.
"Tapi yah, bagaimana dengan Gulf?"
"Gulf biar Ayah yang mengurus, cepatlah tunggu apa lagi? Zee kau antar Mew kerumah sakit sisanya biar aku dan Max yang megurus,"
"Baik Paman, ayo Mew cepatlah,"
Sebelum pergi Zee menyelimuti tubuh telanjang Gulf, rasanya ia tidak puas saat menghabisi nyawa Mark, menurutnya semua tidaklah setimpal dengan apa yang terjadi dengan nyawa Nata dan kondisi Gulf.
Setibanya di rumah sakit Nata langsung mendapat pertolongan, gadis kecil itu sudah tak sadarkan diri membuat Mew takut jika terjadi sesuatu yang buruk pada putri kecilnya.
"Ini semua salah ku, harusnya semua ini tidak terjadi,"
"Menyesal pun sudah tidak ada gunanya, lebih baik kita berdo'a saja semoga semuanya baik-baik saja,"
Tidak lama Tuan Max datang, mereka pun menghampiri Mew dan Zee setelah membawa Gulf keruangan UGD.
"Bagaimana keadaan Nata?" Ucap Tuan Max.
"Masih di tangani dokter Paman,"
"Pa! Dimana Gulf?"
"Gulf di UGD sedang di periksa dokter,"
"Zee aku titip Nata, jika sudah ada kabar tentang Nata kabari aku,"
Mew berlari kearah ruangan UGD ia ingin melihat keadaan istrinya.
"Ayah! Bagaimana keadaan Gulf?"
"Keadaan Gulf seperti yang kau lihat, dia terlalu banyak menelan pil perangsang yang di berikan bajingan itu,"
"Maafkan Mew yah, karna tidak bisa menjaga mereka dengan baik,"
"Semua memang sudah harus terjadi dan kau tidak perlu meminta maaf, sekarang kau temani Gulf Ayah akan melihat keadaan Nata,"
Setelah kepergian Tuan Mario Mew menghampiri Gulf yang tengah terbaring di atas braker dengan wajah pucat, dengan sayang Mew membelai wajah pucat itu lalu menciumnya.
"Sayang!"
Tanpa terasa Mew meneteskan air matanya saat mengingat bagaimana bisa ia menyalahkan Gulf atas hilangnya Nata.
"Maafkan aku karna sempat menyalahkanmu atas kejadian ini,"
"Mew!" Pangil Gulf.
"Ada apa sayang, apa kau ingin minum?"
"Mew peluk aku,"
Lekas-lekas Mew naik keatas branker lalu ia memeluk Gulf.
"Putriku mana Mew? Dia baik-baik saja kan?"
"Iya sayang putrimu baik-baik saja,"
"Aku ingin bertemu dengannya Mew,"
"Sabar sayang, nanti kau akan bertemu dengannya, sekarang yang terpenting kau harus sehat dulu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beda Kasta (END)
General FictionSebuah kasta harus menjadi penghalang mereka Lalu apa yang akan terjadi? Mereka akan hidup bersama atau akan tetap terpisah dengan keadaan?