part 22

1K 164 17
                                    

Enam bulan sudah berlalu sejak malam itu, dan kini hubungan mereka berdua semakin baik Gulf sudah mulai membuka hatinya walau belum sepenuhnya.

Enggh...

"Hentikan Mew, aku masih mengantuk,"

"Sudah siang sayang ayo bangun, apa kau tidak mendengar putra mu itu sejak tadi sudah berteriak memanggilmu,"

"Beri aku waktu tiga puluh menit lagi dari sekarang,"

"Sepuluh menit,"

"Tiga puluh!"

"Baiklah!"

Gulf kembali tidur, sedangkan Mew tidak mau diam dia terus mengusap perut rata Gulf dengan menciumnya secara abstrak membuat Gulf terganggu tentu saja.

"Apa yang kau lakukan Mew?"

"Tidak ada sayang, sudah kau tidur saja,"

"Tapi kau menganggu,"

"Sebentar saja,"

"Tapi aku lelah,"

Cup..

"Kembalilah tidur, aku akan kembali ke kamar ku,"

"Apa kau marah?"

"Tidak, aku hanya ingin mandi dan menyiapkan sarapan untuk Win,"

"Tetap disini bersama ku, kau bisa mandi di kamar ini tidak perlu kesana lagi,?'

"Tidak apa-apa, aku akan mandi disana saja,"

"Mew!'

Mew mencium dan memeluk Gulf setelah itu dia menyudahinya, membuat Gulf sedikit kecewa.

"Sudah ya aku mau mandi, kau tidur lagi saja,"

Setelah kepergian Mew suasana menjadi sunyi Gulf merasa jika ada yang hilang, setelah kejadian malam itu Gulf memang menyuruh Mew tidur di kamarnya karna Win setiap hari ada saja yang iya tanyakan membuat Gulf mengambil keputusan yang menurutnya tepat, mungkin saja.

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi, saat Gulf turun untuk sarapan disana Gulf mendapati Ayah nya dan Zee yang tengah sarapan.

"Papa sini Pa, kita sarapan,"

"Ayah Phi Zee, kapan kalian datang?"

"Sejak semalam kami datang, bagaimana kabar mu?"

"Aku baik, aku merindukan kalian kenapa kalian pergi begitu lama?"

"Tentu saja karna pekerjaan, ayo duduklah dan sarapan,"

Gulf melihat sekeliling namun iya tidak menemukan Mew.

"Ada apa! apa kau mencari seseorang?"

"Ti-tidak ada,"

"Jika kau mencari Mew, dia sedang Ayah tugaskan keluar kota, besok dia baru kembali,"

"Keluar kota? Untuk apa?"

"Menghadiri meeting, karna Ayah dan Zee baru pulang tidak mungkin bukan kami yang pergi,"

Semuanya mendadak membuat Gulf takut, ingatan masa lalu saat Tharn di buang oleh Ayah menghantuinya apa lagi Mew pergi tanpa berpamitan dengannya.

"Kau kenapa? Sepertinya kau sedang gelisah," Tanya Tuan Mario.

Dengan perlahan Zee menghampiri Gulf, karna dia tau apa yang tengah Gulf rasakan.

"Gulf, tenanglah Mew hanya menghadiri meeting, aku pastikan besok dia pulang dan jangan pikirkan hal macam-macam,"

"Aku tidak apa-apa Phi, maaf aku akan pergi kekamar sebentar,"

"Sarapan lah dulu,"

"Nanti saja, aku belum lapar,"

Beda Kasta (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang