Sejak tadi Gulf gelisah pasalnya saat ini sudah pukul sebelas malam namun Zee dan yang lain belum pulang, Gulf merasa hawatir tentu saja hanya Tuan Max yang sudah pulang sejak satu jam lalu.
Tidak lama Gulf mendengar suara deru mesin mobil dan dengan segera iya pun menghampiri mereka, Gulf hanya takut terjadi sesuatu pada Win.
"Phi Zee!"
"Gulf, kau belum tudur?"
"Bagaimana aku mau tidur jika putra ku masih berada di luar?"
"Sekarang kau tau bukan! Bagaimana rasanya menghawatirkan seorang anak? Dan itu yang Ayah mu rasakan selama lima tahun lebih,"
"Phi!"
"Win masih di mobil bersama Mew, kau hampiri saja mereka aku ingin pergi ke kamar,"
Dengan segera Gulf berjalan ke arah mobil dan menghampiri Mew yang tengah kerepotan mengendong Win.
"Biar aku saja yang mengendong nya,"
"Dia berat, biar aku saja,"
"Dia putra ku, jadi aku yang berhak mengendong nya,"
"Aku tau dia putra mu, dan aku tidak akan merebutnya darimu, menyingkirlah aku akan membawanya ke kamar,"
Gulf hanya terdiam saat Mew membawa Win pergi dari harapanya, Gulf tidak ingin Win merasa kecewa jika dia tau orang yang sedang bersamanya bukanlah Daddy nya.
"Terimakasih, karna sudah menjaga putra ku,"
"Tidak masalah, maaf kita belum berkenalan, aku Mew Suppasit kau boleh memangil ku Mew,"
Mew mengulurkan tangannya kearah Gulf, namun Gulf hanya terdiam dia tidak ada niatan menyambut uluran tangan itu.
"Baiklah, karna sudah malam lebih baik kita istirahat,"
Mew pergi dari kamar Win, dia pun juga ingin beristirahat karna sejak iya datang dia belum memejamkan matanya, karna Win tidak ingin melepaskannya bocah kecil itu selalu menempeli dirinya Mew melihat jika Win benar-benar merindukan sosok seorang Ayah dalam dirinya.
Lalu bagaimana dengan Mew, apakah iya tidak akan keberatan jika harus tinggal di rumah Tuan Mario untuk berpura-pura menjadi Ayah dari Win, Mew tidak tahu apa dampak jika Win tahu jika dirinya bukan orang yang selama ini iya rindukan namun sebisa mungkin Mew akan mencoba menjadi yang terbaik tanpa harus menyakiti bocah malang itu.
"Bagaimana aku menghadapinya jika sikapnya sama seperti Thran, apakah itu memang dirimu namun kau berpura-pura tidak mengenalku dan menganti identitas mu, tapi kenapa kau tidak menggunakan cincin yang pernah kita pakai bersama jika itu memang dirimu,"
Gulf tidak mengerti apakah ada orang yang bisa sama persis jika mereka bukan saudara kembar, atau Mew adalah Tharn yang lupa ingatan.
"Aku tidak perlu memikirkan hal yang tidak-tidak, cukup aku mengurus Win dengan baik saja,"
Karna tidak ingin membuatnya pusing memikirkan Mew itu siapa, akhirnya Gulf pun tidur dengan Win,
Sedangkan Mew tidak jauh berbeda setiap melihat wajah Gulf, entah mengapa hanya terdapat wajah sendu yang menyimpan kerinduan yang begitu besar dengan seseorang, Mew benar-benar sangat penasaran seperti apa wajah yang sudah bisa membuat Gulf seperti itu, apa benar laki-laki itu sangat mirip dengannya bukankah di dunia ini manusia banyak yang memiliki wajah yang hampir sama.
Saat tengah malam Win terbangun dan melihat siapa yang memeluknya, melihat itu Papa nya dengan perlahan Win pergi ke kamar Mew dia takut jika Mew tiba-tiba pergi lagi.
"Ternyata Daddy disini, Win ingin tidur bersama Daddy,"
Lihatlah bocah malang itu sungguh sangat kasihan, bahkan iya tidak ingin jauh dari orang asing yang iya angap adalah Daddy nya.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beda Kasta (END)
General FictionSebuah kasta harus menjadi penghalang mereka Lalu apa yang akan terjadi? Mereka akan hidup bersama atau akan tetap terpisah dengan keadaan?