"Bagaimana kaki mu, apa masih sakit?"
"Sedikit Phi,"
"Bagaimana bisa, kau seceroboh ini?"
"Aku juga tidak tau, kalau aku akan mengalami hal semacam ini,"
"Bagaimana jika kau saat ini tengah hamil, apa tidak membahayakan mu dan anak mu,"
"Phi, kenapa jadi bahas kesana? Tidak ada hubungannya,"
"Ya kan siapa tau,"
"Phi aneh, lagi pula hamil dengan siapa?"
Mendengar apa yang di katakan uncle nya membuat Win tersenyum, jika ada Daddy nya bukankah dia bisa memiliki seorang adik dan dia nantinya akan ada teman bermain agar tidak kesepian.
"Papa!"
"Ada apa sayang? Apa kau ingin menambah sesuatu?"
"Emm, Win ingin memiliki seorang adik, apa bole?"
Pertanyaan Win membuat ketiga orang disana menghentikan sarapannya, mereka menatap kearah Win semua menatap bocah polos yang tengah tersenyum manis.
"Kenapa? Apa Win salah meminta sesuatu?"
"Tidak! Sudah habiskan dulu sarapan mu, lain kali kita bahas lagi,"
"Iya Pa!"
Seperti biasa bocah kecil itu akan berubah sendu jika permintaannya tidak di iyakan, membuat Gulf sedih melihatnya namun apa boleh di kata dia meminta adik di saat dirinya tidak memiliki siapa-siapa.
"Sudah Siang, aku harus berangkat,"
"Tumben, biasa Phi berangkat jam sembilan,"
"Kau tau sendiri Phi orang sibuk, bahkan sejak semalam paman sudah berangkat keluar kota,"
"Biarkan saja Ayah bersenang-senang dengan paman Max, daripada harus mengurus berkas yang tidak pernah habis,"
"Harusnya kau membantu Ayah mu,"
"Aku tidak suka, aku akan membuka butik ku lagi,"
"Kau serius?"
"Masih aku pikirkan, kemarin aku bertemu dengan Mild dia bekerja di Mall,"
"Benarkah? Dia kerja apa disana?"
"Di toko baju,"
"Kau benar, harusnya kau buka lagi butik mu pasti pelanggan mu akan senang,"
"Tapi Phi, yang biayain semuanya,"
"Astaga, uang mu lebih banyak dariku,"
"Banyak darimana? Aku kerja saja tidak,"
"Sudahlah, aku berangkat ke kantor saja," Pamit Zee.
"Daddy tidak bekerja?"
"Hari ini Daddy mu mendapat cuti, karna Papa mu sedang sakit," Jawab Zee.
"Horeee, aku bisa bermain dengan Daddy seharian dong,"
"Bermainlah sepuasmu, sudah ya uncle berangkat dulu, Mew aku titip Gulf dan Win,"
"Akan aku jaga mereka,"
"Terimakasih, kau memang orang yang bisa di andalkan,"
Setelah itu Zee pergi dan menyisakan mereka bertiga, dengan Win yang masih dengan wajah cemberut nya.
"Apa kau sudah selesai makan nya?"
"Win sudah Dad,"
"Gulf, apa kau sudah selesai makanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beda Kasta (END)
General FictionSebuah kasta harus menjadi penghalang mereka Lalu apa yang akan terjadi? Mereka akan hidup bersama atau akan tetap terpisah dengan keadaan?