"Gulf!"
"Phi, kau belum tidur?"
"Kau darimana? Kenapa jam segini baru pulang?"
"Aku habis dari rumah Tharn, Phi maaf aku lelah ingin istirahat,"
"Sampai kapan? Sampai kapan kau akan bersikap seperti ini?"
"Apa maksud Phi?"
"Gulf, apa kau tidak merasa kasihan dengan Ayah mu? Saat kau pergi dan pulang larut seperti ini dia sangat menghawatirkan mu, Phi mohon Gulf berdamailah dengan Ayah mu, kejadian ini sudah lama kenapa kau masih sangat membencinya?"
"Aku akan bedamai, jika Tharn kembali padaku,"
"Jangan seperti ini, jika Tharn tau sikap mu pada Ayah mu seperti ini, pasti dia akan sedih dan tidak suka,"
"Aku tidak perduli, yang aku mau Tharn kembali,"
"Aku hanya mengingatkan mu, jika kau masih bersikap seperti ini jangan menyesal jika terjadi sesuatu pada Ayah mu, jangan lupakan putra mu dia juga butuh perhatian lebih darimu,"
Setelah menasehati Gulf, Zee memilih pergi dia ingin menenangkan diri, dia tidak akan sanggup setiap hari melihat keadaan seperti ini, sudah lima tahun lamanya namun Mansion besar itu
tidak pernah ada canda tawa yang ada hanya keheningan."Apa yang harus aku lakukan Phi, apa kalian tidak mengerti bahwa aku sangat merindukannya aku membutuhkannya, aku dan putra ku membutuhkannya, hiksss..!"
Gulf mengerti jika sikapnya sangat keterlaluan kepada Ayah nya, setiap hari Gulf hanya akan mendiami laki-laki paruh baya itu dia tidak akan pernah menegur Ayah nya namun saat Ayah nya sakit rasa hawatir di hati Gulf ada, dia pun tidak ingin terjadi sesuatu pada Ayah nya.
"Kenapa sangat sakit rasanya? Kenapa Tuhan kenapa kau tidak mengambil ku saja, agar rasa sesak yang ku rasakan tidak menyiksa ku, Tharn kembalilah aku mohon aku merindukan mu,"
Jika tidak mengingat Win mungkin saja Gulf sudah benar-benar mengakhiri hidupnya, namun saat mengingat putra nya dengan senyuman polos hati Gulf rasanya sangat sakit mana mungkin Gulf pergi meninggalkan buah hatinya putra satu-satunya bersama Thran.
Dengan sedikit tenaga yang iya miliki Gulf pergi ke kamar putra nya iya merasa bersalah karna sering mengabaikan putra nya itu.
Saat sudah di dalam kamar Win, Gulf melihat putra nya itu tertidur dengan pulas sambil memeluk foto milik Daddy nya dengan wajah tersenyum, entahlah sampai kapan Gulf akan berbohong jika suatu saat nanti Daddy nya akan kembali dan menjemput mereka.
"Maafkan Papa sayang, mulai sekarang Papa akan selalu ada untukmu, Papa tidak akan mengabaikan mu lagi dan Papa akan lebih perhatian lagi padamu, Tharn Maafkan aku jika aku sudah mengabaikan putra mu karna hanya untuk mencari mu, mulai saat ini aku akan hanya menunggu mu di rumah dan aku yakin suatu hari nanti kau akan datang menjeput ku dan Win dan kita akan hidup bahagia, aku mencintaimu dan akan selalu seperti itu,"
Gulf merasa lelah tentu saja selama lima tahun dia tidak pernah berhenti untuk mencari Tharn, bahkan Gulf pernah berada di titik terendah yang membuat hidupnya benar-benar seperti berhenti.
Karna lelah menangis akhirnya Gulf pun ikut tertidur, dia juga butuh istirahat dia tidak ingin jika dirinya sampai sakit dan semakin tidak bisa merawat Win dengan baik.
.
.
.Saat pagi hari Win terbangun lebih dulu dia senang karna tidur di pelukan Papa nya, dengan sayang Win membelai wajah Papa nya wajah yang semakin hari semakin tirus karna kurang tidur dan terlalu sibuk mencari Daddy nya.
"Papa tidak boleh menangis lagi, dan jangan mencari Daddy lagi, karna Win sudah meminta tolong pada bulan untuk membawa Daddy pulang dan Win yakin jika bulan akan membawa Daddy pulang, Win tidak ingin Papa sakit karna Win sangat menyanyangi Papa,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beda Kasta (END)
Fiksi UmumSebuah kasta harus menjadi penghalang mereka Lalu apa yang akan terjadi? Mereka akan hidup bersama atau akan tetap terpisah dengan keadaan?