part 25

1.1K 191 39
                                    

Dua hari sudah berlalu dan sejak dua hari Gulf meninggalkan rumah Ayah nya, dia pergi ke rumah Tharn sejak malam itu bahkan saat itu tidak ada yang tau Gulf pergi membuat semua orang menjadi panik, Win yang mengetahui Papa nya tidak ada di rumah tidak berhenti menangis.

"Uncle, dimana Papa? Win mau sama Papa, hiksss,"

"Dengar uncle, Papa mu sedang keluar kota besok juga sudah pulang, lebih baik Win istirahat,"

"Tidak mau, Win mau tunggu Papa pulang,"

Jika sudah seperti ini Win akan sangat sulit di bujuk, beruntung ada Mew yang bisa menenangkan.

"Daddy temani mau?"

Hati Mew sakit saat melihat Win seperti ini, apa lagi saat Papa nya menceritakan kejadian yang sebenarnya membuatnya semakin merasa bersalah.

"Daddy, Win mau sama Papa,"

"Iya sayang, nanti pasti Papa pulang sekarang kita bobo yuk, Win tidak ingin bukan Papa nanti marah jika Win tidak mau menurut?"

Yang mereka lakukan hanya bisa berbohong pada bocah kecil itu, karna tidak ada pilihan lain lagi.

"Bagaimana Zee, apa Gulf sudah mau pulang?"

"Zee sudah berusaha membujuknya Paman, namun Gulf hanya diam tidak mengatakan apapun,"

"Biar aku yang menghampirinya, dan aku akan meminta maaf padanya,"

"Tidak Max, Gulf akan sangat sulit jika sudah seperti ini, jalan satu-satunya membiarkan dia hingga puas dengan apa yang iya lakukan,"

"Tapi kasihan, aku benar-benar merasa sangat bersalah padanya,"

"Tidak apa-apa, pasti nanti dia akan memaafkan mu,"

"Paman, bagaimana jika besok kita mengunjungi makam Tharn, sebelum kesana kita menghampiri Gulf terlebih dulu, aku akan membujuknya,"

"Jika harus begitu tak mengapa, kita besok kesana siang saja, apa kita harus mengajak Mew dan juga Win?"

"Tidak perlu, biarkan mereka di rumah,"

Mungkin dengan membawa Gulf pergi ke makam Tharn itu jauh lebih baik, Zee akan tetap membujuk Gulf walaupun Gulf menolak nantinya, Zee tidak akan bisa melihat Gulf seperti ini hatinya akan pilu melihat adik yang begitu iya sayangi terluka lagi.

Sejak setengah jam yang lalu Mew memandangi wajah Win yang tengah memejamkan matanya, bocah malang itu tidur namun iya sesenggukan dan selalu memanggil Papa nya.

Jika harus memilih Mew akan memilih lebih baik dia tiada dia akan memilih tidak akan pernah mau menerima donor hati dan jantung itu, dia tidak tega melihat keadaan yang seperti ini, kenapa harus dia kenapa Tuhan tidak membiarkan laki-laki itu hidup saja dan dirinya yang tiada.

"Maafkan aku, tidak ada niatan untuk ku menghancurkan kebahagiaan mu bersama dirinya, jika bisa ku kembalikan semuanya aku akan mengembalikannya saat ini juga padanya,"

Dua hari sudah Mew tidak bertemu dengan Gulf, dia rindu dengan laki-laki manis itu namun mungkin saja sekarang dia membenci dirinya.




Di lain tempat..

Saat ini Gulf tengah bersiap untuk memasak, selama disana Gulf selalu memasak untuk Tharn walau pada akhirnya semua makanan itu harus iya buang.

"Hari ini kau harus pulang, aku masak makanan kesukaan mu, jika kau tidak pulang aku akan marah denganmu, apa kau mengerti?"

Gulf selalu mengulang kata-kata itu setiap hari, bahkan mungkin saja dia seperti orang gila yang bicara sendiri.

Beda Kasta (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang