"Tidak mungkin, kenapa dia begitu mirip dengan mu?"
Kini Gulf menangis sedih di balik pintu kamarnya, karna dia tidak percaya jika yang baru saja dia temui orang yang sangat mirip dengan Tharn.
Tok..Tok..
"Gulf, boleh Phi masuk?"
Lekas-lekas Gulf menghapus air matanya saat mendengar suara Zee, lalu dia pun membuka pintu kamarnya dan menyuruh Zee masuk.
"Apa kau baik-baik saja?"
"Phi!"
Mengerti apa yang Gulf rasakan Zee pun membawa Gulf ke dalam pelukanya.
"Sudah jangan menangis lagi, percayalah semua akan baik-baik saja,"
"Apa Tuhan sedang mempermainkan ku? Kenapa dia senang sekali membuatku menangis?"
"Jangan katakan itu, aku yakin jika kau orang yang kuat,"
"Phi, katakan padaku bagaimana caraku menghadapinya, aku yakin jika Win tidak akan membiarkannya pergi begitu saja,"
"Nanti aku akan membantu mu untuk menjelaskan padanya, sudah jangan menangis lagi kau harus kuat tidak boleh lemah,"
"Bagaimana aku tidak terlihat lemah, jika yang aku hadapi orang yang sama dengan Tharn, lihatlah Phi cincin ini cincin yang dulu Tharn berikan pada ku dan masih melingkar di sini, aku sangat berharap jika dia kembali lagi padaku dan kami menikah dan hidup bahagia,"
Zee tidak bisa mengambarkan bagaimana perasaan Gulf saat itu, yang dia lihat hanya air mata dan wajah terluka, jujur saja saat itu Zee melihat Gulf sangat hancur namun dia tidak tahu harus berbuat apa.
Lima tahun lamanya bukan waktu yang singkat untuk Gulf setegar sekarang, bahkan untuk Gulf tersenyum saja rasanya itu sangat mustahil hanya wajah sendu yang Gulf perlihatkan.
"Jangan menangis lagi, lebih baik kau istirahat biar aku yang menjaga Win,"
"Terimakasih Phi, tolong jaga Win,"
"Aku akan menjaganya untukmu,"
Setelah menenangkan Gulf Zee keluar dari kamar, dan Zee langsung menuju ruang tamu yang dimana terdapat Tuan Mario dan Tuan Max, dan tidak lupa Mew yang tengah memang ku Win.
"Bagaimana keadaan Gulf?"
"Dia baik-baik saja Paman, mungkin Gulf hanya sedikit terkejut tadi,"
"Maafkan aku, harusnya aku tidak datang kesini," Ucap Tuan Max karna merasa bersalah.
"Jangan bicara seperti itu, seperti yang Zee katakan mungkin Gulf hanya terkejut,"
"Apa putra mu benar-benar mengalami depresi saat itu?"
"Ya, dan semua itu salah ku, lihatlah bocah yang tidak berdosa itu dia harus menjadi korban, bukankah aku seorang Ayah dan Kakek yang jahat?"
"Aku mengerti perasaan mu, saat itu pasti kau menginginkan yang terbaik untuk putra mu,"
"Namun aku salah, kau tau bagaimana perasaan ku? Rasanya aku benar-benar hancur melihat putra ku membenciku selama bertahun-tahun, walau tinggal satu atap kami seperti orang asing bahkan saat aku ingin memeluk nya dia selalu menolak ku,"
Saat mendengar cerita Tuan Mario Mew merasa hatinya sangat sakit, bagaimana bisa bocah malang seperti Win harus mengalami hal semacam itu.
"Kakek, apa boleh Win mengatakan sesuatu?"
"Apa sayang, ayo katakan,"
"Win mohon jangan kirim Daddy bekerja di tempat yang jauh lagi, Win tidak ingin berpisah lagi dengan Daddy,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beda Kasta (END)
Ficción GeneralSebuah kasta harus menjadi penghalang mereka Lalu apa yang akan terjadi? Mereka akan hidup bersama atau akan tetap terpisah dengan keadaan?