part 26

1.1K 166 18
                                    

Perjalanan pulang ke Mansion tidak membutuhkan waktu lama hanya kurang dari setengah jam, sejak dari makam Gulf hanya terdiam dia menyandarkan kepalanya pada bahu milik Zee, dia tidak boleh menangis lagi hingga sampai di rumah karna sudah pasti Win nanti akan curiga.

Saat Gulf memasuki rumah yang ada hanya keheningan, namun tiba-tiba ada suara bocah kecil memanggilnya dengan suara bergetar, Gulf pun merentang kan tangannya menyambut pelukan hangat dari putra nya.

"Papa! Hiksss,"

"Kenapa kau menangis hmmm?"

"Papa kemana saja? Win sangat merindukan Papa,"

"Maafkan Papa, mendadak Papa harus pergi,"

Gulf menyamakan tingginya dengan Win, lalu iya menghapus air mata itu.

"Jangan menangis lagi, bukankah Papa sudah pulang,"

"Papa jangan pergi-pergi lagi Win tidak suka, bahkan Daddy pun merindukan Papa,"

Kata-kata Daddy yang Win ucapkan membuat Gulf ingin menangis, namun Gulf harus menahannya dia tidak boleh menangis di depan Win.

"Papa juga merindukan kalian, apa kau sudah makan?"

"Win sudah makan, tadi Daddy membuatkan ayam goreng kesukaan Win,"

"Habis tidak makan nya?"

"Habis Pa, bahkan Win nambah nasi dua kali,"

"Anak pintar,"

Senyum dan tawa Win selalu membuat Gulf tenang, karna jika seperti itu Gulf melihat diri Tharn ada pada Win.

"Win, biarkan Papa mu istirahat, ayo ikut uncle,"

"Kemana uncle?"

"Ke suatu tempat, yang hanya kita berdua tau,"

"Apa kita akan menonton di bioskop?"

"Boleh jika kau mau, ayo kita ajak para Kakek-Kakek tua itu,"

"Papa tidak apa-apa kan Win tinggal?"

"Sudah kita pergi saja, lagi pula ada Daddy mu yang akan menemani nya,"

Dan pada akhirnya mereka berempat pergi dan hanya menyisakan dua orang, sejak tadi Mew hanya berdiri di ujung sofa dengan wajah sendu, dia tidak berani menghampiri Gulf bahkan sejak tadi Gulf tidak ingin melihatnya.

Gulf pergi ke kamarnya melewati Mew namun lagi-lagi Gulf tidak menoleh kearah Mew, dia takut jika dia melihat Mew pertahanannya akan runtuh.

Sesampainya di kamar Gulf langsung merebahkan diri ke atas kasur dan lagi-lagi dia menangis, dia belum menerima semua ini karna baginya ini sebuah pukulan terberat yang iya alami.

"Kenapa harus seperti ini, kenapa Tuhan senang sekali mempermainkan diriku, apa aku tidak berhak bahagia,"

Karna lelah menangis pada akhirnya Gulf tertidur, Mew yang sejak tadi memperhatikan Gulf dari balik pintu menghampirinya dia membenarkan posisi tidur Gulf agar tidak sakit tubuhnya saat bangun nanti.

"Maafkan aku Gulf, tolong jangan menangis lagi lihat kau terlihat kurus dan tirus wajah cuby mu, jika setelah ini kau membenciku aku tak mengapa asal kau bisa tersenyum kembali, aku menyayangimu aku ingin melindungimu kau dan Win sangat berarti bagi ku,"

Mew memandangi wajah yang terlihat pucat itu wajah yang terlihat sangat lelah, jika Gulf memintanya untuk memeluknya akan dia lakukan Mew akan memeluknya erat.

"Tidurlah yang nyenyak sayang, jangan pikirkan apapun lagi,"

Mew sudah siap untuk pergi namun Gulf menahannya.

"Maaf jika aku menggangu tidur mu, apa kau butuh sesuatu?"

"Tolong tetaplah disini, temani aku dan peluk aku,"

"Aku akan memelukmu, tidurlah lagi,"

Mew merebahkan dirinya di samping Gulf, sedangkan Gulf menyamakan dirinya pada tubuh Mew, tangan kekar itu selalu memeluknya hangat dan membuatnya merasa nyaman.

Dengan sayang Mew mengusap kepala Gulf bahkan iya memberi kecupan-kecupan sayang, dia tak mengapa jika pun Gulf mengangap dirinya Tharn karna dia hidup hingga saat ini karna Tharn. Karna ada hati dan jantung milik Tharn yang bersemayam di tubuhnya.

Saat tengah malam Gulf terbangun dia gelisah dalam tidurnya, membuat Mew yang terlelap pun ikut terbangun.

"Ada apa! Kenapa kau terbangun? Apa kau mimpi buruk?"

"Mew, aku lapar perutku sakit,"

"Mau makan apa? Biar aku buatkan,"

"Apa saja,"

"Tunggu sebentar, aku tidak akan lama,"

Mew bergegas pergi ke dapur dia akan membuat sesuatu untuk Gulf, membuat omelet yang tidak membutuhkan waktu lama.

Tidak lama Mew sudah kembali membawa satu piring makanan dan susu beserta air putihnya.

"Sayang, ayo bangun makan dulu,"

"Kepala ku sakit Mew, aku tidak bisa bangun,"

"Ya sudah biar aku suapin, sini bantalnya di tambah supaya nyaman saat kau makan,"

"Terimakasih Mew,"

"Tidak perlu, ayo buka mulutmu,"

Dengan telaten Mew menyuapi Gulf, lihatlah bukankah Mew merawat Gulf dengan sangat baik.

"Ayo buka lagi mulutnya, kau baru makan sedikit,"

"Aku sudah kenyang,"

"Satu kali lagi,"

Gulf hanya menurut karna dia merasa kepalanya seperti mau pecah.

"Sekarang minum susunya,"

"Sedikit saja tapi,"

"Iya sayang!"

Setelah selesai makan Gulf tidur kembali, dia meminta pada Mew untuk memeluknya dari belakang namun Mew merasa jika tubuh Gulf terasa panas bahkan Gulf seperti menggigil.

"Kita pergi ke dokter saja, kau demam dan suhu tubuhmu panas sekali,"

"Tidak mau, aku tidak apa-apa besok juga pasti sembuh,"

"Aku hanya takut terjadi apa-apa padamu, karna aku mencintaimu,"

Kata-kata Mew membuat hati Gulf sedih, bagaimana semua ini terjadi.

"Kau tidak perlu mencintai ku, carilah yang lain yang bisa mengerti perasaan mu,"

"Hati ku sudah memilih mu, dan tidak bisa mencintai orang lain, aku akan menunggu hingga kau mau menerima ku bahkan jika aku harus menunggu lima tahun pun akan aku lakukan,"

Bagaimana Mew ingin mencintai orang lain jika hatinya sudah milik Gulf seorang, Mew hanya ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama Gulf dan Win.

"Aku mencintaimu benar-benar mencintaimu,"

Gulf menangis sedih saat mendengar apa yang Mew ucapkan, dia tidak tau harus berbuat apa karna saat ini hatinya sedang tidak baik-baik saja, dia pun tidak tau perasaan apa yang iya rasakan namun jika dekat dengan Mew Gulf merasa nyaman rasanya Gulf selalu ingin dalam pelukan tangan hangat Mew.

"Maafkan aku! Hiksss,"

"Jangan menangis lagi, hatiku akan sangat sedih melihatnya,"

Tentu saja Mew akan terluka saat melihat Gulf menangis karna hatinya milik laki-laki yang mencintai Gulf, Mew akan mencoba menjadi yang terbaik untuk Gulf meski Gulf melihat dirinya bukan sebagai Mew melainkan sebagai Tharn.

Apa Gulf akan setega itu? Apa Gulf akan sekejam itu menganggap Mew adalah sebagai Tharn hanya karna hati Tharn ada pada Mew, mereka berdua tetap dua orang berbeda walaupun wajahnya serupa bahkan tidak ada yang membedakan, Tharn tetap Tharn Mew tetap Mew namun mereka mencintai Gulf dengan cara yang sama.





Bersambung..

❤️❤️

Jangan mewek lagi ya

☺☺

Beda Kasta (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang