part 14

1.1K 164 17
                                    

Kediaman Tuan Mario pagi ini terlihat begitu hangat, jika biasanya tidak ada kehangatan namun berbeda dengan pagi ini, Gulf memasak untuk semua orang dan tidak lupa masak makanan kesukaan Ayah nya, jujur saja sikap Gulf membuat Tuan Mario terharu ingin rasanya dia memeluk putra nya dan mengucapkan kata-kata maaf untuk yang kesekian kali, hatinya terasa semakin sakit saat melihat putra nya tersenyum di depannya setelah lima tahun lamanya baru pagi ini Tuan Mario melihat senyum indah milik Gulf.

"Kakek mau makan apa? Biar nanti di ambilkan Papa,"

"Kakek ingin makan nasi goreng saja, karna sudah sangat lama Kakek tidak makan nasi goreng buatan Papa mu,"

"Apa begitu enak nasi goreng buatan Papa?"

"Ya, sangat enak seperti buatan Nenek mu,"

Gulf hanya terdiam, namun hatinya begitu sakit saat melihat mata Ayah nya berkaca-kaca, apa dia begitu keterlaluan pada Ayah nya mendiami nya hingga bertahun-tahun, lihatlah bahkan laki-laki paruh baya itu terlihat begitu kurus tubuhnya tidak segagah lima tahun lalu yang terlihat begitu segar dan bugar, tidak seperti sekarang menyimpan kesedihan.

"Paman!"

"Ada apa Zee?"

"Aku dengar, jika Tuan Max akan pulang ke Thailand,"

"Benarkah, kapan?"

"Aku belum tau pasti, dan dia akan datang bersama putra nya,"

"Putra nya? Putra nya yang mana? Bukankah salah satu putra nya sudah tiada?"

"Entahlah, aku juga tidak tau,"

"Yang aku dengar dulu begitu, jika salah satu putra nya sudah tiada karna sakit keras,"

"Apa paman sudah mengenal, bagaimana rupa dari putra Tuan Max?"

"Tidak, aku tidak tahu, dan seperti yang aku katakan jika putra nya sakit dan tidak dapat bepergian, bahkan aku baru mengenal Max tujuh tahun lalu,"

"Jika Paman tidak keberatan, besok malam Tuan Joss mengundang kita untuk menghadiri acara ulang tahun putri nya,"

"Kau saja yang datang, aku sudah tua dan sudah malas untuk bepergian,"

"Gulf, apa kau mau pergi bersamaku?" Tanya Zee pada Gulf yang sejak tadi hanya diam.

"Emhh..aku tidak suka pergi ke tempat keramaian, maaf Phi,"

"Aku hanya tidak ingin kau di rumah terus menerus, kau harus punya teman di luar sana agar kau bisa bergaul dengan yang lain,"

"Aku tidak mau Phi, jadi jangan paksa aku,"

"Ya sudah tidak apa-apa, biar aku dan New yang pergi,"

"Uncle, Win boleh ikut?"

"Tanya Papa mu, jika dia mengizinkan uncle akan mengajak mu,"

"Pa, apa boleh Win ikut uncle pergi ke pesta?"

"Boleh sayang, tapi Win harus bersikap baik, tidak boleh menyusahkan uncle"

"Win janji, Win akan bersikap baik, seperti Daddy,"

"Pintarnya anak Papa, sudah cepat habiskan sarapan mu,"

Setiap kali Win membahas tentang Tharn hati Tuan Mario tidak bisa berbohong hatinya akan sangat sedih, dia benar-benar seperti seorang penjahat yang memisahkan antara anak dan Ayah, andai dulu iya tidak terhasut Briana mungkin saja hidup putra dan cucunya sudah bahagia.

Tuan Mario tahu betul apa dampak jika Win tahu bahwa dirinyalah yang sudah membuat Daddy nya pergi dan sudah pasti Win akan sangat membencinya, karna selama ini Win hanya tahu jika Tharn di tugaskan oleh Kakek nya bekerja di tempat yang sangat jauh.

Beda Kasta (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang