part 29

1.1K 170 16
                                    

Saat terbangun dari tidurnya Gulf tidak mendapati Mew di samping nya membuat Gulf merasa tidak tenang, Mew memang tidak kembali ke kamar Mew sengaja tidur di ruang kerja.

"Apa dia tidak tidur disini, apa dia sudah berangkat bekerja, tapi tidak mungkin dia tidak berpamitan padaku,"

Gulf turun dari ranjang nya dia pergi ke kamar mandi untuk mencari Mew namun nihil tidak ada, lalu Gulf pun turun dia mendapati Win di ruang TV yang sedang tertawa karna mononton kartun kesukaannya.

"Win, sayang!"

"Papa!"

"Kau sedang apa? Dan kau disini dengan siapa?"

"Tadi Win bersama Daddy, dan Daddy membuatkan sarapan untuk Win, lalu Daddy berpamitan berangkat kerja,"

"Daddy mu sudah berangkat kerja?"

"Hmmm! Sejak setengah jam yang lalu katanya ada pekerjaan mendadak yang harus Daddy kerjakan, jika Papa ingin sarapan Daddy sudah membuatkan roti bakar dan susu untuk Papa,"

"Apa kau sudah siap berangkat sekolah?"

"Sudah Pa, Win tinggal berangkat,"

"Tunggu sebentar, Papa mandi dulu,"

Dengan rasa tidak bersemangat Gulf kembali ke kamarnya, setelah sampai di kamar Gulf berjalan ke arah meja rias dia ingin mencari kotak berwarna merah semalam yang Mew letakan disana namun iya tidak menemukannya.

"Kenapa tidak ada, bukankah semalam dia meletakkan nya disini?"

Gulf mencari di setiap sudut meja dan laci kecil namun nihil dia tidak menemukannya, lalu dia mencari di dalam lemari namun tidak ada juga membuat Gulf sedikit kesal.

"Apa Mew buang cincinnya, tapi tidak mungkin,"

Gulf ingin menghubungi Mew namun dia merasa tidak enak, dan sudah pasti saat ini mew sedang marah padanya.

"Apa yang harus aku lakukan? Tuhan apa sikapku sudah sangat keterlaluan, Mew maafkan aku sungguh,"

Saat ini yang harus Gulf lakukan segera mandi dan mengantar putra nya pergi sekolah, setelah itu dia akan berbelanja sayuran dia akan memasak untuk nanti siang, dia akan membawa Win berkunjung ke kantor sekalian makan siang bersama Mew.

"Sayang, ayo kita berangkat,"

"Ayo Pa cepat, nanti Win terlambat,"

"Maafkan Papa jika tadi lama, sudah ayo kita berangkat,"

Akhirnya mereka pun berangkat, sebelumnya Gulf menghubungi Mild dia mengatakan jika hari ini dia tidak akan ke butik, dan beruntung Mild mengiyakan.

Gulf membuka butik nya beberapa bulan yang lalu, karna dia merasa ingin memiliki kesibukan agar hidupnya terus berjalan semestinya, Gulf tidak ingin terlalu terpuruk dan itu sukses membuatnya bangkit.

Gulf masih sering mengunjungi makam Tharn semingu dua atau tiga kali, dia akan selalu mengirim bunga agar Tharn tidak kesepian, biar bagaimana pun Gulf tidak akan tega karna Tharn tidak memiliki siapapun lagi, selain Gulf Tuan Max pun juga sering mengunjunginya dia tidak akan lupa siapa yang sudah membuat putra nya hidup sampai hari ini.

"Kenapa hari ini aku rasanya malas sekali untuk mengerjakan sesuatu, aku merindukan mu Mew rasanya ada yang hilang saat kau tidak memeluk ku,"

Dengan keberanian Gulf mengirim pesan pada Mew, dia tidak perduli jika Mew tidak membalas pesannya.

"Kau sedang apa? Aku merindukan mu, maafkan aku jika aku sudah menyakitimu, percayalah jika aku menyanyangimu,"

Tidak ada balasan bahkan Mew tidak membaca pesan darinya, jika biasanya Mew tidak pernah telat membaca pesan darinya namun tidak untuk hari ini, Gulf merasa jika Mew benar-benar kecewa padanya.

Beda Kasta (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang