part 32

1.2K 160 12
                                    

"Ayah, kapan Ayah datang?"

"Sejak satu jam yang lalu, dan kau darimana?"

"Aku habis dari kantor, hari ini aku sengaja menemani Mew, kasihan dia pasti bosan karna pekerjaan menumpuk,"

"Apa kau yakin hanya karna itu?"

"Apa maksud Ayah?"

"Ayah tidak bodoh, dan tau apa yang kau lakukan,"

Lekas-lekas Gulf memeluk Ayah nya, karna dia tau pasti Ayah nya tengah membahas sekertaris Mew, karna satu jam lalu Apo mengirim pesan padanya tentang kematian wanita itu.

"Aku tidak bersalah, yang salah wanita itu karna sudah berani mengoda Mew,"

"Tapi tidak harus dengan cara itu untuk menyingkirkannya, kau sangat kejam,"

"Itu setimpal dengan apa yang dia lakukan,"

"Bicara dengan mu akan hanya membuat ku sakit kepala, bagaimana kabar mu Mew,"

"Seperti yang Ayah lihat aku baik,"

"Maafkan Ayah karna meninggalkanmu dengan pekerjaan yang begitu banyak, disana ada sedikit kendala jadi kami harus mengatur ulang semuanya,"

"Tidak apa-apa Ayah tidak perlu hawatir, semua aman terkendali,"

"Besok kau libur saja, hari senin baru masuk lagi,"

"Tidak apa-apa, Mew akan tetap masuk saja,"

"Itu bagus Mew, kau bisa istirahat, bukankah kau akan mempersiapkan pernikahan kita,"

"Pernikahan?" Jawab Tuan Mario.

"Ayah, kami berdua sudah memutuskan untuk menikah, jadi Ayah juga harus mempersiapkan semuanya,"

"Kenapa mendadak? Apa yang sebenarnya kalian rencanakan?"

"Ayah, a-aku hamil,"

Prang...

Gelas yang di pegang oleh Zee terjatuh begitu saja, membuat ketiga orang itu terkejut.

"Gulf, apa kau serius? Aku akan memiliki keponakan baru?" Tanya Zee.

"Iya Phi, dan usianya kini sudah delapan minggu,"

"Akhirnya apa yang selama ini Win inginkan akan terwujud, katakan padaku kau akan meminta kado apa dariku?"

"Aku tidak akan meminta kado apapun dari Phi, tapi aku ingin Phi selalu ada untukku,"

"Tentu saja, aku akan selalu ada untukmu karna kau adik ku,"

Jujur saja Tuan Mario pun ikut bahagia karna pada akhirnya putra nya sudah memutuskan apa yang harus iya lakukan sejak dahulu, walaupun dia tau bagaimana sulitnya Gulf melupakan Thran.

"Kalian tidak perlu memikirkan apapun, biar Ayah yang mengurus semuanya, kalian hanya perlu menyiapkan diri kalian saja,"

"Terimakasih Ayah, karna sudah mau membantu kami menyiapkan semua ini,"

"Itu sudah menjadi kewajiban Ayah, dan Ayah akan membuatkan pesta untukmu yang sangat megah dan mewah,"

"Tidak Ayah, Gulf hanya ingin pernikahan sederhana saja,"

"Kau putra ku satu-satunya, dan aku akan mengundang semua kolega ku agar mereka tau bagaimana wajah bahagia putra ku nanti saat di atas pelaminan,"

Tentu saja Gulf merasa terharu, andai saja dulu Ayah nya menyetujui hubungannya dengan Tharn sudah pasti hidup mereka sudah bahagia.

"Sekarang istirahatlah, kau tidak boleh terlalu lelah, agar nanti saat kalian menikah terlihat segar, Zee ikutlah dengan ku ada yang ingin aku bicarakan,"

Beda Kasta (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang