"Sayang!"
"Sudah cukup Mew, kau pikir aku tidak lelah?"
"Sebentar lagi! Tanggung banget ini,"
"Pergi ke kamar mandi sana,"
"Untuk apa?"
"Kamu bisa blowjob kan, mumpung sabunnya masih banyak,"
"Ada istri buat apa?"
"Tapi aku lelah!"
"Sebentar saja!"
"Awas saja jika bohong,"
"Tidak sayang!"
Pada akhirnya permainan panas itupun berlanjut, dengan Gulf yang sudah sangat lelah karna Mew benar-benar tidak memberi ampun pada istrinya itu.
Setelah lelah ber cinta kini mereka tertidur karna sejak semalam mereka memang tidak tidur, dan lihatlah kamar hotel itu tidak berbentuk lagi.
"Uncle! Kapan Buna dan Daddy pulang! Kenapa mereka tidak mengajak Nata?"
"Biarkan saja mereka bersenang-senang tanpa kalian, mungkin mereka juga butuh waktu berdua,"
"Tapi kan Nata juga ingin ikut,"
"Kalau Nata ikut nanti Nata menganggu mereka, jadi Nata di rumah dengan uncle sudah benar sayang."
"Nata marah sama Daddy dan Buna,"
"Sudah! Habiskan saja sarapan mu,"
Bocah kecil itu tidak tau saja jika Daddy dan Papa nya disana lelah walaupun tanpanya, menghabiskan waktu hanya berdua membuat mereka lupa dengan anak-anak nya, bahkan mungkin saja ini waktu mereka yang sangat berharga bisa menghabiskan waktu hanya berdua tanpa harus di gangu anak-anak nya.
Waktu pun menjelang siang karna merasa lapar Gulf pun terbangun terlebih dulu, sedangkan Mew masih tidur pulas dengan membelakangi istrinya.
"Tubuhku benar-benar sakit semua, dasar sialan kau Suppasit, awas saja aku tidak akan memberi jatah lagi padamu,"
Lain di mulut lain di hati, bahkan jika saat ini Mew menyentuhnya lagi sudah pasti Gulf tidak akan menolak, biar bagaimanapun lebih baik ia yang memberi kenikmatan pada suaminya daripada suaminya itu jajan di luar, bukankah alangkah baiknya ia sendiri yang melebarkan pahanya untuk suaminya.
"Mew! Bangun,"
"Sebentar sayang!"
"Tapi aku lapar! Apa kau tega melihat istri mu kelaparan? Sejak semalam aku tidak makan gara-gara wanita sialan itu,"
Seketika Mew langsung duduk saat mendengar istrinya bicara tentang Jihan, lalu ia berpikir apakah Jihan baik-baik saja atau Apo sudah melakukan sesuatu padanya.
"Kenapa! Apa kau hawatir dengan wanita itu?"
"Tidak sayang! Kau ingin makan apa biar aku pesan kan,"
"Tidak usah banyak alasan, jika kau ingin tau keadaannya ia sudah tiada,"
"Untuk apa aku memikirkannya, hanya kau yang aku cintai aku tidak perduli dengan yang lain,"
"Benarkah?"
"Iya sayang!"
Lebih baik Mew tidak mengatakan apapun lagi, daripada istrinya marah lebih baik ia membiarkan istrinya melakukan apa yang ingin di lakukan.
"Aku mencintaimu Mew, dan aku tidak ingin orang lain menyentuhmu, jika mereka berani menyentuhmu maka mereka yang akan menanggung resikonya, dan kau jangan pernah bermacam-macam padaku jika tidak kau akan kehilangan aku dan anak-anak mu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beda Kasta (END)
General FictionSebuah kasta harus menjadi penghalang mereka Lalu apa yang akan terjadi? Mereka akan hidup bersama atau akan tetap terpisah dengan keadaan?