part 2

1.6K 179 12
                                    

"Gulf, hari ini Briana akan berkunjung, kau bisa kan pulang cepat?"

"Gulf tidak janji yah, dan lagi pula untuk apa wanita itu berkunjung kesini? Apa dia sudah kehabisan uang?"

"Jangan bicara seperti itu, biar bagaimana pun dia akan menjadi bagian dari keluarga kita, Ayah akan menikah dengannya,"

"Gulf tidak setuju,"

"Kenapa? Bukankah dia wanita yang baik dan perhatian dengan mu?"

"Jika Ayah di rumah dia akan sangat baik padaku, tapi jika Ayah tidak di rumah dia akan menjadi moster yang mengerikan,"

"Itu tidaklah mungkin, Briana wanita baik-baik,"

"Jadi Ayah ingin mengatakan, jika yang tidak baik disini adalah aku?"

"Ayah tidak mengatakan itu, kau putra Ayah satu-satunya mana mungkin Ayah akan mengatakan itu?"

"Sudahlah, Gulf ingin pergi ke butik saja, Phi Zee tolong antar aku ke butik,"

"Gulf, sarapan dulu jangan pergi dalam perut keadaan kosong,"

Gulf tidak mendengar apa yang Ayah nya katakan, dan dia tetap melangkah pergi tentu saja dengan di antar oleh Zee.

"Kau tidak boleh bicara seperti itu dengan Ayah mu,"

"Lalu aku harus bagaimana Phi? Bukankah Phi juga tahu bagaimana sifat wanita itu saat Ayah tidak di rumah?"

"Aku tahu, tapi kau harus pelan-pelan memberi tahu Ayah mu tentang wanita itu,"

"Jika wanita itu baik aku tak mengapa Ayah menikahinya, namun wanita itu hanya ingin harta Ayah saja itu yang membuat ku berat,"

"Kau harus bicara pelan-pelan dengan Ayah mu jika kau ingin membuang wanita itu, dan jika perlu kau harus menyertakan bukti agar Ayah mu lebih percaya lagi,"

"Tapi bagaimana caranya?"

"Nanti kita akan pikirkan,"

Tidak lama mobil yang mereka tumpangi sudah sampai di depan butik, namun yang menarik perhatian Zee adalah seorang laki-laki yang tengah berdiri di depan butik milik Gulf, laki-laki itu dengan santainya menghisap nikotinnya.

"Sudah sampai turunlah,"

"Terimakasih Phi, karna sudah mau mengantar ku,"

"Gulf!"

"Ada apa Phi?"

"Laki-laki itu, siapa dia? Kenapa dia ada di depan butik mu?"

"Dia pegawai ku Phi,"

"Pegawai mu, aku tidak salah dengar?"

"Tidak, dia memang pegawai ku dan baru masuk kerja kemarin,"

"Kau serius?"

"Iya Phi aku serius, kemaren dia sudah menolong ku dan sebagai gantinya dia minta imbalan pekerjaan,"

"Menolong mu? Apa terjadi sesuatu padamu?"

"Kemarin waktu hujan lebat tiba-tiba listriknya padam, dan kebetulan dia sedang meneduh disana jadi aku meminta tolong padanya,"

"Kenapa kau tidak minta pada Ayah mu pekerjaan untuknya? Dia sepertinya bisa bela diri mungkin saja Ayah mu bisa memperkerjakan dia menjadi bodyguard mu, sekaligus supir pribadi untuk mengantar mu kemana-mana,"

"Aku tidak berani Phi minta pada Ayah, takut Ayah marah,"

"Kau bawa saja dia ke rumah, biar nanti aku bantu bicara pada Paman,"

"Baiklah, nanti aku akan membawa dia untuk menemui Ayah,"

"Ya sudah turunlah, kasihan dia sudah menunggu sejak tadi,"

"Terimakasih,dan sampai jumpa Phi,"

Setelah itu Zee melanjutkan perjalanannya, karna dia harus mengurus sesuatu yang sangat penting.

"Selamat pagi Bos,"

"Pagi, apa kau sudah sedari tadi disini?"

"Kurang lebih satu jam, dan sudah hampir menghabiskan satu bungkus nikotin,"

"Apa kau tidak bisa menghilangkan kebiasan buruk mu itu? Apa kau tidak tahu jika itu bisa membahayakan dirimu?"

"Apa yang bisa aku lakukan? Aku hanya pria miskin dan aku hanya ingin menikmati hidup ku,"

"Apa sesimpel itu hidupmu?"

"Untuk apa hidup di buat rumit? Selagi masih di beri hidup nikmati saja semua,"

Entahlah Gulf seperti tidak pernah bosan saat melihat laki-laki di hadapannya ini tersenyum, Gulf selalu merasa nyaman saat berada di dekat laki-laki itu.

"Bos, sejak kemarin kita bicara, tapi kita belum tau nama masing-masing,"

"Kau benar juga,"

"Kenalkan Bos, aku Tharn Khirigun,"

"Aku Gulf, Gulf kanawut kau boleh memanggil ku Gulf saja,"

"Nama yang sangat bagus dan cantik seperti orang nya,"

Bluss..

wajah Gulf menjadi merah merona saat mendapat pujian dari Tharn, bahkan kini perutnya seperti di penuhi dengan kupu-kupu.

"Dasar tidak waras, ayo masuk sudah siang nanti kita tidak dapat pelanggan lagi,"

"Baik Bos,"

Akhirnya mereka masuk dan bersiap untuk membuka butik, hari ini Mild meminta izin karna Mae nya tengah sakit jadi mau tidak mau Gulf hanya berdua dengan Tharn.

"Awas Bos, hati-hati,"

"Auwwww..!"

Hampir saja Gulf tertimpa patung mannequin, beruntung Tharn cepat menolong nya jika tidak mungkin saja Gulf sudah celaka.

"Kau tidak apa-apa Bos?"

"Aku tidak apa-apa, terimakasih sudah menolong ku,"

"Keamanan Bos tangung jawab ku,"

Gulf berada di pelukan Tharn mereka saling pandang entah mengapa di hati kedua nya ada getaran yang aneh, bukankah ini terlalu cepat untuk saling menyukai.

"Maaf Bos, ayo aku bantu berdiri,"

"Terimakasih,"

"Sepertinya patung ini sudah tidak dapat di pakai lagi, biar aku bereskan dulu lebih baik Bos duduk disana,"

Gulf pergi dari tempat kejadian tubuhnya masih sedikit gemetar karna terkejut dengan kejadian tadi, dari tempat iya duduk Gulf terus menerus memperhatikan Tharn, masih tercium jelas bagaimana wangi tubuh Tharn membuat Gulf benar-benar candu akan bau tubuh itu.

Setelah selesai membersihkan kekacauan, Tharn kembali dan membeli minuman untuk nya dan juga Gulf.

"Minumlah,"

"Hmm!"

"Minumlah, agar mengurangi rasa takut mu,"

"Kenapa kau repot-repot, dan kau jadi membuang uang mu,"

"Hanya air minum, tidak akan sampai menjual butik mu ini untuk membelinya,"

"Terimakasih, nanti aku akan memberimu gaji lebih untuk mengganti uang nya,"

"Tidak perlu, sekarang apa lagi yang harus aku kerjakan?"

"Kau istirahat saja dulu, biar aku yang membereskan sisanya,"

"Biar aku saja,"

"Tidak apa-apa, aku hanya akan menata baju di sana,"

"Baiklah!"

Tharn memperhatikan bagaimana kerja Gulf, dengan dahi berkeringat membuat Gulf begitu terlihat cantik, Tharn tersenyum tipis saat Gulf sesekali mengeluh lelah Tharn ingin membantunya namun Gulf menolaknya.





Bersambung..

❤️❤️

Beda Kasta (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang