Menceritakan tentang anak tunggal kaya raya sekaligus Ketua geng motor THE VAGOS, yang tidak pernah dekat dengan wanita manapun. bahkan untuk menaruh hati saja ia tak bisa.
Namun siapa sangka, gadis bernama Ayyara mampu membuat seorang Arakha jatuh...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siang ini, Rakha sedang berada di sebuah taman yang sempat ia kunjungi bersama Ayyara, taman yang banyak sekali kenangan bersama gadis itu, "kak Akha?" Pangil seorang gadis dari arah belakang, Rakha yang tak asing dengan suara perempuan itu,berbalik menatap ke arah belakang.
Benar saja, padahal dia baru berhayal kalau Ayyara akan menemuinya, ternyata hayalan dia menjadi nyata. Sekarang Ayyara berada di dekatnya, "Ayyara," balas Rakha dengan senyum manis.
Rakha mempersilahkan gadis itu untuk duduk di sampingnya, Ayyara duduk di samping Rakha sebelah kanan, "habis dari mana?" Tanya Rakha memulai pembicaraan.
"Keliling taman aja, soalnya jenuh di rumah." Jawab Ayyara, dengan manik mata menatap ke arah depan. Saat ini keduanya sedang duduk di bangku panjang yang mengarah pada danau yang indah, di sekitar danau terdapat pohon pohon besar yang menyejukkan suasana di sana.
"Memang nya, di rumah tidak ada orang?"
"Engga ada."
"Main ke rumah saya yuk." Ajak Rakha, mampu membuat antusias Ayyara menatapnya, "dih, ngapain?"
"Main lah."
"Ngga baik, cewe main ke rumah cowo."
"Kata siapa?"
"Kata Aya, barusan." Jawab Ayyara menatap sinis ke arah Rakha, sementara Rakha hanya terkekeh. Sempat hening beberapa menit sebelum di antara mereka membuka suara, Ayyara mencoba untuk membuka suara menghilangkan keheningan itu.
"Kak Akha ngapain di sini?"
"Kamu juga ngapain di sini?"
"Ih.. Jawab dulu pertanyaan Aya!" Kesal Ayyara, harusnya ucapannya itu di balas, bukannya di lontarkan balik, "hahah, kesel ya?" Ledek Rakha, rasanya ia sangat ingin menowel hidung mancung milik Ayyara, namun itu mustahil.
"Saya kesini, karena saya gabut di rumah."
"Tumben gabut, iasanya aja selalu ngurung diri di kamar." Memang Ayyara pernah di ceritain tentang Rakha dari Raisa, bahwa lelaki itu selalu mengurung diri di kamar, bahkan dia keluar kalau ada teman atau saat di panggil untuk makan.
Rakha kembali terkekeh, ah... Rasanya dia benar-benar ingin sekali untuk mencubit gemas hidung Ayyara yang mancung itu, "gabut, soalnya ngga ada notif chat dari kamu." Rakha menatap wajah indah Ayyara.
"Dih,"
"Saya tidak berbohong."
Ayyara memilih diam, dengan pandangan mengarah pada pkhon. Rakha juga sama, tetapi dia melihat sekeliling, sebelum pandangan tertuju pada sebuah ayunan.