ARAKHA_63. Pertemuan.

282 21 4
                                    

"Bwang Rakwha gawteng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bwang Rakwha gawteng." Ujar Nisa dengan mulut yang penuh dengan ice cream. "Di telan dulu." Peringat Rakha di balas anggukan oleh Nisa.

Saat ini, Akbar dan juga sang adik perempuan nya sudah sampai di rumah Rakha. Tak hanya mereka berdua saja yang menjadi tamu hari ini, ada Reyhan dan juga Langeran yang menjadi tamu Rakha.

"Bang Rakha ganteng." Ulang nya saat ice cream di mulut serta tangan sudah habis. "Ama Rakha di bilang ganteng, ama gue ngga pernah tuh." Kesal Akbar memandang ke arah sang adik dengan malas.

"Bang Akbar itu pelit! jelek, pluss ngeselin!" Reyhan dan Pangeran tertawa puas mendengar nya, Rakha hanya tersenyum. Beda hal dengan Akbar yang memutar bola mata malas.

"Bang Rakha."

"Dalem?"

Nisa sempat diam sejenak dengan manik mata  yang melirik ke arah Akbar yang berada di samping nya. "Kak Ayyara nya ko ngga ada?" Pangeran yang ingin melanjutkan makan tidak jadi, karena mendegar pertanyaan dari bocil.

"Kak Aya nya lagi kuliah." Balas Rakha dengan senyum simpul. "Owh. Berarti besok Nisa bisa ketemu sama kak Ayyara ngga?" akbar gigu saat mendegar sang adik yang terlalu banyak bertanya kepada Rakha soal ayyara. Apakah gadis kecil itu masih mengingat sosok Ayyara? padahal saat bertemu dengan gadis itu, umur Nisa masih sangat kecil.

"Nisa, nih mak mu, WA." Ujar Akbar mengalihkan pembicaraan. "WA apa?" Tanya nya polos.

"Kata nya, kapan pulang. Mama sama papa mau pergi." Akbar membacakan isi pesan yang di kirimkan oleh sang mama. "Yah... Bilang mama, Nisa mau di sini dulu." Unar nya segera berlari ke arah Rakha.

Memang Nisa dan Rakha sangat lengket, buktinya sekarang gadis kecil itu sedang memeluk tubuh sahabat dari abang nya dengan sangat erat.

"Bang Rakha. Nisa masih mau main sama bang Rakha." Lirih nya. Tangan kekar Rakha terulur untuk mengusap rambut pendek Nisa. "Iya. Atau mau bobo sama bang Rakha?" Nisa mendonggak menatap wajah Rakha dengan senyum binar nya.

"Ngga!! Ngga!!" Dengan sigap Akbar menarik tangan sang adik dengan kasar dari pelukan Rakha. "Jangan kasar!" Peringat Rakha.

"Tuh, dengerin bang Rakha ngomong!!" Kesal Nisa kembali berhambur ke dalam pelukan Rakha. "Bang Rakha, dia jahat." Tunjuk Nisa pada abang nya sendiri, Sementara Akbar cenggo.

"Owh, oky fine! Awas nanti kalo kamu laper tengah malem, abang ngga bakal masak buat kamu!" Akbar melipat kedua tangan nya di depan dada, dan mulai memasukan beberapa cemilan ke dalam mulut, tak lupa, ia juga menampilkan wajah tengil.

ARAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang