ARAKHA_41. Khawatir.

396 24 0
                                    

"Kehilangan mu, adalah hal yang tidaksekali saya inginkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kehilangan mu, adalah hal yang tidak
sekali saya inginkan."
Arakha Anatha Kyz Setiawan Grabiel.

Setelah beberapa menit Rakha melajukan motornya, lelaki itu sekarang sudah sampai di rumah sakit, dengan langkah yang besar. Lelaki itu, memasuki bangunan yang cukup besar, yang bertulisan '𝙃𝙊𝙎𝙋𝙄𝙏𝘼𝙇'. "Kenapa Reza ngga angat telfon gue sih!" Gerutu Rakha, saat ini lelaki itu sedang menghubungi sahabatnya, namun telfon Rakha belum di angkat sama sekali.

"Gue tanya suster itu aja, kali ya?" Gumamnya, Rakha mendekat ke arah suster yang sedang berlalu lalang, "permisi, saya ingin tanya. Pasien yang bernama Ayyara, ada di ruangan mana ya?" Tanyanya dengan khawatir.

"Ayyara? Anda bisa tanya ke suster yang lain, saya sedang buru-buru." Jawab suster itu tergesa-gesa, Rakha geram, padahal sepenglihatan Rakha, suster itu sedang tidak sibuk. Rakha berkeliling lagi, ia ingin ke depan untuk menanyakan kepada suster yang berjaga di depan, namun langkah nya sudah terlalu jauh, bahkan sekarang Rakha suda berasa di lantai tiga.

"Permisi",ucapnya kepada suster yang berpapasan dengannya, "iya? Ada yang bisa asaya bantu." Jawab suster wanita itu dengan ramah.

"Saya ingin tanya, ruangan pasien yang bernama Ayyara, apakah anda tau?" Suster itu sempat diam sejenak, "owh, iya, anda siapanya?" Tanya suster itu dengan kepo, sungguh, Rakha merasa semakin kesal, kenapa suster ini tidak langsung mengantarnya saja keruangan Ayyara, kenapa harus banyak pertanyaan dulu.

"Saya calon suaminya, apakah anda bisa cepat memberi tau saya di mana ruangannya?" Tegas Rakha, menekankan kata 'calon suaminya'. "Kok mau sih sama dia, setau saya sih, keluarganya ngga jelas ya, soalnya dia masuk rumah sakit aja. Karena dia sendiri bunuh diri, pasti kan gara-gara keluarganya ngga jelas!" Oceh nya, dengan memasang mimik wajah yang centil.

Rakha sempat diam sejenak, apa bunuh diri? Apakah benar ucapan Ayyara waktu itu. "Aanda bisa cepat memberi tau saya, di mana ruangan calon istri saya!!" Tegas Rakha sekali lagi, sungguh lelaki itu sudah sangat ingin bertemu dengan Ayyara, tapi kenapa semua orang membuat waktunya terbuang sia-sia.

"Hm... Ya udah deh, saya antar anda, silakan ikuti saya." Suster itu sambil jalan lebih dulu "hm, maaf, bisa saya yang di depan anda?" Ujar Rakha tiba-tiba. Tak membutuhkan jawaban dari sang suster, Rakha lebih dulu berjalan ke depan, membuat suster wanita itu kebingungan.

"Belok kanan." Beritahu suster dari arah belakang, Rakha hanya menganguk dan berbelok ke arah kanan, banyak orang-orang yang berlalu lalang, tak jauh dari tempat Rakha, lelaki itu sudah bisa melihat sosok lelaki yang sangat ia kenal.

"Ini tepatnya." Ujar suster itu, mengulurkan tangan ke arah pintu ruangan Ayyara, "terimakasih."

"Saya permisi." suster itu pergi, dan hanya tersisa Reza dan Rakha yang berada di ruang ruangan. "Dih, kok mau ya sama cewe yang ngga jelas keluarganya, masih mending ama gue." Oceh suster tadi.

ARAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang