8.e

186 25 3
                                    

Dito menunggu Lina untuk pulang bersama seperti biasa. Namun, hari itu Lina diajak pulang bersama rombongannya Putri, Viona, dan Gina dalam mobilnya Putri. Hari-hari berikutnya terjadi hal sama. Lina pulang bersama teman-temannya sampai seminggu. Dan seminggu itu juga, Lina sulit dihubungi.

Di waktu istirahat, Dito mencari waktu untuk berbicara dengan Lina. Baru akan berdiri. Seseorang muncul membuat atensi siswa-siswi di sini ikut memusatkan perhatian mereka.

"Hai Lina, makan bareng yuk."

Laki-laki itu... adalah laki-laki yang sama dengan yang dilihatnya tempo hari di restoran Maringgi. Dia berdiri di meja Lina dengan akrab dan langsung menarik tangan Lina sebelum Lina merespon.

Mata mereka bertemu. Arga dan Dito. Pria itu seolah memahami sesuatu dan tangannya dengan sengaja melingkar ke bahu Lina yang tampak risih digiring untuk keluar kelas.

Juga semenjak percakapan itu, entah kenapa Gina terasa menjauh darinya. Dia tidak ke rumahnya lagi dan beralasan sibuk saat Lina mengajak pergi berdua. Tidak seperti biasanya.

"Kamu ikut-ikutan menjauhiku juga?" tanya Lina pada Gina saat mereka hanya berdua.

Terdengar helaan napas dari Gina. "Putri memberitahu hubunganku dengan Rama ke orang tuaku. Orang tuaku tidak mengatakan apapun, tapi sebulan lagi aku akan pindah sekolah ke Ausie." Ia memberi senyum pahit di bibirnya.

Lina terdiam lebih lama.

***

Semua orang terlihat biasa. Melakukan aktifitas yang sama berulang kali. Kadang-kadang ada membosankan, kadang juga menjahili teman jadi alternatif lain mengisi waktu. Semua nampak normal. Tapi, sepertinya itu tidak berlaku bagi Lina. Ia seringkali kedapatan menghela napas. Bak memikul beban berat di punggungnya. Itu yang dilihat Gina teman sebangkunya. Jika ditanya, Lina akan menggelengkan kepala dan mengatakan tidak ada apa-apa.

Namun, jauh di dalam sana. Ia sedang berperang dengan dirinya sendiri. Pikirannya begitu berisik. Hatinya terus berdebat dengan pikiran. Saling melontarkan alasan dan perasaan. Entah apa yang di perdebatkan sedalam itu. Tapi, satu yang mengusik dirinya dari menjelang malam kemarin hingga pagi ini. Ia ingin ... putus.

***
2124
Ayo tekan bintang dan komennya (ノ◕ヮ◕)ノ*.✧
Ps : di karyakarsa sudah sampai bab 14 di bab 12 mereka sudah dewasa (。•̀ᴗ-)✧

Rembulan Yang Tertinggal Di Wajahmu (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang