9.a

183 30 2
                                    

Lina menungkupkan kepala di meja menahan nyeri. Sakit sekali hari sebelum haid pertama itu.

Saat ditinggal Gina ke kantin. Matanya bertatapan dengan mata Dito yang menatapnya dari seberang kursinya. Malu. Ia membalikkan ke arah tembok.

Gina datang membawa kiranti dan makanan untuk dirinya.

"Makasih. Nanti ku bayar."

"Nggak usah, ikhlas kok. Cepetan di minum nanti tambah sakit."

"Makasih ya."

"Iya, iya." Gina mengangguk sekenanya. Melihat Lina menghabiskan kiranti dan makanan, ia bertanya, "bagaimana? Udah enakkan?"

"Sudah mendingan."

"Yang itu bukan dari aku."

Lina melihat Gina mengendikkan dagu ke barang-barang yang habis digunakannya. "Lalu dari siapa?"

"Dari Dito."

Lina memandang barang-barang di atas mejanya lebih lama.

"Kalau mau ganti, ke Dito. Tapi, katanya tadi nggak perlu di ganti dan dia bilang juga jangan kasih tau kamu kalau dia yang kasih."

Gina mungkin menganggap itu seperti memberitahu cuaca di pagi hari yang biasa dianggap angin lewat. Dia pun tenggelam ke aktivitasnya sendiri. Sementara, bagi Lina itu seperti sesuatu yang tidak bisa dijabarkannya tapi menyita pikirannya lebih lama.

Matanya bergerak mengikuti percakapan anak laki-laki yang baru masuk kelas. Di antaranya ada suara Farhan dan Dito. Kedua laki-laki itu sedang bercakap-cakap dan sesekali tertawa. Namun, di suatu momen yang sangat singkat tatapan mereka bertemu. Dito yang menatapnya balik. Lina langsung disergap keharusan untuk mengatakan sesuatu tetapi Farhan mengalihkan fokus Dito kembali ke percakapan mereka sampai ke meja mereka di ujung kelas.

***

Lina mencegat langkah Dito yang baru keluar pintu kelas. Laki-laki itu sontak terhenti. Kebetulan Dito terakhir keluar kelas karena dia piket kelas.

Lina menyodorkan beberapa helai lembar uang di depan Dito. "Kata Gina, itu pakai uangmu. Ini kukembalikan."

"Sekarang perutmu bagaimana?"

"Hah? Uh... itu sudah baikan."

Dito mengangguk. "Simpan saja." Ia melalui Lina.

"Tapi, aku bukan pacarmu lagi," sela Lina ketika Dito tepat di sampingnya.

"Iya, memang bukan. Tapi, kamu masih jadi orang yang kusukai."

***
5224
Ayo tekan bintang dan komennya (ノ◕ヮ◕)ノ*.✧

Rembulan Yang Tertinggal Di Wajahmu (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang