8.d

164 23 1
                                    

"Lin, tau nggak kenapa aku ajak Arga kemarin?" Tanya Putri.

"Nggak tau."

"Karena Arga tertarik sama kamu, dan kemarin itu sebenarnya ide aku. Aku sengaja memberitahu Rama daripada Gina. Biar dia sendiri ke restoran, Gina juga nggak tau sebenarnya bawa pasangan. Kamu juga jomblo, kan? Nah, makanya aku ajak Arga juga. Dia suka sama kamu. Dia ingin mengenal kamu lebih dalam."

Lina dan Gina kompak memandang Putri yang terus bicara.

"Jarang-jarang Arga duluan suka, biasanya perempuan yang mengejar-ngejar dia. Sudah tampan, kaya, dan keren. Ayahnya pengusaha besar, loh. Seandainya Arga sukanya aku, udah kutinggal Romeo."

Lina mendadak kenyang dan tidak bernafsu untuk menghabiskan minumannya lagi.

"Kalian cocok, kan?" tanya Putri sekali lagi.

"Wow, akhirnya Lina ada yang naksir. Nggak main-main yang naksirnya langsung anak terpopuler di sekolah kita." Viona menjadi satu-satunya orang yang paling bahagia di sana.

"Tapi, jangan kasih tau Arga ya ini dari aku. Sebenarnya dia nyuruh aku diem. Karena dia bakal berusaha mendekati kamu."

Muncul keraguan di wajah Lina. Ia memilin bibirnya.

"Tapi, aku---" ucapan Lina dipotong Putri.

"Nggak diijinkan orang tua untuk pacaran? Backstreet aja. Lagipula, ini Arga. Seorang Arga anak konglomerat. Kurasa ibu kamu kalau tau silsilah keluarga Arga juga bakal setuju-setuju saja."

Lina tidak menjawab.

"Atau ada yang kamu suka?" tebak Putri yang melihat kediaman Lina.

Lina mendongak menatap Putri yang menghujam tatapannya.

"Kamu nggak harusnya menyukai kerikil kalau kamu bisa dapat berlian." Bisik Putri tetap di depan wajahnya. Seolah dia mengetahui rahasia yang selalu ditutupi Lina.

"Jika kamu menolak Arga, aku bakal kecewa, Lina."

"Itu..  aku... "

"Karena Arga adalah sahabatku. Apakah kamu ingat masuk geng kita gara-gara apa?"

"Tapi, kalau mau berteman dengan anak-anak di belakang sana," Putri mengendikkan bahunya ke belakang. Ada tiga anak yang sedang membaca buku di belakang. Seakan terisolasi dari keramaian kelas. Tiga siswa itu dua perempuan satu laki-laki. Dua berkacamata dan memiliki tubuh tambun dan satunya kurus dengan pipi berjerawat. Tiga anak yang jarang diikutkan dalam kelompok dan seakan seisi kelas ikut menjauhi mereka. "Mereka mungkin masih membutuhkan rekan baru."

"Putri, bukankah itu keterlaluan? Kamu seolah mau mengusir Lina." Gina yang tidak tahan melihat perangai buruk Putri keluar, akhirnya bersuara.

"Aku nggak suka berteman dengan teman yang tidak setara. Aku yang membentuk kelompok ini, kalau kamu mau ikut Lina silahkan."

Gina terdiam.

***
1224
Ayo tekan bintang dan komennya (ノ◕ヮ◕)ノ*.✧

Rembulan Yang Tertinggal Di Wajahmu (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang