1 hai juni

262 171 15
                                    

Hai hai! Tak kenal maka tak sayang, udah kenal belum tentu jadian. Ups! Kenalan dulu, nih, aku PenaBena. Aku bakal bawa kalian ke cerita yang kalian gak sengaja nemu ini.

Lumayan acak-acakan, belum ku perbaiki sebagaian. Tapi, tenang abis kelar part terakhir bakal ku benerin.

Okey, ayo saatnya kita mulai.

Okey, ayo saatnya kita mulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1 hai juni
******

"MAHHH! ZO MAU MERID MUDA AJALAHH!"

Belum juga sosok pemilik suara cempreng itu muncul, pekikan-nya sudah menggelar kencang sampai ke penjuru rumah. Kavan yang tengah tertidur pulas dilantai dengan liur menetes kemana-mana, sampai terlontar kaget mendengar suara Kaka perempuannya.

"Apalagi, yah, Lord! Pengen pindah negara aja lama-lama, tapi gak punya biaya," dengus Kavan.

Remaja SMP itu mengusap wajahnya yang masih mengantuk sambil menguap. Kavan habis begadang sebab menonton drama Korea favorit gebetannya. Sebagai calon pacar yang baik, ia harus speak oppa-oppa.

"Hm. Pindah dunia aja. Gampang," gumam Beta.

"Masih pagi juga, datang-datang malah gila aja." Kavan merenggut. Padahal kenyataan sudah lewat jam sepuluh pagi.

Malvia, atau mama mereka yang tengah sibuk berkutat didapur menghela nafas mendengar suara nyaring bikin kepala pening.
Beginilah nasib punya banyak anak banyak tapi, duplikat suaminya semua. Malvia jadi berpikir, seharusnya dia dulu mencari lelaki yang kalem-kalem manja, bukannya agak bar-bar seperti suaminya.

Yang lebih heran, mengapa tidak ada yang kalem seperti dia gitu biar ngurusnya gampang. Fokoknya semua salah suaminya.

"Apa sayang?" sahut Malvia lembut.

Ia menggantung celemek, menghampiri anaknya yang baru didepan pintu. Wanita paruh baya itu heran melihat anak gadis sedari tadi lompat-lompat sambil cengengesan. Perasaan dulu dia tidak sebobrok ini. Malvia mengelus surai Azoya lembut.

"Kenapa, hmm? Bahagia banget kamu habis olahraga. Seger, yah?"

"Halah! Itu, mah, stress Mom! Turunan Papa, tuh!" Kavan menyahut saat Azoya hendak bicara.

Azoya mengacungkan tangan ke leher mengancam. Kavan malah membalasnya dengan memperagakan ekspresi mengejek.

"Anak pungut, loh!!" tunjuk Azoya.

Cewek itu kembali menatap berbinar mamanya. "Ta-tadi, pas, olahraga aku papasan sama anak om Yanto! Gantenggggg banget sekarang, Mom. Sumpah!"

STOP SINGLE(Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang