...

137 7 0
                                    

"ayah masih ingat sama Cahaya.?"

21 tahun mereka berpisah,entah Arya masih ingat atau tidak pada Cahaya

"Cahaya , Cahaya." Arya bergumam, ingatannya kembali ke belasan tahun yang lalu saat dirinya sangat membenci gadis itu, sungguh kejam dirinya sebagai seorang ayah yang harusnya menyayangi putrinya

"Ayah ."

"Maafin ayah,ayah sadar ayah salah,sangat salah karena telah membencimu saat masih kecil,ayah menyesal,tolong maafkan ayah." Tangis Arya pecah

Cahaya menggenggam tangan ayahnya." Ayah tidak salah,aku yang salah karena hadir tanpa diharapkan." Gadis itu sudah tahu mengapa ayahnya sangat membencinya saat masih kecil, ternyata dirinya hadir ke dunia tanpa diharapkan ,sang ibu mengandungnya karena sebuah kesalahan

"Aku bahkan tidak pantas disebut sebagai seorang ayah ." Arya sesenggukan

"Ayah ." Elmira masuk ke ruang rawat ayahnya,ia bingung dan bertanya-tanya saat ayahnya menangis, tangannya digenggam oleh gadis itu

"El...dia adalah anak ayah,anak yang selama ini selalu ayah ceritakan padamu." Dengan susah payah Arya berbicara disertai tangisan

"Jadi kita masih punya keluarga selain om Aryan dan Tante Riani ." Tanya Elmira,selama ini hanya Aryan dan istrinya yang ia anggap kelurga, karena merekalah yang selalu baik terhadapnya dan ayahnya

"Sini El ." Cahaya memangil,Elmira menghampirinya lalu memeluknya

Arya semakin sesenggukan melihat interaksi antara kedua anaknya itu. Sungguh selama ini ia merasa berdosa pada Cahaya,mungkin apa yang terjadi pada hidupnya saat ini adalah balasan atas kesalahannya terhadap Cahaya ,Arya sempat mencari keberadaan Cahaya untuk meminta maaf, tapi sayangnya Adinda telah pindah rumah ke rumah yang dihadiahkan oleh suaminya. Adinda sudah bahagia,berbeda dengannya yang begini-begini saja

......
"Biarkan dia menanggung dosanya,mulai besok jangan pernah temui Ayahmu itu, jauhi dia,ibu bukan menyuruhmu untuk membencinya,ibu hanya mengingatkan betapa jahatnya dia padamu waktu kecil." Adinda menasehati putrinya

"Tapi Bu,diakan ayahku."

"Tapi dia tidak menganggap mu anaknya.!"

Cahaya terdiam, sedangkan Arya hanya menyimak perbicangan anak dan ibu itu

"Tapi sekarang ayah sudah tobat ."

"Tetap saja dia jahat ." Bentak Adinda

"Bu,benar kata Cahaya, bagaimanapun dan seberapa jahat ayahnya,tetap saja dia tetap ayah kandungnya, Cahaya tidak salah jika peduli terhadap ayahnya." Arif menggenggam tangan istrinya

Adinda tidak sepenuhnya benci pada mantan suaminya itu,tapi luka yang ditorehkan oleh Arya masih belum sepenuhnya sembuh ,luka yang ditorehkan oleh Arya masih butuh waktu yang lama untuk menyembuhkannya
"Tapi mas.."

"Ibu tidak boleh menyimpan kebencian terlalu dalam terhadap orang lain,Allah saja maha pemaaf kenapa kita tidak.?" Arif meyakinkan istrinya

Adinda memenjamkan matanya lalu pikirannya menerawang ke masa lalunya yang kelam ,masih teringat jelas saat Arya merenggut kesuciannya lalu ia hamil , setelah itu melahirkan, suaminya tidak pernah percaya bahwa dirinya hamil anaknya,itu semua berputar di ingatannya
.

.

.

"Selamat pak,Bu, kalian berdua akan menjadi orang tua,Bu Riani positif hamil." Ujar seorang dokter ,ia tahu betul bahwa pasangan suami istri tersebut sudah lama menantikan kehadiran buah hati,dan kesabaran mereka berbuah manis walaupun harus menunggu bertahun-tahun

"Dokter, ini serius kan .?" Saking bahagianya hingga ia tak percaya akan kabar gembira ini

"Betul ,kesabaran kalian berbuah manis" Dokter mengangguk

"Ya Allah sayang,kita akan punya anak sayang ." Aryan memeluk istrinya, mereka berdua berpelukan,lalu menangis bersama dalam dekapan

Riani sempat depresi karena tidak kunjung dikaruniai anak,tapi Aryan terus menyemangati istrinya, meyakinkan bahwa mereka harus bersabar , bahkan Aryan pernah mengatakan bahwa dirinya tidak masalah seandainya harus hidup berdua saja dengan istrinya,anak memang dinantikan oleh setiap pasangan suami istri,namun jika Allah tidak menghendaki harus bagaimana lagi selain ikhlas dan sabar.

"Makasih ya Allah,kita harus mengadakan acara syukuran atas anugerah terindah yang Allah berikan kepada kita,aku harus hubungi orang rumah supaya mempersiapkan acara syukuran." Ucap Riani

"Tenang sayang,jangan terburu-buru,tunggu beberapa bulan lagi baru kita adakan syukuran. Bagaimana.?" Tanya Aryan

"Ah iya ya acara empat bulanan,gak sabar jadinya, sehat-sehat di perut mama ya sayang ."

.

.

.



















Ternyata cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang