2 Minggu berlalu,Arya sudah diperbolehkan pulang oleh dokter, cahaya mengantarkannya ke kontrakan yang selama ini menjadi tempat beristirahatnya
"ini ada sedikit uang buat buka usaha, supaya ayah gak jadi tukang pangkas rambut ." Cahaya iba melihat betapa susahnya ayahnya mencari uang, ayahnya menjadi tukang pangkas rambut, penghasilannya hanya cukup untuk makan ,belum lagi harus bayar kontrakan
"Gak usah,ayah masih punya tangan dan kaki untuk bekerja menghasilkan uang." Arya menolaknya,bukan berarti dia tidak bisa menghargai pemberian dari Cahaya,tapi ia tidak enak dikasihani, setidaknya ia masih punya tangan dan kaki untuk berusaha menghasilkan uang dengan keringatnya sendiri
"Ga papa,ambil saja,ini sebagai bakti- ku kepada ayah ."
"Tapi Cahaya..."
"Ambil ." Kira-kira ada sekitar sepuluh juta rupiah uang yang akan diberikan kepada Arya , Cahaya selama ini menabung,tidak masalah hasil tabungannya diberikan kepada ayahnya
"Makasih Cahaya,maafin ayah ." Arya menitikkan air matanya teringat kembali akan kesalahannya pada gadis itu,betapa jahatnya dia
"Ayah,lupakan masa lalu, Cahaya tidak pernah marah pada ayah." Cahaya menepuk pundak ayahnya
"Sekarang ayah makan dulu supaya cepat sembuh dan bisa beraktivitas seperti biasa.",
Arya memakan makanan yang dibawakan oleh Cahaya, tiba-tiba seorang wanita datang dengan wajah marah karena Arya sudah tiga bulan tidak membayar kontrakan
"Arya hari ini sudah waktunya bayar kontrakan,bayar sekarang .!!""Maaf Bu,saya belum punya uang untuk bayar kontrakan,ibu kan tahu saya baru keluar dari rumah sakit. ?" Tanya Arya ,setiap bulannya ia harus berhadapan dengan si pemilik kontrakan yang galak itu ,tak jarang memarahinya karena ia nunggak bayar kontrakan
"Saya juga butuh uang, jika terus menunggak bayar kontrakan, maka kamu harus angkat kaki dari kontrakan saya.!"
"Bu,berapa yang harus dibayar,akan saya transfer ke rekening ibu ." Cahaya tidak bisa tinggal diam saja melihat Arya ditagih bayar kontrakan
"Perbulan satu juta rupiah, sedangkan Arya sudah tiga bulan nunggak bayar,cepat transfer ke rekening saya.!" Perintah si pemilik kontrakan,sambil berkacak pinggang
"Sebentar akan saya transfer ke rekening ibu,berapa nomornya.?"
Cahaya pikir ayahnya tidak sesusah itu menjalani hidupnya, ternyata selama ini ayahnya hidup dengan susah payah
.
.
"Bu,butuh bantuan.?" Cahaya menghampiri ibunya yang sedang memasak"Boleh,tolong kupas bawang merah." Perintah ibunya
"Ok." Cahaya menjalankan tugasnya
"Bu, Alwi berangkat ya."
"Hati-hati sayang,jangan pulang malam." Teriak ibunya
"Mau kemana dia." Cahaya melirik ke arah sang adik yang sudah rapih dengan kemeja dan celana jeans hitam
"Biasa nongkrong sama temennya." Jawab Adinda
Alwi adalah anak Arif , walaupun hanya anak sambungnya tapi Adinda menyayangi layaknya anaknya sendiri
"Bu,jam tangan ayah mana." Terdengar suara suaminya berteriak, Adinda segera menghentikan aktivitasnya lalu menghampirinya suaminya di kamar ,pasti suaminya sibuk mencari barang"Bahagianya menikah dengan orang yang tepat ." Cahaya bergumam,selama ini ayah dan ibunya bisa dibilang pasangan yang harmonis, bahkan jarang berdebat dan berantem
.
"Tolong cariin jam tangan ayah."Adinda membuka laci lalu mengambil jam tangan yang dicari oleh suaminya, suaminya nyengir kuda saat dirinya memberikan jam tangan yang dicarinya
"Sebenarnya ayah Sengaja manggil ibu, supaya bisa berduaan." Arif menutup pintu kamar lalu menguncinya, Adinda terkekeh dengan tingkah suaminya
"Ibu sibuk nanti malam aja." Adinda menolak ajakan Suaminya untuk melakukan.."Tapi Bu." Arif merengek seperti anak minta jajan
"Nanti malam aja,kayak anak kecil aja sih."
"Bu,ada Cahaya, biarkan dia belajar menjadi ibu rumah tangga,ibu kan janji mau ngasih adik buat anak-anak." Arif terus membujuknya
Walaupun sudah lima belas tahun menikah,tapi mereka berencana akan program hamil
"Mirza sudah cocok punya adik ."Alhamdulillah mereka sudah dikaruniai satu anak yaitu Mirza berusia sepuluh tahun
"Yasudah terserah ayah." Jika sudah begini , Adinda tidak bisa menolak keinginan suaminya
"Ayah yakin sebentar lagi anak-anak akan punya adik ." Arif tertawa kecil
Di kamar tersebut telah terjadi penyatuan dua pasangan yang saling mencintai.
.
.
"Kakak,ibu mana." Tanya Mirza, anak hasil pernikahan Adinda dan Arif"Entah."Cahaya tidak melihat keberadaan ayah dan ibunya, padahal ibunya belum menyelesaikan pekerjaannya di dapur
"Mirza mau izin main basket,nanti bilangin ke ibu ya."
"Ok cil ." Cahaya sering memangil adiknya dengan sebutan bocil
"Aku bukan bocil aku sudah besar ,lihat otot ku.!" Mirza memamerkan otot tangannya membuat Cahaya terkekeh
"Yasudah Sanah berangkat."
Cahaya melihat adiknya sudah berlalu pergi , sedangkan ibunya masih belum menampakan dirinya,ia berpikir sedang apa ibunya,apa ibunya belum menemukan jam tangan yang dicari ayahnya?
Cahaya tidak berpikir kotor ,mungkin saja ibunya ada urusan.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ternyata cinta
General Fictionsudah dua tahun menikah karena perjodohan,sang suami tidak serta mencintainya. Mereka menikah karena perjodohan sehingga suaminya tidak menganggapnya seperti kebanyakan suami pada istrinya. Adinda ,menikah karena perjodohan tapi hingga dua tahun pe...