Siblings Rivalry

220 17 0
                                    

Jeon sampai dirumah menjelang maghrib.
Setelah mengantar Jeon sampai depan rumahnya, Lisa segera beranjak pulang juga memilih tak mampir, karena tentu cukup melelahkan juga hari ini.

Jeon masuk kedalam rumah yang terlihat sepi sore itu, dan seketika langsung disuguhkan oleh pemandangan istrinya yang masih mengenakan stelan crop top sport + celana training, sepertinya ia sehabis melakukan workout sore ini diruang gym.
Dan itu sungguh terlihat sexy dimata Jeon, dimana tubuh putih nan ramping istrinya yang sangat jarang terekspos didepan mata.
Biasanya Rose memang sering memakai baju longgar tiap berada dirumah.

Rose yang sedari tadi sedikit kalut dengan mengotak atik ponselnya seolah sedang sibuk menghubungi seseorang, sedikit terkejut saat tangan besar sang suami membelai perutnya dari belakang.

"Seksi banget sih Nyonya'ku ini..!!??
Tumben jam segini belum mandi?" tanya Jeon sembari memeluk Rose dari belakang.

"Iya aku sampe belum sempet mandi, dari tadi aku coba nelfon Mitha tapi nomornya gak aktif.
Masalahnya sampe jam segini dia belum pulang juga." rengek Rose dengan wajah gusar.

"Mungkin masih banyak tugas di kampus, sayang.." jawab Jeon menenangkan.

"Sebanyak apa sih tugas mahasiswa semester 4?
Dan juga dia ngikutin kelas dari pagi, Je..
Jadi mustahil dia bakal masih ada kelas sampe jam segini.." pekik Rose.

Jeon termenung sejenak mengira-ngira kemana perginya Mitha.
Hingga tiba-tiba ia sedikit tersentak saat Rose dengan buru-buru mengambil kunci mobil dan bersiap ingin pergi.

"Sayang kamu mau kemana?" tanya Jeon.

"Ya aku mau cari adek aku lah, Je..
Kamu sama sekali gak khawatir apa gimana gitu, hah...??!!" tanya Rose dengan suara sedikit meninggi.

"Iya tapi kamu tenang dulu..
Kamu ganti baju yang bener dulu ya, baru kita pergi." jawab Jeon menenangkan istrinya.

Tanpa bicara lagi Rose segera melesat ke kamarnya guna mengambil jaket untuk membungkus tubuhnya yang hanya memakai baju mini tersebut.
Jeon tentu akan sangat posesif soal hal ini.

Sementara satu jam yang lalu Mitha tampak misuh-misuh dengan keadaannya tersebut.
Bagaimana tidak? Di hari yang sudah sore, ia belum pulang kerumah, dikarenakan tugas yang harus dikumpulkan hari ini pada dosen pembimbing yang terkenal tegas.
Jika saja ia tak mengikuti rapat BEM siang tadi, ia dapat segera mengerjakan tugasnya.

Ditambah ia cukup takut dengan ancaman Yohan siang tadi.
Awalnya ia memohon pada Robbin agar diberi tumpangan untuk pulang.
Namun Robbin pun hari ini juga sedang sibuk dengan tugas-tugasnya sebagai mahasiswa arsitektur, hingga sore hari.
Alhasil ia terpaksa berdiri di depan halte bis guna mencegat taxi.
Karena ia tau bis tak akan lewat lagi di jam seperti ini.
Ia hanya berharap tak akan bertemu Yohan, ya semoga pria itu lupa dengan ucapannya.

Namun sepertinya keberuntungan tak barpihak pada Mitha saat ini.
Baru saja sekitar lima menit ia menunggu, nyatanya orang yang saat ini Mitha hindari justru muncul dengan wajah menyebalkannya.
Dan sialnya saat ini pria itu justru berpakaian rapi dan wangi, seolah akan pergi berkencan.
Sementara Mitha tentu dengan tampang kusut karena tentu belum mandi, dan gadis itu berharap semoga bau badannya tak tercium kemana-mana.
Meski sedikit dongkol, tapi ia mencoba untuk tak peduli.
Karena yang ia pikir saat ini adalah bagaimana caranya untuk pulang.

"Ayo buruan naik..!!" ajak Yohan yang masih duduk diatas motor besarnya.

"Loe jujur deh mau bawa gue kemana?
Gue cuma mau pulang sekarang..!!" maki Mitha pada Yohan.

"Segitu takutnya ya loe ma gue?
Santai aja kali, gue bakal pulangin loe kok.
Makanya sekarang buruan loe naik, keburu makin sore..!!" ujar Yohan sembari menyodorkan helm pada Mitha.

Papa Rock N RollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang