Kurangi Lukaku

175 29 7
                                    

Setelah berunding dan meminta ijin, akhirnya kedua orangtua Rose pun merestui jika Enzo berniat untuk melamar Rose.
Mereka tau bagaimana selama ini Enzo begitu menjaga perasaan cintanya pada Rose.
Dan soal perceraian Rose dan Jeon, orangtua Rose pun tak ingin banyak berkomentar.
Mereka pun hanya melihat berita perceraian sang putri itu dari layar tv dan memberikan dukungan dari jauh, semoga Rose bisa selalu kuat dan menjalani kehidupan lebih baik lagi dengan keadaan yang berbeda.

Akhirnya diambil kesepakatan bahwa sekitar 2 bulan lagi, Enzo dan Rose akan melakukan pertunangan dahulu.
Dikarenakan kontrak Rose menjadi Brand Ambassador serta kontrak modeling yang baru, mengharuskan ia untuk tak terikat dengan status pernikahan dahulu.
Maka jalan satu-satunya untuk mereka ya saling mengikat dahulu dengan proses tunangan.
Dan waktu 2 bulan yang tersisa itu Enzo gunakan untuk benar-benar menyembuhkan dan memulihkan keadaannya yang sekarang.

Siang ini Bianca yang pulang dari sekolah lagi-lagi tak mendapati kedua orangtuanya berada dirumah.
Dan itu kembali membuatnya menjadi murung dan berfikir tentang begitu sakitnya menjadi anak brokenhome.

Ia masih marah dengan sang ibu dan tak ingin menghubunginya, maka dengan inisiatif ia kini menghubungi ayahnya.
Terdengar beberapa kali nada menunggu, dan akhirnya telfon terangkat oleh suara lemah sang ayah disana.

"Ya, Halo.."

"Halo Papa..?!
Papa kapan pulang..??
Bian sendirian dirumah.."

"Emm.. Maaf sayang, Papa belum bisa pulang sekarang.
Kerjaan Papa bener-bener nggak bisa ditinggal.
Emang tante Mitha belum pulang?
Harusnya hari ini dia udah pulang dari campingnya."

"Nggak tau..
Nggak ada orang dirumah juga..
Mama lagi pergi nggak tau kemana."

"Yaudah nanti Papa bilang ke uncle V sama uncle Jimmy buat dateng nemenin Bian disana.
Kamu sabar dulu ya sayang.."

"Hmm.. Iya deh Pa.."

"Hey.. Jangan sedih gitu dong, nanti Papa juga jadi kepikiran terus."

"Iya Papa, Bian nggak sedih kok.."

"Yaudah Papa tutup dulu ya sayang, love you baby.."

"Love you more Papa.."

Setelah telefon tertutup, Bianca memandang sendu ponselnya di atas meja.
Saat ini ia benar-benar membutuhkan seorang teman.
Dan dengan malas akhirnya ia kembali lagi ke kamarnya.

Jeon menghela nafas panjang setelah mendengar rengekan dari sang putri yang begitu menyedihkan.
Dan akhirnya kini ia pun menghubungi teman-temannya agar mau datang ke mansionnya guna menemani Bianca yang sedang sendiran dirumah.
Sementara kemungkinan besok ia baru di ijinkan dokter untuk pulang.
Dan tentu ia harus mencari alasan yang tepat jika suatu saat Bianca atau orang lain bertanya tentang tangannya yang kini terluka.

****

Bianca yang kini sedang asik berkutat dengan kanvas-kanvas mini dan cat lukis di tangannya sedikit terkesiap kala Vian dan Jimmy datang dengan membawa beberapa kantung jajanan ditangan mereka.
Bahkan pizza yang menjadi makanan kesukaan Bianca pun tak lupa mereka bawa.

"Pizza time.....!!!" pekik Vian dengan senyum lebarnya.

"Uncle V..??!!
Uncle Jimmy..?!" seru Bianca dengan mata melebar seraya berjalan mendekat.

"Iya, apakabar baby..??
Maaf ya, uncle baru bisa main kesini lagi." ujar Jimmy tersenyum hangat.

"Iya, nggak apa-apa.
Pasti uncle berdua juga sibuk sama kegiatan masing-masing." jawab Bianca mencoba mengerti.

Papa Rock N RollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang