Bukan Cinta Yang Salah.

218 19 0
                                    

Mitha masih termenung di kamarnya, setelah mandi ia memilih mengunci pintu kmar tanpa berniat untuk makan malam.
Jeon yang mencoba membujuknya untuk keluar pun tak ia gubris.
Matanya sembab, rambutnya basah, tapi ia tetap tak beranjak dari balkon kamar tempatnya duduk malam ini.
Tiba-tiba saja ia merindukan sang ibu, namun ia urungkan niatnya jika harus menelfon.
Karena takut tangisnya akan kembali muncul jika mendengar suara lembut sang ibu.

Tok.. Tok.. Tok..

"Tante, buka pintunya..!!" sayup-sayup suara gadis kecil terdengar dari luar kamar Mitha.

Mitha mencoba tak mempedulikannya, namun ternyata anak itu tak menyerah untuk terus membuat keributan di sana.

"Tante, ayo buka pintunya..!!
Atau Bian minta kunci cadangan ke Papa nih...!!"

"Ck.. Tante lagi gak mau di ganggu, Bi...!!
Udah kamu pergi tidur aja sana...!!" teriak Mitha dari dalam kamarnya.

"Tapi ini kakek nelfon, katanya mau ngomong sama tante, penting...!!!"

Mendengar kata-kata Bianca yang menyebut tentang ayahnya, dengan terpaksa akhirnya Mitha beranjak berdiri dan membukakan pintu itu.
Dan tanpa di suruh, Bianca langsung masuk begitu saja ke dalam kamar Mitha sembari membawa segelas susu hangat.

"Mana telfonnya?
Katanya kakek nelfon?" tanya Mitha.

"Hehe.. Bohong ding..." cengir Bianca tanpa dosa.

"Bianca....!!" pekik Mitha menghadapi tingkah keponakannya tersebut.

Namun seketika Bianca menyodorkan segelas susu itu pada sang tante.
Wajah datar nan polosnya ia pasang seapik mungkin, berharap Mitha menjadi luluh dan tak marah lagi.

"Bian bawain susu buat tante, karena pasti tante pasti belum makan dari siang tadi." ujar Bianca.

"Tante gak haus." jawab Mitha mengalihkan pandangannya kesamping.

"Maafin Mama ya Tan..
Mama cuma terlalu khawatir aja sama Tante.
Bian tadi lihat sendiri gimana paniknya Mama waktu berusaha nelfon nomor tante yang ternyata gak aktif."

"Tapi dia udah keterlaluan Bi..!!
Main marah-marah tanpa dengerin dulu penjelasan tante..!!"

"Tante bisa jelasin nanti kalo situasinya udah tenang.
Udah ah, jangan ngambek mulu..!!
Malu udah tua juga.." ejek Bianca.

Entah mendapat hidayah darimana, bocah kecil itu menjadi bijak saat ini.

"Bawel ih tuyul milenium..!!" sewot Mitha pada sang keponakan.

Sementara itu Jeon sedang berbincang dengan Jimmy dan Vian yang barusaja datang.
Mereka membahas duduk perkara yang terjadi pada Mitha dan pria yang belum mereka ketahui secara pasti itu.
Dan tentu Jeon harus membawa persoalan ini ke jalur hukum jika pria itu tak meminta maaf pada Mitha setelahnya.
Jeon meminta tolong pada Reymond untuk mencari tau data pria itu.
Tentu tak perlu waktu lama bagi Reymond untuk mengerjakan semua itu.
Berbekal jaringan koneksinya yang cukup luas dengan semua kalangan, kurang dari satu jam ia berhasil mengirimkan email berisi data diri seorang mahasiswa yang diketahui sebagai putera dari Kepala Menteri Keuangan Negara.

"Gue udah ancem dia buat ketemuan besok di Diamond Club.
Dia gakkan berani kabur Je, soalnya nama dan latar belakang dia udah kita tahu.
Kita bisa tuntut dia kalo berani macem-macem." ujar Jimmy.

"Loe atur aja Jim, meski gue harap tuh bocah minta maaf aja dan gak bakal ganggu Mitha lagi setelahnya." jawab Jeon.

"Apa mending Mitha pindah kuliah lagi aja Je..?!" tanya Vian.

Papa Rock N RollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang