Rasa yang Sama

203 16 3
                                    

Selesai bermain Sky Swinger, nyatanya Rose seketika merasa mual dan pusing.
Padahal dulu dia biasa mencoba berbagai wahana di taman hiburan tersebut.
Mungkin memang karena efek kehamilannya.
Dan Jeon otomatis mengomel sejak ia turun dari wahana tadi hingga kini berada di mobil dalam perjalanan pulang.
Sementara Rose hanya duduk bersandar pada jok mobil dengan lemas.

Tak ingin terjadi apa-apa, kini Jeon mampir sejenak ke apotik terdekat guna membelikan beberapa obat sakit kepala yang aman untuk ibu hamil.

"Tunggu bentar, aku gak akan lama.." ujar Jeon datar sebelum keluar dari mobil.

Sementara Rose hanya diam sambil masih memejamkan matanya karena pusing.
Karena begitu terburu-buru, maka dengan tak sengaja bahunya menabrak seseorang yang baru saja keluar dari apotek tersebut.

"Sorry.." ujar Jeon.

"No problem..
Eh.. Loe Jeonathan..!?"

Jeon seketika mengangkat pandangannya, dan menatap seseorang di depannya.
Pria tampan dengan postur lebih tinggi darinya.

"Ya.. Sorry, siapa ya.??!!" tanya Jeon menyelidik.

"Gue Enzo, ketua Osis SMAN 1 Yogyakarta..
Inget gak loe..?!"

"Oh.. Y.. Ya.. Apa kabar..?!" tanya Jeon basa-basi.

Sebenarnya Jeon memang lupa dengan wajah pria di depannya ini.
Namun saat pria tersebut menyebutkan namanya, Jeon baru ingat bahwa orang itu termasuk jajaran crush Rose di bangku sekolah dulu.
Dan otomatis pria itu termasuk saingan Jeon.

"Gue baik..
Lagi sendiri aja..?!" tanya Enzo mencoba ramah.

"Sama istri gue.." jawab Jeon menunjuk arah mobil dengan dagunya.

"Oh, lagi sama Rose..?!
Oya kebetulan banget nih kita ketemu.
Gue ada undangan buat loe sama Rose, dateng ya ke pembukaan kantor firma hukum gue.." ujar Enzo memberi selembar undangan pada Jeon.

Sejenak Jeon terdiam, namun ia tetap menerima undangan tersebut walau sedikit enggan.
Apakah ini modus pria itu untuk bisa bertemu kembali dengan Rose?
Entahlah..

"Yaudah gue duluan Je..
Salam buat Rose ya..!!" ujar Enzo tersenyum sebelum melenggang pergi dari hadapan Jeon.

Setelah membeli obat-obatan di apotek, Jeon segera masuk kembali ke dalam mobil.
Dan ternyata Rose sudah tertidur dengan tenangnya.
Rasanya tak rela jika membiarkan pria lain untuk menikmati keindahan wajah istrinya tersebut, walaupun hanya sebatas teman.
Ia bimbang, apakah ia akan mengajak Rose untuk menghadiri undangan tersebut atau tidak.
Namun hatinya tak rela, bagaimanapun Enzo salah satu pria yang dulu sempat di terima baik kehadirannya oleh Ayah Rose.
Yah karena dia sudah mempunyai nilai plus sejak masa sekolah.
Bahkan kini pekerjaannya sebagai Lawyer International.
Orangtua mana yang tak bangga jika memiliki anak bahkan menantu seperti dia?
Yang membuat Jeon benci adalah, Jeon kalah dalam hal itu.
Akhirnya dengan terpaksa, ia membuang kertas undangan tersebut lewat jendela mobil, dan selanjutnya ia melanjutkan perjalanan pulang tanpa membangunkan istrinya.
Tanpa di duga undangan yang jatuh dipinggir jalan tersebut kembali di ambil kembali oleh seseorang yang tak lain adalah Enzo, dan pria itu menatap kepergian Jeon dengan tatapan yang sulit di artikan.

Mobil baru sampai di rumah, dan Rose masih terlelap di samping Jeon.
Rasanya tak tega membangunkan wanita cantiknya yang tidur begitu tenang di sana.
Dengan terpaksa, Jeon tetap membangunkannya dengan mengusap-usap pipi tirus istrinya yang kini mulai menggembil lagi.

"Sayang, bangun..
Kita udah sampe.." bisik Jeon.

"Emmmh.. Maaf Je, aku ketiduran..
Tadi pusingnya gak ilang-ilang.." erang Rose menyipitkan matanya yang terasa berat.

Papa Rock N RollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang