Positif

290 18 4
                                    

Setelah melewati debat yang cukup panjang semalam, nyatanya benar Rose justru memilih untuk tidur di kamar tamu daripada tidur seranjang dengan suaminya.
Jeon yang berusaha menyusul Rose guna membujuk wanita itu untuk kembali ke kamarnya, nyatanya harus menerima pil pahit karena Rose mengunci pintu kamar itu dan tak memedulikan panggilan Jeon yang berulang-ulang.

Pukul lima pagi di saat langit masih belum terlalu terang, Rose tiba-tiba sedikit terusik tidurnya karena rasa mual yang menyerang serta rasa nyeri di perut bawahnya.
Beruntung di kamar tersebut juga terdapat toilet, maka Rose tak perlu kalang kabut keluar kamar untuk menuntaskan gejolak perutnya tersebut.

Setelah semua yang ia keluarkan tuntas, Rose membasuh wajah kusutnya yang sedikit pucat itu dengan air.
Pikirannya melayang kesana kemari, seingatnya ia tak salah makan apapun lagi, kenapa sekarang ia justru mengalami hal ini.
Hingga satu kemungkinan yang pasti terjadi, mungkinkah..??!!

Rose yang ingin keluar dari kamar pun merasa lemas.
Tapi ia harus keluar guna memastikan apa yang terjadi padanya itu benar.
Dan dengan terpaksa ia menelfon telepon rumahnya sendiri, berharap sang ART sudah bangun dan mengangkatnya.

"Halo.. Dengan keluarga Juwono.."

"Halo Bi.. Ini saya Rosie, bibi bisa tolong ke kamar tamu gak?
Bantuin saya keluar bi, saya lemes banget kayaknya lagi gak enak badan.." rengek Rose.

"Oh baik Bu, saya kesana sekarang.."

Tutt...

Setelah telfonnya mati, sang ART pun segera menuju kamar tamun yang di maksud sang majikan tersebut.
Ia ketuk berkali-kali namun tak ada jawaban, dan pintunya justru terkunci.
Tentu membuatnya panik seketika.

"Bu, ni bibi...!!
Ibu gapapa di dalem...!!??"

Nyatanya Rose sekarang justru sedang terkapar di lantai kamar mandi tak sadarkan diri.
Hingga tak berapa lama pintu kamar tamu tersebut terbuka paksa dan beberapa orang di sana segera menghambur masuk.
Mereka adalah sang ART bersama Jeon yang terpaksa di bangunkan tadi karena panik dengan kondisi Rose yang katanya mengeluh sakit tersebut.

"Ya ampun Rosie...!!!" pekik Jeon terkejut melihat Rose sudah pingsan dengan wajah pucat tersebut.

Segera ia tepuk-tepuk wajah istrinya yang kini berada di pangkuannya tersebut untuk menyadarkannya.

"Rosie bangun sayang...!!" panik Jeon lalu mennyentuh kening dan leher Rosie yang terasa lebih hangat tersebut.

"Bi.. Bilang ke Pak Rusdy buat siapin mobil buat pergi ke rumah sakit sekarang juga...!!" pekik Jeon lagi.

"Baik Pak...!!"

Setelahnya dengan sekuat tenaga Jeon menggendong tubuh Rose dan membawanya keluar menuju mobilnya.
Dan benar saja setelah ia sampai di depan pintu rumah, sang supir dengan cekatan segera membantu majikannya tersebut untuk masuk ke dalam mobil.

"Pak, kita kerumah sakit sekarang cepet...!!" titah Jeon.

"Siap Pak..!!"

Mobil melaju sedikit kencang membelah jalanan lengang pagi itu.
Sesampainya di rumah sakit Rose segera dibawa ke ruang periksa dan Jeon terpaksa harus menunggu di luar ruangan.
Pikirannya kalut, ia takut terjadi apa-apa lagi dengan Rose saat ini.
Hingga tak berapa lama suster muncul dari balik pintu dan mempersilahkannya untuk masuk ke dalam karena Rose telah selesai di periksa.

Jeon tampak duduk dengan gugup, ia takut membayangkan kemungkinan buruk yang terjadi pada istrinya tersebut.
Hingga sang Dokter kini mulai bicara.

"Pak, sebelumnya Bu Rose ada riwayat keguguran atau semacamnya..??" tanya Dokter tiba-tiba.

Papa Rock N RollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang