Kesempatan Kedua

281 28 29
                                    

Jeon berkumpul bersama Reymond, Vian dan Jimmy di Bowling Center yang berada di dalam Grand Indonesia Mall, Mall milik keluarga Vian.
Ia juga meminta maaf kepada Jimmy atas insiden kemarin dan memintanya untuk tak serius dengan keputusannya keluar dari managementnya.

"Jadi keputusan loe sekarang gimana.!?" tanya Jimmy.

"Gue pengen akhirin kisah gue sama Imel, tapi gue butuh waktu."

"Maksud loe butuh waktu apa..!??
Loe masih berat aja ngelepas dia..!?" pekik Jimmy.

"Semua gak segampang yang loe pikir Jimm, gimanapun gue sama dia sama-sama saling cinta." jawab Jeon.

"Rose juga cinta sama loe kalo loe lupa itu."

"Iya gue tau, dan gue pun juga cinta sama dia.
Sejauh apapun gue buat benci dia, tapi nyatanya gue gak bisa.
Gue gak rela dia di milikin orang lain kelak."

"Sakit jiwa loe..!!"

"Gue emang sakit jiwa, brengsek, tolol..
Tapi seenggaknya orang brengsek kayak gue ini berusaha mempertahankan lagi rumah tangga gue sama istri gue."

"Harusnya loe ngomong kayak gitu waktu kemarin loe tidur sama Imel." ujar Jimmy sinis.

Jeon hanya diam, untuk saat ini ia bagai harimau kehilangan taringnya.
Karena ia mengakui jika dirinya salah, maka dia terima saja saat Jimmy mengatakan semua hal buruk tentangnya.

"Udahlah Jimm..
Loe kalo cemburu sama cewek yang loe cinta pasti juga bakal ngelakuin hal tolol." ujar Vian.

"Tapi gue gak akan sembarangan nidurin cewek kayak temen loe ini." sergah Jimmy.

"Semua orang punya aib masing-masing, loe gak usah terlalu menghakimi.
Kita sama-sama manusia kan tempatnya salah.
Emang mungkin lagi apesnya si Jeon aja kali ngelampiasinnya pake ngew*.."

"Stop..!!
Ini ngapa jadi bahas ngalor ngidul gak jelas gini anjiir..!?
Je, katanya loe mau ngomongin hal penting.!?
Apaan emangnya.!?" tanya Reymond.

"Jadi gini, gue dapet teror dari orang gak dikenal waktu gue liburan sama keluarga gue tadi pagi di pantai daerah Banten sana.
Gue beli minuman dari pedagang asongan yang kebetulan lewat di sana, karena Rose pengen minuman dingin.
Nah.. Waktu gue buka, itu minuman baunya tajem banget, kayak bahan kimia gitu sih..
Pas gue teliti di tutup botolnya ada kayak bekas suntikan, dan gue yakin itu di gunain buat masukin sesuatu ke minuman itu." ujar Jeon panjang lebar.

"Hmm.. Sebelumnya baru kali ini loe dapet begituan..!?" tanya Reymond.

"Untuk hal kayak gitu sih baru kali ini.
Dan gue jadi inget sama orang yang gak dikenal nerror Rose juga pake bunga yang dia kirim ke rumah gue."

"Apa mungkin orang yang sama.!?" tanya Vian.

Jeon terdiam, ia mengingat awalnya ia yakin bahwa pengirim bunga tersebut adalah Enzo.
Tapi setelah ada teror minuman hari ini, bukankah terlalu beresiko jika Enzo melakukannya?
Karena jika Rose jadi meminum air itu tadi, bisa jadi justru Rose yang akan mengalami keracuan dan bukan Jeon.
Ia pun jadi ingat insiden mobil menyebalkan saat ia berangkat ke pantai tadi, dimana tindakan orang tersebut bisa saja membahayakan nyawa keluarganya, tak hanya dirinya saja.
Semuanya serba kebetulan, dan Jeon yakin  pelakunya adalah orang yang sama.
Dan Jeon juga yakin bahwa target orang itu adalah Jeon dan Rose, bahkan mungkin semua orang yang dekat dengannya.

****

Mitha yang hari ini memang tak ikut berlibur bersama keluarganya, justru sedang berada di Mall yang sama untuk membeli perlengkapan menjelang acara camping di kampusnya bersama Robbin.
Dan setelah semuanya beres kini mereka memutuskan makan dahulu di Supergrain Cafe yang terletak di dalam Grand Indonesia Mall.

Papa Rock N RollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang