Menjauh

201 16 0
                                    

Hingar bingar dunia gemerlap ibukota selalu menyajikan cerita tersendiri bagi para penghuninya.
Tak beda keadaanya di sebuah club diskotik terkenal seantero Jakarta saat ini.
Diamond Club, diskotik favorit orang-orang terkenal di industri hiburan atau para kaum borju lainnya.
Karena menyajikan tempat yang begitu privasi namun juga ekslusif.
Tak heran harga minuman di sana bisa jadi dua kali lipat harganya dari yang di jual di club-club lain.
Karena memang target marketing mereka orang-orang berdompet tebal yang haus akan kesenangan dunia yang sesaat saja.
Bagi para pendosa tempat itu adalah surga.

Terlihat seorang pria dengan stelan kemeja putih beserta blazer berwarna gold yang jarang sekali ia pakai, karena itu memang bukan gaya dia.
Namun malam itu ia sengaja memakai kostum demikian agar orang yang ia temui nanti tak canggung bahkan takut dengannya karena aura gelap setiap ia memakai baju kebesarannya yang berwarna hitam.

Duduk sendiri sembari menikmati segelas bir berkadar alkohol ringan terlebih dahulu.
Karena ia tak ingin mabuk sebelum selesai bertemu dengan tamunya tersebut.
Hilir mudik wanita malam selalu mencoba untuk mendekat padanya tapi dengan tegas ia menolak mereka semua.
Dan satu suara yang ia kenal membuatnya menoleh seketika.

"Jeon.. Sendirian aja loe..?!"

"Ada noh Vian ma Jimmy lagi pesen minum.
Loe sendirian Lis.?!"

Sebelum gadis itu menjawab, seorang lelaki bule segera menghampiri sembari memeluk pinggang rampingnya.
Ya.. Gadis itu Lisa bersama seseorang yang di duga kekasihnya.
Setelah itu Lisa kembali menoleh pada Jeon dan melambaikan tangan mencari tempat lain.
Jeon yang hanya terkekeh pelan sembari menghisap sebatang rokok ditangannya mengangguk membiarkan Lisa pergi dengan urusannya.
Mereka memang rekan kerja, tapi kalau urusan pribadi, Jeon tentu tak akan peduli bahkan kepo.

Dan tak lama ia menatap Jimmy dan Vian yang berjalan mendekat mengawal seorang remaja laki-laki yang ternyata adalah Yohan.
Yohan datang bersama Ken dan Theo.

"Je.. Dah dateng nih si kunyuk.." gumam Jimmy melenggang duduk disamping Jeon dengan Whisky di tangannya.

Yohan tampak mematung melihat siapa yang ada di hadapannya kini.
Ya dia vokalis alias ketua Band GodFather yang terkenal seantero raya.
Bahkan orang itu berteman akrab dengan para personil The Beatles, Rolling Stones, Nirvana dan masih banyak lagi band rock luar negeri terkenal lainnya.
Tentu juga karena pengaruh Rosellyn Juwono selaku produser yang juga kenal dengan pimpinan agensi para band-band tersebut.
Intinya keluarga Jeonatan Juwono ini tidak bisa di katakan main-main.
Dan sialnya Yohan sudah begitu ceroboh dalam memilih lawan.

"Loe yang namanya Yohan.?!" tanya Jeon tersenyum tipis sembari menunjuk Yohan dengan tangan yang mengapit sebatang rokok.

"I..iya bang, gue Yohan." jawab Yohan sedikit kaku

"Duduk.." titah Jeon pelan namun tetap begitu mengintimidasi.

Akhirnya Yohan duduk di sofa single samping Jeon, sementara teman-temannya duduk disamping Jimmy.

"Jadi elo yang kemarin nyulik adek gue.?" tanya Jeon lagi menatap lekat Yohan yang kini sedikit menunduk.

"Sorry bang, gue gak tau kalo Mitha adek loe.
Gue cuma suka aja ma adek loe." jawab Yohan spontan.

"Loe suka sama dia tapi loe ngomong kasar ke dia kemarin?
Kenapa loe harus pake cara itu?" tanya Jeon.

"Sorry bang, gue cuma gak tau harus deketin dia pake cara apa.
Gue kesel karena sejak awal dia selalu nolak gue, jadi gue pikir dia emang udah punya cowok."

"Bohong loe..!!
Loe bilang Mitha cewek tukang pansos gara-gara loe lihat dia di jemput Jeon pas pulang kuliah kan..!!" seru Jimmy sedikit sewot.

Sepertinya ia sudah mabuk namun ia masih sedikit sadar dengan apa yang ia ucapkan barusan.
Dan lagi-lagi Yohan dibuat bungkam setelahnya, ya karena yang Jimmy ucapkan itu benar.
Hingga tatapan tajam Jeon kembali ke arahnya.

Papa Rock N RollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang