Keputusan

289 28 28
                                    

Imelda membawakan teh hangat untuk Jeon yang sejak tadi hanya diam melamun menatap luar jendela di dalam kamar Imelda.
Jeon telah menceritakan segala masalah yang terjadi antara dirinya dan Rose akhir-akhir ini.
Imelda pun berusaha memberi saran bijak untuk Jeon jangan gegabah mengambil keputusan di saat dirinya terliputi rasa emosi seperti saat ini.
Bagaimanapun mereka masih saling mencintai, Imelda tau itu.
Namun sepertinya keputusan Jeon sudah bulat untuk mengambil jalan perceraian dengan Rose saat ini.
Bagaimanapun di sini bukan hanya dirinya yang bersalah, namun Rose justru jauh lebih parah karena lagi-lagi wanita itu justru ketahuan berduaan dengan pria lain yang kini tak lain adalah rekannya sendiri sekaligus mantan kekasih Rose, Jimmy Prasetya.

"Diminum dulu, tehnya Mas.." ujar Imelda menyodorkan secangkir teh hangat pada prianya.

"Makasih sayang.." jawab Jeon menerima cangkir tersebut dan menyesapnya sedikit.

Imelda tersenyum lembut lalu mengelus lembut surai panjang Jeon tersebut.
Dengan pelan juga Jeon menggenggam tangan lentik Imelda lalu sekilas mengecupnya.

"Mel.. Kamu mau nikah sama aku.!?" tanya Jeon.

Imelda tentu tertegun mendengar pertanyaan Jeon tersebut, ia sedikit bimbang dengan keputusan Jeon.
Bagaimana tanggapan masyarakat akan menilai dirinya sebagai perusak rumah tangga orang nanti.

"Kok diem.?
Kamu gak mau nikah sama aku, hmm..??" tanya Jeon lagi.

"Y.. Ya mau Mas, mau banget..
T.. Tapi apa ini keputusan kamu yang udah kamu pikirin mateng-mateng.??
Maksudku..--"

"Mel, aku gak mau buang-buang waktu berumah tangga sama orang yang nyurangin aku sama banyak laki-laki.
Kalo kamu bener-bener cinta sama aku, aku pengen jadi satu satunya laki-laki di hidup kamu.
Dan kamu gak perlu mikirin semua anggapan orang lain, cukup ada kamu, aku dan calon anak kita nanti."

"Oke, aku akan nunggu kamu nyelesaiin semua satu persatu masalah kamu." jawab Imelda.

"Makasih sayang.." ujar Jeon tersenyum lembut.

Jimmy memarkirkan mobilnya tepat di depan rumah Imelda, di belakangnya di susul oleh Reymond dan Vian dengan mobil masing-masing pula.
Secepat kilat mereka pun turun dan menahan Jimmy yang kini sudah memukul-mukul pagar besi rumah Imelda secara membabi buta.

"Jimm, tahan diri loe..!!
Jangan sampe loe digebukin warga karena bikin keributan malem-malem di rumah orang..!!" pekik Vian sekuat tenaga menahan tangan Jimmy.

"Diem loe...!!
Kalopun semua warga dateng, gue bakal bilang kalo terjadi kegiatan perselingkuhan di rumah ini.
Dan media bakal tau gimana brengseknya temen loe itu." jawab Jimmy.

Mendengar kegaduhan di depan rumahnya, tak lama kemudian Imelda pun muncul dan membuka gerbang tersebut.
Tentu ia heran melihat tiga pria itu berkumpul malam-malam malam begini, di tambah raut wajah ketiganya yang terlihat kurang menyenangkan.

"Kalian ngapain malem-malem kesini..!?" tanya Imelda.

"Suruh Jeon keluar sekarang atau gue bunuh dia malem ini juga..!!" hardik Jimmy.

"Mel, kita kesini mau jemput Jeon.
Soalnya Rose sekarang lagi di rawat di RS karena pendarahan." ujar Reymond.

"Apa..!!?
Y.. Yaudah kalian masuk dulu deh.." jawab Imelda takut-takut.

Ketiga orang tersebut segera masuk ke dalam rumah, bertepatan dengan Jeon yang kebetulan berjalan ke ruang tamu saat itu.

"Ada apaan loe semua kesini..??
Dan elo Jimm, masih ada nyali loe buat nemuin gue setelah loe jalan sama bini gue kemarin.!?" tanya Jeon.

Papa Rock N RollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang