Pergi Untuk Kembali

241 29 6
                                    

Rose pagi itu yang baru saja selesai mengantar Bianca dan akan pergi ke kantor polisi memenuhi panggilan sebagai saksi tentang kasus pelecehannya tersebut seketika segera berbalik menuju rumah sakit.
Karena Reymond tiba-tiba menelfonnya dan mengabarkan bahwa Jeon telah sadar pagi ini.

Rose pun segera berjalan pelan bahkan hampir berlari menerobos lorong rumah sakit yang tampak sedikit sepi karena masih pagi tersebut.
Bayangannya untuk segera dapat melihat wajah tampan Jeon saat ini.

Begitu sampai didalam ruang ICU tersebut, ternyata sudah ada Reymond, Vian dan Jimmy beserta dokter yang menangani Jeon.
Sementara sang pasien itu kini hanya berbaring dengan pandangan kosong tak memperhatikan orang-orang yang kini mengelilinginya.

"Rose..???" gumam Reymond kala melihat Rose yang kini mendekat.

"Gimana keadaan Jeon..?!" tanya Rose sekilas melirik Jeon tersebut.

"Pak Jeon telah berhasil melewati masa kritisnya dan sadar sejak 30 menit lalu Bu.
Hanya saja saat ini Pak Jeon mengalami amnesia anterograde, dimana ia kehilangan kemampuan mengingat semua hal yang terjadi setelah insiden cedera di otaknya.
Namun ia masih bisa mengingat semua kejadian yang terjadi di masa lalu." ujar dokter.

"A..apa..?!" lirih Rose menatap sang pria dengan mata berkaca-kaca.

Sementara Reymond mencoba menenangkan Rose agar tak terlalu khawatir.

"Apa amnesia itu bersifat permanen, dok..?!" tanya Rose.

"Seringnya hal tersebut bersifat sementara, dan ada juga yang terjadi dalam jangka waktu yang lama.
Dan jika itu terjadi maka butuh terapi khusus untuk memulihkan ingatan Pak Jeon kembali."

Rose pun tercekat harus menerima kenyataan bahwa Jeon saat ini kehilangan ingatannya, cobaan apalagi yang harus ia terima.

"Tolong lakukan pengobatan yang terbaik untuk Jeon, dok.." mohon Rose.

"Tentu Bu, untuk saat ini keluarga dapat melakukan pendekatan secara bertahap untuk coba menggali beberapa memori yang hilang dari ingatan Pak Jeon.
Asalkan jangan terlalu memaksanya, agar tak semakin membahayakan sel-sel di otaknya."

"B.. Baik dok.."

"Baiklah, saya permisi dulu.
Jika ada apa-apa segera hubungi suster.."

Rose pun mengangguk dan membiarkan dokter keluar dari ruangan tersebut.
Setelahnya dengan perlahan ia kini duduk dikursi samping ranjang Jeon, bersama ketiga temannya yang masih berada disana.

"Je.." panggil Rose pelan seraya menyentuh tangan pria itu.

"Siapa.?" gumam Jeon lemah dan perlahan menoleh ke arah Rose.

"A..aku Rosie, Je..
Istri kamu.." lirih Rose menahan nyeri di dadanya.

"Istri..!?"

"Iya, kita akan nikah setelah kamu sembuh nanti.." jawab Rose tersenyum lembut.

"Aku nggak ingat apapun, dan kalian semua ini siapa.!?" tanya Jeon bingung.

"Gue Reymond, manager loe Je.
Terus 2 orang ini temen-temen loe, Vian ma Jimmy.."

"Kenapa aku bisa ada disini..!?
Dan.. Aakkhh... Shhh..."

Rose pun segera bangkit dari duduknya kala Jeon merintih menahan rasa sakit di bekas operasi perutnya, karena tanpa sengaja bergerak terlalu keras hingga membuat otot perutnya menegang.

"Jeon, kamu jangan banyak gerak dulu..
Bekas operasi kamu masih basah, sekarang kamu mending istrirahat aja ya.." ujar Rose membantu Jeon untuk kembali berbaring.

Papa Rock N RollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang