Kekasih Gelap

351 17 30
                                    

Jeon tentu terkejut saat dirinya hendak keluar dari kamar hotel miliknya bersama Imelda, tiba-tiba saja tubuhnya terdorong kembali masuk kedalam, dan ternyata pelaku pendorongan itu adalah Reymond.
Reymond menghimpit dada Jeon di tembok, sementara netranya menatap kedua manusia berbeda gender dalam satu kamar tersebut bergantian.

"Ada yang mau jelasin ke gue tentang apa yang udah terjadi semalem sama kalian berdua.?" tanya Reymond masih menahan emosinya.

"Ini salah gue Rey, loe gak perlu salahin Imel soal ini.." jawab Jeon.

"Salah elo..?!
Gila loe Je, istri loe lagi hamil dan elo berbuat kayak gini sama artis loe sendiri.?!" pekik Reymond.

Jeon menatap nyalang managernya tersebut dan menyentak kasar tangan Reymond dari tubuhnya.

"Apa dia mikirin gue waktu asik berduaan sama cowok lain.?!
Bahkan Rose berani bohongin gue Rey dan dia gak berniat ngejelasin apa-apa..!!" bentak Jeon.

"Je.. Loe ngambil kesimpulan secara gegabah, loe cuma ngeliat rekaman sekilas dari CCTV itu tanpa liat keseluruhannya kan.?!
Gimanapun tindakan loe bener-bener fatal Je.." terang Reymond.

Sejenak Jeon melirik Imelda yang masih menunduk merasa bersalah atas kejadian ini.

"Loe balik aja ke kamar loe, Mel..
Gue mau ngomong empat mata dulu sama Reymond." ujar Jeon.

Imelda hanya mengangguk sekilas kemudian segera berlalu sebelum para teman-temannya tahu bahwa ia baru saja keluar dari kamar Jeon dengan baju yang ia kenakan semalam.
Setelah Imelda pergi, kini Jeon kembali pada pria tinggi di depannya tersebut.

"Denger Rey, gue ngelakuin hal sama kayak yang udah Rose lakuin ke gue.
Sejauh ini cinta gue masih utuh buat Rose, tapi gue gak bisa nyingkirin perasaan nyaman gue ke Imel juga.
Kami ngelakuinnya semalem atas dasar mau sama mau.
Kalopun setelah ini hubungan gue sama Imel masih berlanjut, itu gak lebih dari sekedar temen ranjang aja." ujar Jeon lantang.

Reymond segera mencengkeram kerah baju Jeon sekuat tenaga, ia tak menyangka sosok Jeon akan sebrengsek itu hari ini.

"Gue udah kerja sama loe hampir sepuluh tahun, baru kali ini gue temuin sosok bejat dalam diri loe, Je..
Loe masih aman saat ini cuma gue yang tau masalah ini.
Gue gak tau gimana nasib loe kalo sampe berita ini kedenger ke personil lain atau bahkan langsung ke orangtua dan mertua loe.." ujar Reymond panjang lebar.

"Mertua gue lebih bangga punya menantu seorang lawyer terkenal, Rey.." ujar Jeon tersenyum miring.

Robbin masih bergelut dengan sketsa-sketsa bangunan yang akan di presentasikan dalam mata kuliahnya hari ini.
Sebelum akhirnya pandangannya terkunci pada sebuah kotak makanan berwarna bening berisikan beberapa potong roti panggang tersebut di depan wajahnya.
Setelah ia melirik, ternyata gadis jangkung yang kini mulai lebih sering akrab dengannya tersebut.

"Buat loe, dari kakak gue." ujar Mitha tanpa di tanya.

"Thanks." jawab Robbin menerima kotak tersebut.

Mitha duduk di samping mahasiswa di sampingnya tersebut sembari menopang dagu.
Membuat pria di sampingnya tentu keheranan karena tampang gadis yang di sukainya tersebut tampak murung.

"Napa muka loe asem banget..?!" tanya Robbin.

"Gak apa-apa, gue cuma kepikiran sama kakak gue.
Beberapa hari ini gue lihat dia jarang komunikasi sama suaminya.
Biasanya mereka berdua gak ada waktu buat berhenti ngebucin meski lagi LDR karena urusan pekerjaan."

"Lagi sibuk mungkin..
Apalagi suami kakak loe kan lagi ngadain konser gede."

"Emm.. Loe kan cowok nih ya..
Kalo loe lihat cewek loe berduaan sama temen sahabat cowoknya, loe bakal gimana.?!"

Papa Rock N RollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang