Sebuah Rasa

277 31 26
                                    

Imelda yang tadi sedang menelfon Jeon, nyatanya saat ini sedang berada di sebuah Mall, dan ia barusaja selesai berbelanja dan segera memasuki mobilnya.
Namun tanpa di duga seseorang dengan begitu saja masuk ke dalam mobilnya tanpa permisi.
Dan itu tentu membuatnya terkejut, dan yang lebih mengejutkan lagi orang tersebut adalah pria yang sempat bertemu dengannya kemarin.

"Selamat siang Mbak Imel.." ujar pria itu.

"A.. Anda Pak Jeffry..!?
Anda gak sopan ya main masuk mobil saya seenaknya..!?" pekik Imelda.

"Upss.. Maaf sebelumnya.
Saya janji nggak akan ngelakuin apapun yang akan merusak interior mobil mewah pemberian pacar anda ini..
Emm.. Maksud saya pacar gelap anda...."

Imelda sejenak meremang dan terkejut mendengar penuturan pria yang diketahui adalah Jeffry tersebut.
Darimana dia tau soal mobil ini, begitupula kekasih gelap Imelda.
Apakah ia mengenal Jeon?
Siapa pria ini sebenarnya?

"Jaga bicara anda ya, atau saya akan laporkan anda ke polisi atas ucapan dan kelakuan anda saat ini..!!" ancam Imelda.

"Saya rasa polisi dan media lebih tertarik mengurusi skandal perselingkuhan para artis, misalnya penyanyi senior dan juniornya saat ini." kekeh Jeffry.

Imelda lagi-lagi merasa tertohok dengan ucapan Jeffry yang seolah sedang melucuti dirinya.
Hingga perlahan ia melihat Jeffy menunjukan sebuah foto amatir dari layar ponselnya.
Ya foto yang ia kenali adalah dirinya dan Jeon saat berciuman di sebuah diskotik waktu itu.
Dan foto lain saat Jeon masuk dan keluar dari rumahnya.
Bahkan saat Jeon keluar dari kamar hotelnya.
Mengerikan, benar-benar mengerikan.
Namun pria itu hanya menatapnya dengan senyum miring di balik maskernya.

Namun pria itu hanya menatapnya dengan senyum miring di balik maskernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jeon kembali kerumah pada sore hari.
Inginnya malam ini ia menginap saja di kantornya, namun kehadiran orangtua dan mertuanya membuat ia tak bisa melakukan itu.

Suasana hangat menyelimuti keluarga Jeon.
Untuk kali ini suasana makan malam mereka lengkap tanpa terkecuali.
Mereka bisa mendengar lelucon-lelucon kecil dari Mitha ataupun Bianca.
Dan mereka juga bisa mendengar tawa hangat para orangtua masing-masing menanggapi sang anak bungsu maupun cucu mereka.
Jeon dan Rose pun hanya menanggapi dengan senyuman beberapa kali.
Hingga tanpa sengaja netra keduanya bertautan sejenak lalu dengan segera wanita itu menunduk berusaha mengalihkan pandangannya.
Sementara sang pria pun segera menyesap air yang berada di gelasnya guna menghilangkan kegugupan.
Canggung, itulah yang terjadi setelah insiden ciuman antara keduanya siang tadi.

Selesai makan malam, Rose segera masuk kamarnya namun ia justru duduk termangu di balkon kamarnya.
Ia pun bingung apakah keputusannya untuk mengajukan surat cerai sudah tepat?
Pintu terbuka dan menampilkan Jeon yang berdiri di sana.
Rose melirik sekilas dan memilih mengacuhkannya.
Tanpa di duga Rose pun merasakan sebuah selimut tersampir menutupi kedua bahunya.

"Maaf buat tadi siang, kalo kamu terganggu sama aku, aku bisa tidur di sofa atau di karpet aja." gumam Jeon.

Lagi-lagi Rose tak menjawab, sekitar 15 menit ia duduk dalam diam begitupula Jeon.
Hingga ia dengan iseng mencoba menanyakan sesuatu pada Jeon.

Papa Rock N RollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang