Dilema

279 29 27
                                    

Sekitar pukul 10.20 mobil Mercedess Bens E Class masuk ke pelataran mansion milik Jeon.
Semua keluarga sedang berkumpul di ruang tamu, minus Mitha dan Bianca.
Sang ART segera membuka pintu setelah beberapa kali bel berbunyi.
Setelahnya segera masuklah pria tampan dengan stelan jas hitam, celana hitam dan dasinya tak ketinggalan.
Semua pun menyambut dengan hangat kedatangannya, kecuali Jeon dan Rose.
Rose terlalu takut untuk tersenyum pada pria itu, sementara Jeon menatap sinis pria itu.

"Maaf jika kedatangan saya mengganggu ketenangan keluarga Bapak hari ini.
Sebelumnya perkenalkan, saya Enzo Levian Domani.
Teman Jeon dan Rose semasa SMA dahulu." ujar Enzo menyalami Pak Chandra.

"Perkenalkan juga, saya Chandra Wirawan Juwono, ayah Jeonanthan dan istri saya Kirana Sarasvati Juwono.
Dan kedatangan nak Enzo sama sekali tidak mengganggu, kebetulan saya juga ingin kenal dengan teman Jeon.
Karena dari dulu saya istri saya tinggal di Surabaya, sedangkan Jeon sekolah di Jogja dan tinggal bersama neneknya.
Jadi ya.. Saya kurang begitu mengenal siapa-siapa saja teman-teman Jeon." ujar Pak Chandra sembari tersenyum.

Enzo kembali tersenyum manis sebelum menjawab.

"Kedatangan saya kemari sebenarnya untuk meluruskan suatu kesalahpahaman yang terjadi beberapa waktu yang lalu antara saya, Jeon dan Rose.
Saya tidak ingin Jeon berfikir yang tidak-tidak setelahnya."

Sejenak semua saling pandang sembari mengangguk pelan.
Sementara Jeon masih menatap sinis Enzo di depannya.

"Jadi begini, awalnya secara tak sengaja bertemu dengan Rose saat dia baru selesai mengantar Jeon ke bandara untuk berangkat tour.
Dan saya melihat ban mobil yang dikendarai Rose pecah di jalanan yang cukup sepi.
Karena saya khawatir terjadi hal yang tidak di inginkan pada Rose yang sendirian, maka saya berinisiatif mengantarnya pulang dan Rose menyuruh supir untuk mengurus mobilnya."

"Tapi loe pake mampir segala ke rumah gue, mana berduaan doang lagi." celetuk Jeon."

"Ya, gue minta maaf.
Harusnya hari itu gue tolak tawaran Rose buat mampir."

"Oh, jadi Rosie yang nawarin buat mampir..!?" sinis Jeon melirik sang istri yang hanya menunduk."

"Jangan salahin Rosie Je, dia cuma menghormati gue sebagai tamu.
Gue aja yang kurang tau waktu." ujar Enzo.

"Seandainya loe nyadar sejak awal, gakkan begini jadinya.." jawab Jeon tersenyum miring.

"Jeon, jaga sikap kamu.." desis Pak Chandra.

"Loe sengaja ya numpahin minuman loe biar Rosie bisa bantuin loe buat ganti baju..!?" tanya Jeon lagi.

Sontak semuanya terkejut, begitupula Rose seketika memandang Jeon yang berusaha mengontrol amarahnya saat ini.
Sementara Enzo masih terdiam mencoba memilih kata yang tepat sebelum menjawab.

"Kaget kenapa gue bisa tau..??
Gue udah tau semuanya Zo dari awal kedatangan loe sampe akhir.
Banyak CCTV dirumah gue kalo loe pengen tau.
Dan bukannya orang berpendidikan kayak loe harusnya tau apa itu sopan santun.?" tanya Jeon sekilas melirik Pak Wilman.

"Gue emang gak sengaja numpahin minuman itu Je, dan Rose cuma nyerahin baju ganti buat gue pake setelahnya, gak lebih dari itu.
Dan sorry gue bakal ganti baju loe yang gue pake kemarin.."

"Loe ngerasa lebih kaya dan hebat dari gue.!?
Ini bukan soal baju bro..
Tapi soal menjaga batasan antar temen apalagi temen loe ini statusnya masih istri orang." tekan Jeon.

"Sekali lagi gue minta maaf Je, gue akui gue salah.
Dan jangan loe salahin Rosie soal ini."

Pak Chandra yang mendengar perdebatan sengit antar dua pria tersebut seketika maju untuk menengahi.
Ia mencoba adil dan ingin memihak siapapun.

Papa Rock N RollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang