Pukul 06.30 Rose baru keluar dari kamarnya dan menuju ke dapur.
Terlihat sang putri ternyata sudah lebih dulu mengisi ruang makan untuk sarapan paginya sendirian.
Sementara sang ART terlihat sibuk melayani gadis kecil tersebut.Rose berjalan pelan dengan bedhrobe masih membungkus tubuhnya yang hanya berbalut lingerie.
Ia sadar hari ini memang kesiangan, dan memilih untuk segera keluar menemani sang anak sarapan sebelum berangkat kekolah."Mama tumben bangun siang..?!
Belum mandi lagi." tanya Bianca."Iya, Mama bahas kerjaan sampe malem sama Papa, jadi jam tidur Mama agak berkurang." jawab Rose seadanya sembari menuang air putih dalam gelasnya.
Dan Bianca hanya mengangguk pelan sembari melanjutkan memakan cerealnya.
Pagi ini meja makan sangat sepi, tentu Jeon belum bangun juga akibat kegiatan smalam, dan Mitha masih mengurung diri di kamar.
Biasanya ocehan gadis itu bersama Bianca sdah memenuhi rungunya dipagi ini."Bi.. Mitha belum turun buat sarapan?!" tanya Rose pada ARTnya.
"Belum, Bu..
Dari semalem Non Mitha juga ndak makan.." jawab sang ART sejenak menghentikan kegiatannya.Rose menghela nafas sejenak, ia hafal betul tabiat sang adik jika sudah merajuk ataupun marah seperti ini.
Mitha akan betah hanya mengurung diri di kamar seharian tanpa makan dan minum.
Itulah kenapa dulu saat SMA gadis itu sering sekali terkena magh bahkan typus jika setelah bertengkar dengan sang ayah.
Mitha anak muda yang haus kebebasan, sementara ayahnya priayi jawa yang berpedoman pada tata krama dan keselarasan hidup.
Suatu kombinasi yang susah untuk di satukan."Emm.. Tolong bikinin susu sama sandwich ya Bi, lalu temenin saya nganter makanan itu ke kamar Mitha." ujar Rose.
"Baik, Bu.." jawab sang ART segera beranjak kembali ke dapur.
Lalu Rose bangkit menuju laci barang-barang guna mengambil kunci duplikat kamar Mitha.
Ia tahu betul pasti adiknya itu masih mengunci kamarnya dari semalam.
Setelah ia mendapatkan kunci itu, kini perlahan Rose berjalan menuju tangga yang menghubungkannya pada kamar sang adik di atas sana.
Ya sudah bisa di tebak kenapa Rose berjalan perlahan bukan?
Tentu itu karena perbuatan Jeon semalaman."Bi.. Udah siap makanannya?" seru Rose.
"Iya Bu, sudah.." jawab sang ART sembari berjalan dari arah dapur membawa nampan berisi segelas susu dan dua potong roti sandwich berselaikan coklat dan strawberry kesukaan Mitha.
Setelah sampai di depan kamar Mitha, Rose langsung saja membuka pintu kamar itu dengan kunci duplikat di tangannya.
Barulah setelah pintu terbuka, Rose mengambil alih nampan itu dan bersiap membawanya masuk ke dalam."Bibi bisa lanjutin pekerjaan lainnya, biar saya bawa ini sendiri." ujar Rose.
"Baik, Bu.."
Setelah kepergian ARTnya, perlahan Rose masuk kedalam kamar luas bernuansa putih cokelat tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Rock N Roll
RomanceDia Papaku.. Papa Rock N Roll Sebuah rahasia dalam sebuah cinta