Jalan Kebahagiaan

225 32 11
                                    

Jeffry akhirnya ditetapkan sebagai tersangka setelah mengantongi beberapa pasal kejahatan yang ia perbuat.
Pembunuhan serta pemerkosaan, pelecehan seksual serta, penganiayaan dan pembuatan serta penyebaran video asusila antara Jeon dan Imelda.
Beberapa saksi telah dikumpulkan dan semua mengatakan bahwa Jeon hanya dijebak, namun polisi akan menunggu keterangan langsung dari pihak Jeon untuk penyelidikan lebih lengkapnya.
Karena pasal yang begitu banyak dan berat, bisa saja Jeffry akan terancam hukuman mati nantinya.

Sementara selama 2 hari ini nyatanya Jeon masih belum sadarkan diri dari koma setelah melakukan operasi pada kepala dan perutnya.
Karena bakteri telah menyerang organ dalam Jeon yang mengalami luka tusukan, maka dokter akhirnya harus memotong bagian ususnya sekitar beberapa centi.
Itulah yang membuat Jeon masih belum sadarkan diri hingga saat ini, mungkin juga karena pengaruh bius yang dokter berikan.

Rose terus setia duduk disamping Jeon yang masih terbaring lemah dengan selang-selang infus dan alat bantu pernafasan yang menempel mulutnya itu.
Rose menghabiskan waktunya dengan membaca buku kesukaannya disamping Jeon, sesekali iapun seolah mengajak Jeon untuk mengobrol kendati pria itu tak menjawab apapun.
Hingga tak berapa lama muncul Pak Chandra dan Bu Kirana menghampiri Rose didalam ruangan tersebut, membuat Rose sejenak menghentikan kegiatan membacanya.

"Rosie.. Udah waktunya makan siang sayang, kamu makan dulu ya.." ujar Bu Kirana.

"Emm.. Rosie nggak laper Mi.." ujar Rose.

"Sayang, jangan sampe kondisi Jeon yang kayak gini bikin kamu jadi nggak perhatiin kesehatan juga.
Jeon pasti juga sedih nantinya kalo tau kamu begini."

"Gimana aku bisa makan Mi, sementara Jeon aja lagi kayak gitu." lirih Rose.

Bu Kirana menghela nafas pelan, lalu kini wanita itu memeluk mantan menantunya tersebut.
Dengan lembut ia usap punggung Rose yang tampak lunglai tersebut.

"Makasih ya sayang, karena kamu begitu mencintai anak Mami.
Meskipun dia pernah nyakitin kamu sampe kayak gitu kemarin..
Mami bener-bener minta maaf sama kamu Rosie.."

"Lupain semua yang udah berlalu Mi..
Rosie udah ngelupain semua, dan pengen memulai semua dari awal.
Rosie sadar semua yang terjadi, sama-sama kesalahan kami berdua.
Dan kami pun minta maaf ke Mami dan Papi karena udah bikin kalian kecewa."

"Mami dan Papi selalu berdoa dan berharap semoga rumah tangga kalian nanti menjadi lebih baik.
Dan kalian bisa menjadi orangtua yang lebih baik lagi untuk anak-anak kalian."

"Ameen, Makasih Mi..
Rosie bahagia karena bisa jadi bagian dari keluarga Mami dan Papi lagi."

Bu Kirana terkekeh pelan, lalu melepaskan pelukan tersebut.
Membuat Rose pun ikut tersenyum.

"Selamanya kamu akan tetep jadi anak menantu Mami dan Papi, sayang.." ujar Bu Kirana mengusap pipi Rose.

Pulang dari rumah sakit, Rose memutuskan menjemput Bianca ke sekolah.
Karena dari kemarin nyatanya gadis itu sama sekali belum mau dekat kembali dengan kakek neneknya.
Rose tau bahwa ia masih merasa kecewa pada semua orang kemarin.
Dan saatnya kini untuk Rose meminta maaf dari hati ke hati dengan putrinya.

Sedikit info saja, berita tentang pertunangannya dengan Enzo tentu telah menjadi buah bibir dikalangan berbagai masyarakat, terutama media infotainment.
Meskipun acara tersebut diselenggarakan private, namun tak menutup kemungkinan desas desus bahwa pertunangan tersebut batal karena sang mantan suami telah digulirkan dari mulut ke mulut.
Dan saat ini tentu Rose pun menghindar dari keramaian, karena tentu wartawan saat ini sedang gencar memburu keterangan darinya.

Bianca berjalan sembari menatap mobil sang ibu dari kejauhan.
Tampak wanita tersebut duduk didalam mobil sembari memandangnya dari balik kacamata hitamnya.
Bianca masih diam kala Rose turun dan berjalan menghampirinya.

Papa Rock N RollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang