Perpisahan.

288 25 15
                                    

Mobil Mercedes berwarna putih tersebut kini perlahan mulai memasuki garasi mansion yang nyatanya sudah lebih dulu terisi oleh mobil hitam milik Jeon.
Sejenak Rose mengatur nafasnya sebelum turun, setelahnya kini ia mulai keluar dari mobilnya dan berjalan perlahan menuju ruang tamu.
Dan ternyata kedatangannya telah di sambut oleh Jeon yang kini berdiri di tengah-tengah ruang tamu dengan posisi bersedekap dada dan memunggunginya.
Rose pun memasang wajah sedatar mungkin, menahan semua amarah yang bisa saja ia keluarkan saat ini juga.

"Darimana kamu.!?" tanya Jeon datar.

"Dari studio kamu." jawab Rose tak kalah datar.

"Ngapain kamu pake kesana segala.!?
Terus kamu ngebiarin anak kamu pulang sendiri kayak tadi.??" pekik Jeon.

"Aku emang telat jemput Bianca karena aku lagi sibuk nyari bukti perselingkuhan kamu."

"Perselingkuhan apa..!??
Jaga mulut kamu Rosie...!!" hardik Jeon.

Rose tersenyum miring lalu merogoh sesuatu dari dalam tasnya.

"Kamu masih nanya perselingkuhan apa, hah..!??
HARUSNYA KAMU YANG JAGA MATA SAMA HATI KAMU JEON......!!!"

Sraakk..!!

Rose melempar bukti-bukti pemesanan mobil tersebut tepat di wajah Jeon.
Jeon terkejut bagaimana bisa istrinya bisa menemukan benda tersebut.
Mungkin ini salah satu kecerobohan Jeon meletakkan bukti tersebut sembarangan di dalam laci kerjanya.
Sebenarnya ia juga tak pernah terfikir bahwa Rose akan senekat itu pergi ke kantornya dan menggeledah seisi ruangannya.

Buru-buru Jeon mengambil semua kertas-kertas tersebut lalu setelahnya ia mencengkeram tangan Rose dan menyeretnya ke dalam kamar.
Sekuat tenaga Rose merontapun nyatanya tenaga Jeon jauh lebih kuat darinya.
Hingga kini akhirnya ia hanya bisa pasrah berjalan dengan terseok akibat ulah suaminya tersebut.

Brrakkk...!!!

Jeon membanting pintu dengan keras lalu menghempas cekalan tangannya pada Rose dengan kasar.

"Lancang kamu ya berani obrak abrik barang-barang aku, hah...!!" desis Jeon menunjuk wajah Rose dengan telunjuknya.

"AKU GAK BAKAL SENEKAT INI KALO KAMU GAK MAIN GILA DI BELAKANG AKU, JE.....!!!" teriak Rose tak tahan.

"JANGAN BERANI TERIAK KE AKU ROSELLYN.....!!!" bentak Jeon mendorong tubuh istrinya ke tembok lalu ia melayangkan pukulan ke tembok sebelah wajah Rose.

Rose yang terkejut hanya bisa menutup wajahnya yang ketakutan.
Untuk kali ini Jeon begitu berbeda dan menyeramkan baginya.
Namun sekuat tenaga Rose mencoba menahan air matanya agar tak terlihat lemah di depan pria itu.
Sementara Jeon masih menatap tajam padanya dengan nafas yang memburu karena amarahnya yang memuncak.

"Kamu selingkuh sama Imel kan...!?" desis Rose.

Jeon menutup mata menghindari tatapan sendu istrinya menahan kesakitan di sana.
Sungguh Jeon tak sanggup menatap wajah pilu itu sekarang.

"Aku harap kamu jujur ke aku, karena aku udah gak nerima apapun alasan dari kamu, Je.
Karena aku udah lihat sendiri kamu keluar dari rumah Imel tadi." ujar Rose menatap lekat suaminya tersebut.

"Oh.. Jadi seharian ini kamu mata-matain aku, iya..!!??" tanya Jeon mulai meninggikan suaranya.

"Berhenti ngalaihin pembicaraan, Jeon...!!
Kamu cukup jawab jujur kalo yang aku lihat semua tadi bener.
Dan aku yakin seratus persen mobil seharga 2.5 miliar itu juga buat dia kan...!!" pekik Rose.

"Iya..
KALO SEMUA ITU BENER KENAPA....???" bentak Jeon menatap nyalang istrinya.

Rose membeku mendengar ucapan Jeon tersebut, seluruh dadanya terasa nyeri.
Bukan karena bentakan Jeon, namun karena jawaban kejujuran pria tersebut pada akhirnya.

Papa Rock N RollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang