Keputusan Gila.

254 22 27
                                    

Rose menangis di dalam kamarnya, seperti biasa ia akan mengunci pintu kamarnya dan tak membiarkan suaminya itu masuk.
Jeon pun memilih untuk tak mengganggu Rose malam ini dan memilih tidur di studionya di dalam rumah.

Ia merebahkan diri di kursi dengan mata terpejam, lagi-lagi ia tak bisa berfikir jernih jika sudah berhubungan dengan wanita yang bernama Imelda.
Karena memang setengah hatinya menolak untuk menerima kenyataan tersebut.

Paginya Rose ternyata tetap bangun lebih awal guna menyiapkan sarapan untuk semuanya, walau matanya terlihat sembab setelah menangis semalaman.
Sebenarnya ia juga bertanya-tanya kemana suaminya tersebut tidur semalam, karena nyatanya Jeon tak menyusulnya ke kamar.
Apakah Jeon memang sudah tak ingin membujuknya lagi ketika ia sedang marah?!
Entahlah, Rose mencoba tak peduli.

Sang ART yang sempat mendengar pertengkaran kedua majikannya semalam pun tak ingin terlalu banyak bertanya.
Terlebih sang nyonya yang terlihat lebih pendiam pagi ini.

Setelah meneguk segelas air putih, nyatanya kini Rose beranjak menuju kamar tamu.
Tentu saja ia ingin memastikan apakah suaminya tidur di sana atau tidak.
Namun setelah ia mengintip ke dalam kamar tersebut, nyatanya kosong, Jeon tak tidur di sana.
Tak mungkin juga jika Jeon tidur di kamar sang anak, karena tempat tidur milik Bianca tipe single bed yang hanya mampu untuk menampung satu orang.
Hingga akhirnya ia dengan ragu berjalan ke arah studio atau ruang kerja suaminya tersebut.
Dan ternyata benar, kini ia mendapati Jeon tidur meringkuk di sofa ruang kerjanya tersebut dengan sebelah tangan menopang kepalanya, tanpa bantal dan selimut.
Rose sedikit terenyuh melihat Jeon sekarang, namun perlakuan Jeon semalam serta kebohongan Jeon kembali berputar di kepalanya.
Akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari ruangan tersebut tanpa berniat membangunkan suaminya.

Rose memutuskan untuk pergi ke kamar sang putri guna melihat apakah gadis itu sudah bangun dan mandi, karena ia memang harus pergi ke sekolah.

Tok.. Tok.. Tok..

"Sayang, udah bangun belum.!?
Ayo bangun, hari ini kamu sekolah..!!" panggil Rose dari luar pintu.

"Udah kok Ma.. Bian lagi ganti baju.." teriak sang putri dari dalam.

"Yaudah Mama tunggu di meja makan ya.."

"Iya...!!"

Setelahnya Rose turun dari lantai dua dan kembali menuju dapur guna menyiapkan sarapan pagi untuk semua.
Ternyata menu sarapan baru selesai di masak dan tinggal menyajikan ke meja makan.

"Udah semuanya Bi'..??" tanya Rose pada sang ART yang meletakkan telur mata sapi di atas piring.

"Udah Bu', tinggal bikin kopi buat Bapak sama susu buat Non Bian.."

"Biar saya aja yang bikin.." ujar Rose beralih mengambil dua gelas di rak.

Jeon terbangun setelah merasakan pegal di beberapa bagian tubuhnya.
Bagaimana tidak, ia tidur di sofa yang memang ukurannya tak selebar dan sepanjang tempat tidurnya.
Dan posisi tidurnya yang terus meringkuk sejak semalam.
Kemudian ia bangkit dan memilih duduk bersandar di sofa sejenak untuk mengumpulkan kesadarannya.
Tiba-tiba ia teringat kembali pertengkarannya dengan Rose semalam, Jeon tahu Rose mulai berfikiran macam-macam dengannya.
Tapi yang Jeon kira mungkin Rose hanya menebak-nebak tanpa tahu yang sebenarnya bahwa ia kemarin benar pergi seharian dengan Imelda.
Dan tujuannya saat ini adalah meminta maaf pada Rose atas kesalahannya membentak kemarin malam.
Perlahan Jeon bangkit dari duduknya lalu keluar menuju meja makan.
Di sana ternyata sudah berkumpul semuanya bersiap untuk sarapan.
Pandangan Jeon tertuju pada Rose yang tampak diam dan sibuk mengaduk susu hangatnya.

"Papa kok dari atas?
Gak tidur di kamar emang.!?" tanya Bianca.

"Papa ketiduran di studio semalem, karena banyak kerjaan." ujar Jeon tersenyum.

Papa Rock N RollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang