the music

50 6 0
                                    

Matahari pagi memancarkan cahaya hangat di Mansion Lee yang mewah saat sebuah mobil suv hitam berhenti di depan pintu masuk yang megah. Lee Byung Hun dan Lee Min Jung, keluar dari mobil, wajah mereka terukir kelelahan dan kekhawatiran.

Minho, yang telah mondar-mandir di foyer sejak subuh, bergegas maju untuk menyambut mereka. Kelegaan menyelimutinya saat ia memeluk kedua orangtuanya dengan erat.

"Eomma, Appa! akhirnya kalian kembali!" serunya, suaranya dicampur dengan sedikit nada gembira yang dipaksakan. "We missed you so bad."

Byung Hun, membalas pelukan itu. "Minho, kami juga merindukan kalian semua. Tapi di mana Seungri? Apakah dia baik-baik saja?"

Senyum Minho sedikit goyah. "Dia... dia sedang istirahat, masih tidur." ia tergagap, mencoba mengulur waktu. "Dia mengalami sedikit setback kemarin, tapi dia akan baik-baik saja."

Min Jung, mengangkat alisnya dengan skeptis. "setback? Minho, apa yang sebenarnya terjadi?"

Minho berdeham, pikirannya berkecamuk. Dia tahu orang tuanya tidak akan senang. Mereka sangat protektif terhadap Seungri, terutama dalam hal kondisi jantungnya. Minho harus menemukan cara.

"Tidak ada yang serius, eomma," suaranya diukur dengan hati-hati. "Hanya sedikit stres karena tugas kuliah, kurasa. Dia terlalu memaksakan diri akhir-akhir ini."

Byung Hun mengerutkan keningnya. "Stres? Minho, kita sudah membicarakan hal ini. Dia harus memprioritaskan kesehatannya."

Min Jung, yang selalu tanggap, menyadari ketidaknyamanan Minho. "Minho" katanya, suaranya tegas "kami di sini bukan untuk berkelahi. Kami hanya ingin melihat Seungri dan memastikan dia baik-baik saja."

Minho tahu tidak ada gunanya mengulur-ulur waktu lagi. "Baiklah," ia menghela nafas. "Tapi cobalah untuk tidak terlalu keras padanya."

Dengan berat hati, Minho menuntun kedua orangtuanya menaiki tangga megah rumah mereka. Ia melirik dengan cemas ke arah kamar Seungri, berharap adiknya sudah bangun dan bersiap menghadapi konfrontasi yang tak terelakkan.

Saat mereka sampai di ambang pintu, Minho ragu-ragu sejenak sebelum mengetuk pintu dengan lembut. "Seungri?" dia memanggil. "Eomma dan Appa ada di sini."

Dari dalam kamar, terdengar jawaban yang teredam. "Tunggu sebentar, hyung!"

Minho menarik napas dalam-dalam, memberikan senyum meyakinkan kepada orang tuanya. "See? he just getting ready!"

Byung Hun dan Min Jung saling berpandangan, wajah mereka muram. Mereka tahu betul sifat pemberontak putra bungsu mereka. Ini tidak akan menjadi percakapan yang mudah.

Beberapa saat kemudian, pintu kamar berderit terbuka, memperlihatkan Seungri. Dia terlihat pucat dan lemah, lingkaran hitam di bawah matanya terlihat jelas karena kurang tidur. Dia masih mengenakan piyama, masker oksigen menggantung di lehernya.

Melihat putra mereka dalam kondisi seperti itu membuat Byung Hun dan Min Jung seperti terkena pukulan keras. Semua kemarahan dan kekecewaan yang mereka rasakan seketika mencair.

"Seungri!" Min Jung berteriak, bergegas ke sisi Seungri dan memeluknya, berhati-hati untuk tidak terlalu menekannya. Suara Min jung bergetar karena emosional, dia berbisik, "Oh, honey, what happened?"

Seungri menggumamkan sapaan pelan. Dia merasakan ada yang mencekat suara di tenggorokannya, campuran rasa malu dan rasa bersalah di dalam dirinya.

Byung Hun meletakkan tangannya di bahu Seungri, suaranya kasar namun penuh dengan keprihatinan. "We heard you weren't feeling well. what happened, son?"

Seungri terdiam sejenak, tatapannya berpindah-pindah dengan gugup antara orang tuanya dan Minho. Akhirnya, dia berbicara.

Seungri bergumam setengah berbohong, suaranya nyaris tak terdengar. "Hanya saja... kuliah, kau tahu? Banyak tugas dan deadlines akhir-akhir ini. Itu membuatku stres."

Rebellious Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang