get through this

30 4 0
                                    

Pagi itu di rumah keluarga Lee, suasana cukup tenang. Minho dan kedua orang tuanya, Lee Min Jung dan Lee Byung Hun, sudah berkumpul di ruang makan untuk sarapan. Mereka berbicara dengan suara pelan, masih terbawa perasaan khawatir yang tersisa dari kejadian semalam. Namun, mereka mencoba untuk menjalani pagi itu dengan tenang, menikmati waktu bersama sebagai keluarga.

Minho, yang masih terlihat sedikit lelah, terus mengamati pintu ruang makan, menunggu kedatangan Seungri. Dia tahu adiknya mungkin masih tidur setelah malam yang begitu melelahkan. Mrs. Lee, duduk di sampingnya, sesekali melirik ke arah pintu, tak sabar menunggu Seungri bergabung dengan mereka.

Akhirnya, pintu ruang makan terbuka perlahan, dan Seungri masuk dengan langkah pelan. Masih terlihat mengantuk, rambut putihnya sedikit berantakan, dan wajahnya tampak lebih pucat dari biasanya. Tanpa perlu berkata apa-apa, Mrs. Lee segera bangkit dari kursinya dan berjalan mendekati Seungri.

"Sayang, kamu sudah bangun. Come here, duduk bersama kami," kata Mrs. Lee dengan lembut, membimbing Seungri ke kursinya. Dia mencium kening Seungri dengan penuh kasih sayang sebelum duduk kembali di tempatnya. "Bagaimana perasaanmu pagi ini, hm?"

Seungri hanya mengangguk pelan, matanya masih setengah tertutup, seolah-olah dia masih berada di antara dunia mimpi dan kenyataan. Dia merasa hangat di dalam ketika merasakan perhatian dari ibunya, meskipun ada perasaan lelah yang masih melekat.

Mr. Lee, yang duduk di ujung meja makan mewah itu, mengamati putranya dengan cermat. "Seungri, kamu baik-baik saja, nak?" tanyanya dengan nada yang penuh perhatian. "Kamu terlihat masih lelah. Jika butuh lebih banyak waktu untuk istirahat, kami bisa atur itu."

Seungri tersenyum tipis, mencoba meyakinkan kedua orang tuanya. "I’m okay, appa. Just a little tired, but I’m fine." Namun, senyumnya tidak mencapai matanya, dan itu tidak luput dari perhatian Minho.

Matanya memperhatikan setiap gerak-gerik adiknya. "Apa ada yang masih mengganggu pikiranmu?"

Seungri menundukkan kepalanya, menggigit bibir bawahnya sejenak. Dia tahu bahwa keluarganya akan terus menanyakan ini sampai dia mengungkapkan segala yang masih mengganggunya. "It’s just... you know yesterday was really hard. There’s been a lot on my mind lately... about school, about... everything." Suaranya terdengar lemah, seolah-olah kata-kata itu terlalu berat untuk diucapkan.

Min Jung mengulurkan tangan, memegang tangan Seungri dengan lembut. "Sayang, kami hanya ingin kamu bahagia dan sehat. Kamu tahu itu, kan? Apa pun yang mengganggumu, kamu bisa bicarakan dengan kami."

Byung hun mengangguk setuju, pandangannya penuh dengan rasa khawatir. "We can talk to your professors, Seungri. If they’re putting too much pressure on you, we can make sure that doesn’t happen again. You’re not like everyone else, and they need to understand that."

Seungri menggelengkan kepalanya, ekspresinya berubah serius. "No, Appa. I can handle it. I don’t want people to think i’m weak or that i can’t keep up just because of... everything. I just need to work harder, that’s all."

Minho menyipitkan matanya, merasa tidak nyaman dengan sikap keras kepala Seungri. "Seungri, nobody is going to think you’re weak. You have nothing to prove to anyone. You should be focusing on your health first."

Namun, Seungri tetap pada pendiriannya, meskipun ada rasa takut yang masih menggantung di benaknya. "I have to do this, hyung. I can't keep relying on the family name to get through everything. I need to show them... show myself, that i can handle it."

Min Jung menghela napas panjang, jari-jarinya dengan lembut mengusap lengan Seungri. "Tapi sayang, kesehatanmu yang paling penting. Kami tidak ingin kehilanganmu hanya karena kamu terlalu memaksakan diri. Kamu tahu bagaimana kondisi tubuhmu. Please, jangan terlalu keras pada dirimu sendiri."

Rebellious Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang