real

37 5 2
                                    

Malam itu, Byung Hun masuk ke kamar Seungri, menemukan putranya berbaring di tempat tidur dengan kepala di pangkuan Min Jung. Min Jung dengan lembut mengelus rambut Seungri, tatapannya penuh kasih dan kekhawatiran yang dalam. Suasana di dalam kamar terasa begitu sunyi, hanya ada suara napas Seungri yang teratur namun terdengar berat, menandakan betapa besar beban yang sedang ditanggungnya.

Byung Hun perlahan duduk di tepi ranjang, menatap Seungri dengan penuh perhatian. "How are you feeling, Seungri?" tanyanya dengan suara lembut, mencoba menjangkau putranya yang terlihat begitu rapuh.

Namun, Seungri hanya menggelengkan kepala lemah, matanya yang biasanya cerah kini tampak suram dan penuh kesedihan. Seungri menarik selimut lebih erat, seakan ingin melindungi dirinya dari dunia luar yang terasa begitu kejam.

Byung Hun menarik napas dalam, lalu bertanya lagi, kali ini dengan nada yang lebih lembut dan penuh dorongan, "Do you want to talk about whatever is inside your head? Talking and sharing your thoughts always helps, Seungri. You know you can tell us anything."

Seungri diam sejenak, seakan mempertimbangkan kata-kata ayahnya. Air mata mulai menggenang di matanya sebelum akhirnya dia membuka mulutnya, suara bergetar ketika dia mulai berbicara, "Someone told me... that I'm not worthy for anyone... They said Jiyong... just plays with me. That he's just toying with me and that he'll get bored and leave me eventually..."

Saat Seungri mulai berbicara, tangisannya mulai pecah, membuat Min Jung dan Byung Hun panik. Mereka tahu bahwa membiarkan Seungri menangis hanya akan memperburuk kondisinya. Min Jung segera menarik Seungri lebih dekat, mengelus punggungnya dengan lembut, mencoba menenangkan tangisannya yang semakin menjadi-jadi.

"Shh, it's okay, Seungri. We're here. We love you, baby. You are so loved," Min Jung berbisik, mencoba meredakan ketakutan dan kepedihan yang tengah melanda putranya. Namun, kata-katanya seolah tidak mampu menembus dinding ketidakberdayaan yang telah dibangun Seungri di sekeliling dirinya.

Seungri perlahan duduk tegak, wajahnya memerah karena menangis, dan dia mengusap air matanya yang terus mengalir. "I am not worthy for anyone... I'm so weak... I'm just a burden to everyone..." katanya dengan suara yang hampir tak terdengar, tangisannya kembali pecah.

Byung Hun merasakan kemarahan yang membakar dalam dirinya saat mendengar kata-kata Seungri. Siapa yang berani mengatakan hal seperti itu kepada putranya? Dengan lembut namun tegas, Byung Hun menarik Seungri ke dalam pelukannya, memeluknya erat seolah mencoba melindungi Seungri dari semua rasa sakit yang sedang dialaminya.

"Who said that to you, Seungri? Who dared to say such things to you?" tanya Byung Hun dengan nada yang sedikit bergetar, menahan kemarahan yang mulai membara dalam dirinya.

Seungri terisak, menundukkan kepalanya, mencoba mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan kebenaran. "You probably don't know him... but his name is Jihoon," jawab Seungri pelan, suara dan tubuhnya bergetar. "He was a guest lecturer at my uni... He helped me a lot... We met a few times... And... he said he knew Jiyong... He said they were close... He said Jiyong is a playboy and that I'm just one of many... that Jiyong plays with..."

Mendengar nama Jihoon keluar dari mulut Seungri, Byung Hun dan Min Jung saling berpandangan, akhirnya mengerti permainan kotor apa yang sedang dimainkan oleh Jihoon. Kim Jihoon telah menyerang mereka melalui Seungri, memanfaatkan kelemahan emosional putra mereka untuk melancarkan rencana balas dendamnya. Dengan cepat, Byung Hun memutuskan dalam hati bahwa Jihoon tidak akan lolos begitu saja.

"Jihoon...," gumam Byung Hun dengan nada penuh kebencian yang terpendam. "That man... he won't get away with this. I'll make him regret ever laying a hand on you, Seungri. He'll regret ever messing with our family."

Rebellious Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang